19. vervain

7.1K 1.6K 236
                                    

Warna matamu ... cantik.”

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sepulang sekolah, aku langsung menuju padang rumput yang membentang luas di dekat danau.

Meskipun Lee Jeno kini juga termasuk ke dalam daftar tersangka paling kuat, aku tidak merasa takut sama sekali untuk bertemu berdua dengannya. Ryu dan Jaemin bahkan sangat mendukung rencanaku. Kata mereka, ini bisa menjadi kesempatan yang baik untuk menyelidiki lelaki itu lebih jauh.

"Tenang saja, dia tidak akan menyakitimu," kata Jaemin ketika aku menceritakan janji temu-ku dan Lee Jeno.

"Kenapa kau yakin sekali?"

Alih-alih menjawab, lelaki itu hanya tersenyum sok misterius.

Huft, whatever. Karena akhir-akhir ini melihat sisi serius Jaemin, aku hampir lupa jika lelaki itu kadang tidak bisa diajak bicara serius.

Sampai di tempat janjian, aku hanya sendirian. Padahal tadi aku sempat mampir ke perpustakaan dulu untuk meminjam buku, tetapi rupanya Lee Jeno masih belum datang.

Kemana dia? Sepertinya lelaki itu tadi sudah keluar kelas lebih dulu.

Desir angin sepoi-sepoi membuat tangkai-tangkai ilalang bergerak-gerak teratur. Meskipun sudah sering mengunjungi tempat ini, ternyata jika sedang sendirian, suasananya terasa sangat berbeda. Danau yang luas membentang di depan mata, ditambah suara desau dedaunan yang saling bergesekan karena ditiup angin, serta sinar matahari sore yang tidak terlalu terik membuat suasana begitu tenang dan damaiㅡsangat cocok untuk healing.

Karena Lee Jeno belum juga menunjukkan batang hidungnya, aku memutuskan untuk jalan-jalan sebentar di tengah padang ilalang, menikmati desiran angin musim semi yang sejuk.

Saat itulah, kedua mataku menangkap tumbuhan asing dan nyaris tersembunyi di tengah-tengah ilalang. Karena Ayah suka menanam bermacam-macam bunga di taman rumah di Seoul dulu, pengetahuanku tentang bunga-bungaan bisa dibilang cukup baik. Namun, aku belum pernah melihat yang satu ini.

Daunnya berbentuk tombak sementara kelopak-nya yang berwarna biru saling tumpang tindih tak beraturan.

Daunnya berbentuk tombak sementara kelopak-nya yang berwarna biru saling tumpang tindih tak beraturan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE CURSED BLOOD ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang