16. the list

7.1K 1.5K 92
                                    

"Barang yang sudah diberikan, tidak dapat diminta kembali."

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Astaga, aku benar-benar dibuat merinding.
Siapa sangka jerih payah kami bertiga yang sampai sengaja bolos kegiatan club demi melanjutkan penyelidikan abal-abal ternyata membuahkan hasil mencengangkan.

Pantas saja para korban begitu mudah dikelabui. Tidak ada perempuan yang tidak luluh jika menerima surat cinta berisi kata-kata rayuan manis dan juga liontin emas berkilauan. Gadis-gadis itu pasti tidak menaruh curiga sama sekali.

Modus operandi yang sangat cerdik, sekaligus mengerikan.

"Kalau begitu, berdasarkan petunjuk yang kita temukan, bisa jadi si pelakuㅡatau antek-anteknyaㅡsatu sekolah dengan kita," kata Jaemin.

Aku mengangguk setuju. "Jinyoung bilang, Lia menemukan surat itu sengaja diselipkan di lokernya."

Perasaan ngeri sekaligus amarah muncul bersamaan ketika aku membayangkan si brengsek kejam itu bisa tidur nyenyak di kasur empuk asrama setelah semua kejahatan yang dilakukannya.

"Tetapi bisa saja si pelaku menyelinap ke sekolah kita?" timpal Ryujin.

Jaemin menggeleng. "Kau tidak tahu? Selain guru dan siswa terdaftar, kau tidak bisa bebas keluar-masuk kastil."

Aku mengangkat alis tertarik. "Oh ya?"

"Ya, Redroofs sudah disihir sedemikian rupa," kata Jaemin. "Itu yang kudengar dari Mr. Park ㅡguru sejarah."

Oke, itu semakin menguatkan bukti bahwa salah satu pelaku merupakan siswa sekolah kami.

Pertanyaannya ... siapa?

Dan atas dasar apa dia melakukan kejahatan keji semacam ini?

Tiba-tiba Ryujin mengeluarkan buku notes kecil dari saku jubahnya. Ia membalik beberapa kali sebelum menemukan halaman kosong dan menuliskan sesuatu di sana;

Daftar vampire half-bloods dan vampire pure-bloods di Redroofs School.


Aku dan Jaemin bertukar pandangan. Benar juga, kami masih punya satu petunjuk penting. Pengirim surat itu adalah vampire. Artinya, pencarian si pelaku bisa semakin dipersempit.

Jaemin dan Ryu sibuk mengisi daftar, sementara aku hanya memperhatikan. Kedua anak itu jelas lebih tahu daripada aku si pendatang baru yang bahkan belum genap sebulan pindah ke Morana.

"Whoa, ternyata tidak sebanyak yang kukira," ujarku lega setelah melihat daftar tersangka. "By the way, kenapa ada namaku di sana?"

"Ini hanya list, Livia," kata Ryu. "Kami tahu kau bukan pelakunya, tenang saja."

Kedua irisku meneliti daftar nama di notes Ryu. Total ada delapan tersangka, jika namaku dikecualikan.

THE CURSED BLOOD ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang