22. who?

6.8K 1.4K 135
                                    

bloods

⚠ bloods ⚠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Earth to Livia!"

Aku mengerjapkan mata begitu merasakan tepukan pelan di kedua sisi pipiku.

"What are you thinking about, Liv?" Mark bertanya dengan nada geli.

Mark, aku, Jisung, Haechan, dan Ryujin sedang makan malam bersama. Jaemin tidak bergabung bersama kami. Kata Haechan, lelaki itu sedang tidak enak badan. Tentu saja aku tidak percaya. Aku tahu persis dia itu kenapa.

"Yah, dia melamun lagi," tukas Jisung.

"H-hah?"

Di sampingku, Ryu berdecak pelan.
"Kau ini kenapa, Livia? Sepertinya rohmu sedang berkelana kemana-mana."

Well, Ryujin tidak salah.

"I'm okay."

Ryu, Haechan, dan Jisung memandangiku heran, tetapi kemudian lanjut menikmati hidangan. Aku sedikit tidak nafsu makan. Bukan saja karena khawatir pada Na Jaemin, tetapi juga karena saking banyaknya informasi yang masuk ke dalam otakku hanya dalam waktu sehari.

Fakta-fakta tentang penculikan Seo Herin, sosok misterius yang dilihat Seo Johnny di depan rumahnya, percakapanku dan Na Jaemin tentang si pelaku, pertemuan mendadak dengan Na Yuta, fakta bahwa Renjun ternyata mengenal korban, bekas noda darah di jubah Renjun, dan yang terakhir kalimat Siyeon tentang Jeno yang menghilang pada jam yang sama dengan kejadian penculikan Herin.

Ada satu lagi, sebenarnya.

Sesuatu yang mengusik perasaanku.

Argh!! Aku bisa gila.

"Livia, makan dulu." Ternyata Mark masih memandangiku lamat-lamat. "Sedang banyak pikiran, ya?"

"Mmm ... tugas Mr. Park," jawabku sengaja berbohong. "Omong-omong, kenapa belum ada berita baru tentang Seo Herin, ya?"

Aku bisa merasakan suasana di meja kami berubah tegang. Jisung sampai tersedak jus jeruk ketika aku menyebut nama Herin.

"Kenapa?" tanya Ryu polos. "Kalian mengenal Seo Herin?"

Ketiga lelaki itu bertukar pandang. Sesaat kemudian, Mark menghela napas berat.
"She's a dhampir, of course we know each other."

"Dia teman masa kecil Jaemin, jadi kami juga mengenalnya," sambung Haechan. "Herin juga pernah dekat dengan Mark hyung."

Aku dan Ryujin diam-diam saling melirik.

Sepertinya selain fokus pada pencarian pelaku, kami harus mencari benang merah misterius yang menghubungkan para korban.

Tidak mungkin si pelaku memilih korban secara acak, pasti ada suatu alasan yang mendasari keputusannya.

Tidak mungkin si pelaku memilih korban secara acak, pasti ada suatu alasan yang mendasari keputusannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE CURSED BLOOD ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang