31. affection

6.9K 1.4K 305
                                    

"But promise me, don't ever get hurt again, Livia."

Suara-suara berisik di luar kamar membuat tidurku terusik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara-suara berisik di luar kamar membuat tidurku terusik.

Di saat-saat seperti ini, aku benci kemampuan vampire-ku. Panca inderaku terlalu peka dan itu tidak selalu terasa menyenangkan.

"Apa susahnya tinggal mengetuk pintu dan masuk?"

Oh, ada suara Mark Lee.

"Hyung, tapiㅡ"

"Whatever, just come in."

Pintu kamar terbuka, menampakkan presensi Mark Lee yang sedang tersenyum lebar ke arahku. Di belakangnya ada Na Jaemin, raut wajahnya terlihat kalut.

Dia kenapa?

"Good morning, Liv," sapa Mark, lalu menarik kursi dan dudukㅡdiikuti oleh Jaemin yang masih diam membisu. "Sudah baikan?"

Aku mengangguk kecil. "Jeno memberiku darah semalam dan sepertinya itu cukup membantu."

Mendengar nama Jeno disebut, ekspresi Mark berubah dingin. Astaga, seburuk itukah hubungan mereka berdua?
Namun, dia buru-buru mengulas senyum tipis setelahnya.

"Good, then," tukas Mark. "Aku kaget sekali saat semalam Jaemin bilang kau hilang di hutan."

Hilang di hutan? Whoa, what a good excuse.

"Apa yang terjadi? Kenapa bisa sampai seperti ini?"

Aku melirik Jaemin sekilas dan sialnya, dia sedang memperhatikan ke arah lain.

"Mmm, aku hanya ingin refreshing di dekat danau."

"Malam-malam begitu?"

"Sudah dari sore, kok."

Mark menghela napas. "Aku lebih kaget lagi saat bertemu Jaemin dan Siyeon yang berdarah-darah. Kau tahu sesuatu, Liv?"

Aku menggeleng cepat. Terlampau cepat, sepertinya. "Siyeon kenapa?"

Mark mengangkat bahunya clueless. Sebelum dia bertanya lebih lanjut tentang kejadian semalam, aku buru-buru mengalihkan topik.

"By the way, aku sudah penasaran sejak semalam. Ini tempat apa?"

"Rumah singgah milik Lee Jeno," kata Mark.

"Milik Jeno?" ulangku tidak percaya. "Dia punya rumah sendiri?"

"Well, sebenarnya ini satu dari banyak rumah milik keluarga kamㅡkeluarganya, maksudku." Mark langsung gelagapan begitu dia salah bicara, namun aku berpura-pura tidak sadar. "Lambat laun berubah fungsi sebagai basecamp Jeno dan teman-temannya."

Aku manggut-manggut, teringat kata Jaemin tentang keluarga Jeno yang kaya-raya.

"Lalu, siapa yang mengganti bajuku semalam?"

THE CURSED BLOOD ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang