35. confrontation

6.1K 1.4K 349
                                    

"Sabar sebentar, Ryu, aku akan melepaskanmu."

Panik, takut, dan khawatir; semuanya bercampur jadi satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Panik, takut, dan khawatir; semuanya bercampur jadi satu.

Aku tidak bisa lagi berpikir jernih saat memutuskan untuk keluar dari kastil dan berlari tak tentu arah menuju hutan. Semerbak aroma parfum Ryu masih tertinggal agak pekat di udara, bercampur dengan bau dedaunan musim gugur dan tanah lembab.

Itu berarti, jejak Ryu dan si pelaku belum terlalu jauh.

Jangan kira aku tidak memiliki trauma malam-malam berlarian seorang diri di dalam hutan setelah kejadian beberapa waktu lalu. Bayangan Na Yuta yang nyaris membunuhku serta rasa sakit di sekujur tubuhku akibat ulah si lycan sialan itu masih membekas sangat segar di ingatanku.

Tapi persetan dengan semuanya, yang terpenting sekarang hanya keselamatan sahabatku. Sebelum semuanya terlanjur terlambat, sebelum dia dilukai oleh si penculik berengsek itu.


"LIVIA!"


Suara lengkingan panik seseorang terdengar seiring dengan cekalan yang menahan pergelangan tanganku.

"Mau ke mana?"

Penglihatanku yang semula nampak kabur tertutup air mata yang nyaris tumpah kini bisa melihat dengan jelas sosok Renjun dan Chenle. Raut wajah keduanya terlihat khawatir.

Kenapa mereka berdua bisa ada di sini?

"Ada apa Livia?" tanya Renjun, agaknya dia sedikit kaget melihat ekspresiku yang menahan tangis.

"Ryujin ..."

Tangisku pecah seketika. Kakiku mendadak lemas, hingga aku jatuh terduduk di tanah ㅡsudah tak peduli lagi jika bagian bawah gaunku kotor terkena tanah dan lumpur.

"Ryu kenapa?" Chenle ikut panik.

Baru saja aku hendak membuka mulut untuk menjawab, suara derap langkah kaki terdengar mendekat ke arah kami bertiga. Sepersekian detik kemudian, tubuhku tiba-tiba ditarik ke dalam rengkuhan erat seseorang. Aroma cedarwood langsung menyerbu indera penciumanku ㅡtak usah jadi cenayang untuk tahu siapa yang memelukku barusan.

"Dia akan baik-baik saja, Liv." Jeno mengusap kepalaku lembut. "Jangan khawatir, kita akan cari Ryujin bersama-sama."

"Sebenarnya apa yang sedang terjadi?" tanya Mark. Di sampingnya, ada Haechan dan Jisung yang juga nampak sama bingungnya.

Oh, wow.
Aku baru sadar, selain aku dan Jaemin, semua tersangka kami sedang berkumpul. Si pelaku sudah berhasil menculik Ryujin dan menyekapnya entah dimana, lantas muncul di depanku dengan wajah tanpa dosa.


Sinting.


Aku melepaskan pelukan Jeno agak keras sampai dia terlonjak kaget, kemudian berdiri menatap nyalang keenam vampire itu.

THE CURSED BLOOD ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang