ㅡspin-off: fight

5.7K 1.1K 112
                                    

spin-off from chapter 38: naked truth

Isak pilu yang terdengar dari dalam kamar Livia membuat Jeno gelap mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Isak pilu yang terdengar dari dalam kamar Livia membuat Jeno gelap mata. Ia tidak berpikir panjang dan tiba-tiba kepalan tangannya sudah mendarat di rahang Na Jaemin. Lelaki itu tersungkur hingga menabrak vas bunga kaca yang berada di atas meja sampai jatuh berkeping-keping.

"Brengsek, kau membuatnya menangis!"

Siapa pun yang melihat sosok Lee Jeno sekarang, pasti akan gemetar ketakutan. Iris hitam jelaga milik lelaki itu berganti merah terang, sarat akan emosi. Urat-urat lehernya timbul, dan suaranya bergetar menahan amarah.

Na Jaemin bangkit dari jatuhnya, lantas mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah segar. Dia menatap Jeno tidak kalah tajam. "Kau pikir aku tidak merasa bersalah pada Liv? Kau pikir aku tidak menyesal?"

"Kalau kau sadar, seharusnya kau menjauh darinya sejak dulu, sialan," berang Jeno.

"Tidak akan." Jaemin berkata penuh keyakinan. "Aku akan melindunginya mulai sekarang."

Jeno menggenggam kerah baju Jaemin sampai dia kelihatan sulit bernapas. "Masih berani kau bicara begitu? Setelah membuatnya hampir berada di dalam bahaya karena kakakmu. Kau pikir Livia akan semudah itu mempercayaimu lagi, hah?"

Jaemin tidak menjawab. Perkataan Jeno barusan seolah menyerupai pisau tak kasat mata yang menusuk-nusuk sampai ke ulu hatinya tanpa ampun. Kedua tangan Jaemin masih berusaha keras melepas cengkeraman tangan Jeno yang nyaris mencekik lehernya. Mereka kini saling melempar tatapan penuh dendam.

Kepalan tangan Jeno yang mengepal di samping badannya sudah siap memberikan pukulan lagi pada Jaemin, saat tiba-tiba Renjun menahannya.


"Berhenti atau akan kubunuh kalian berdua." Renjun berujar dingin.



Chenle menimpali, "Bukan saatnya untuk bertengkar, hyung, demi Tuhan."


"Tidakkah kalian berpikir Livia akan semakin sedih mendengar kalian bertengkar tepat di luar kamarnya seperti ini?" tanya Renjun.

Mendengar itu, Jeno dan Jaemin sontak melepaskan cengkeraman tangan masing-masing dengan gerakan kasar. Keduanya saling menjauh, meskipun aksi lempar-pandangan tajam di antara mereka masih berlangsung.

"Sekarang ceritakan apa yang kalian tahu tentang Livia."

Setelah berkata demikian, Renjun menggiring ketiga temannya menuju ruang tengah rumah persinggahan tersebut ㅡsengaja menjauh dari kamar Livia, agar gadis itu tidak mendengar pembicaraan mereka.

Atmosfir di antara keempat lelaki itu terasa sangat tegang. Chenle yang biasanya suka bercanda dan jago mencairkan suasana mendadak diam tanpa kata. Akhirnya, suara Jaemin mengudara, menceritakan semua yang ia ketahui. Tentang Livia dan tentang rahasia Jung family yang disembunyikan berpuluh-puluh tahun lamanya.

THE CURSED BLOOD ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang