Ally Wooden - Part 6

859 79 2
                                    

Hai berhubung kemarin aku nggak update, sebagai penebusan rasa bersalah buat yang nungguin, hari ini aku akan update beberapa part sekaligus.

Semoga dimaafkan, hehehehe

_________________________

Sesampai di kamar hotelnya Paul bergegas mandi. Setelah itu dia mengenakan piyama hotel dan mengambil wine kemudian menuangnya ke dalam gelas sambil duduk santai di sofa lembut. Bayangannya terseret pada kejadian di rumah keluarga Fladimir tadi. Mata biru Ally yang melekat di ingatannya, wajahnya yang lembut, tangannya yang dingin dan terasa sangat rapuh saat dipegang.

Dia tampak sangat berdeda dari ayah dan ibunya. Paul merasakan sedikit ganjalan dihati tentang perbedaan yang begitu mencolok dari gadis itu dan keluarganya, itu yang dirasakan Paul selama berada di rumah itu, tapi tak kunjung menemukan jawaban.

Ingatannya beralih pada pembicaraannya dengan sang ibu begitu mereka sampai di hotel dan Paul mampir di hotel tempat kedua orangtuanya menginap. Mereka memilih menginap di hotel yang berbeda, tentu saja itu pilihan Paul supaya tidak terkesan seperti anak mama yang selalu berada di bawah ketiak orangtuanya.

"Kau tidak menginap di hotel yang sama dengna kami?" Tanya ayahnya.

"Tidak, aku sudah memesan kamar di hotel lain."

"Paul, bagaimana menurutmu." Cathertine Walton tampak tak sabaran untuk tahu bagaimana kesan puteranya terhadap gadis bermata biru bernama Ivanca Fladimir itu. Bagi Cat, ini adalah kesempatan terakhirnya menjodohkan sang putera seperti kesepakatan mereka. "Jika tidak dengan yang satu ini maka jangan pernah lagi menjodohkanku dengan siapapun Mom." Itu bunyi kesepakatan antara Paul dan ibunya, dan kalimat itu juga yang menghantui pikiran Cat hingga dia mati-matian ingin puteranya itu jatuh hati pada si gadis bermata biru.

"Soal apa mom?"

Cat merengut sekilas, "Ally, siapa lagi menurutmu?" Dengus sang ibu. "Kau berusaha mengulur waktu atau mencari alasan Mr. Walton Junior?" Cat menyipitkan matanya ke arah putera kesayangannya itu. Tingkah ibunya sering kali membuat Paul geleng kepala, tapi kali ini dia memilih tersenyum lebar.

"Entahlah, mungkin sebaiknya aku menyerah." Seloroh Paul menggoda ibunya.

"Dasar anak nakal, aku bisa tahu bagaimana cara puteraku memandang gadis yang disukainya."

"Well, Dia memang menarik." Jujurnya.

"Aku bahagia akhirnya kau menemukan gadis yang kau sukai sayang." Catherine mengusap lengan puteranya itu. "Aku akan melakukan yang terbaik untukmu."

Paul menggeleng, "Aku tidak bilang aku mengiyakan perjodohan ini mom."

"Oh Paul, kau ingin aku mati penasaran karena putera kesayanganku seorang Walton Junior memilih tetap melajang hingga ibunya mati?" Desak Cat dan itu membuat Paul tergelak, sementara sang ayah memilih untuk tidak ambil bagian dalam perang yang terjadi antara isteri dan anaknya itu.

"Oh ya Dad, soal investasi. Apakah ayah Ally memintamu menginvestasikan sejumlah dana di perusahaannya?"

"Ya kami membahasnya tadi." Angguk sang ayah.

Alis Paul berkerut. "Apa ini semacam pertukaran?"

"Pertukaran, kau pikir mereka sedang berusaha menjual puterinya?" Mr. Walton tersenyum.

"Jika itu yang terjadi maka sebaiknya pernikahan ditiadakan."

"Oh Paul, ini hanya uang kecil. Lagipula ini investasi, bisnis, mereka bukan meminta uang cuma-cuma, ada profit yang dijanjikan untuk investasi yang akan kutanamkan di perusahaan Mr. Fladimir."

"Berapa yang mereka minta?"

"Seratus juta."

"WOW." Paul menaikkan alisnya. "Itu jumlah yang tidak main-main."

"Kau sudah menjadi pebisnis sejak bertahun-tahun lalu dan kau selalu bilang, pebisnis bisa melihat apa yang tidak bisa dilihat orang lain."

"Ya tapi seratus juta Dollar untuk sebuah perusahaan kecil terlalu beresiko."

"Seratus juta untuk kebahagiaan puteraku, apakah itu berlebihan?" Catherine Walton mendekati sang putera kemudian mengusap lengannya.

"Mom, apakah satu-satunya jaminan kebahagiaan adalah pernikahan?" Paul jelas tidak setuju dengan kalimat ibunya.

Alis Catherin Walton bertaut. "Kau bisa melihat betapa kami bahagia saat ini bukan?" Dia bergeser mendekat ke arah suaminya kemudian memeluk suaminya itu dengan manja dan hangat.

"I'll think about it." Paul mengangkat bahunya. "Tapi sebelum aku membuat keputusan, jangan melakukan apapun. I bagged, both of you..."

"PAUL WALTON, kau tahu kan jika setiap menit umur ibumu bertambah, mengapa kau senang sekali menunda?" Ucap Cat gemas.

Paul tersenyum sekilas. "Aku masih berpikir mungkin mereka sedang menjual puteri mereka untuk investasi yang mereka inginkan."

"OHHHH..." Catherine memegangi kepalanya. "Jangan sampai mereka mendengar apa yang kau katakan, itu sangat menyakitkan. Lagipula gadis itu terlalu cantik untuk ditukar dengan investasi berapa juta Dollar-pun."

"Ya, kuharap begitu."

Paul terkesiap karena ponselnya tiba-tiba bergetar. Pekerjaannya di New York tidak pernah tidur, itu juga yang membuat dirinya hampir tidak pernah bisa tertidur nyenyak dimalam hari.

"Halo." Paul membuka suara.

"Mr. Walton, kami baru saja mendapat email dari MDBE dan sudah diteruskan ke email pribadimu, mereka meminta jawaban segera."

"Ok, akan kuperiksa."

Panggilan singkat itu menuntut jawaban yang memerlukan pertimbangan panjang, jadi Paul memilih untuk membuka laptopnya kemudian memeriksa emailnya, membuat beberapa panggilan dan sibuk hampit sepanjang malam.

***

00.15

Paul masih tampak terjaga tapi pekerjaannya sudah selesai. Dia menatap ke arah monitor laptopnya dalam diam. Ternyata selama satu jam terakhir dia memeriksa latar belakang perusahaan Fladimir dan menemukan fakta-fakta mengejutkan.

Gaji karyawan sudah tidak dibayarkan tiga bulan terakhir, perusahaan yang menunggak pembayaran pajak hingga keluhan soal jam kerja dan pemecatan beberapa karyawan tanpa disertai dengan keadilan soal hak-hak mereka.

Bagi Paul setiap sen uang perusahaannya sangat berharga dan harus menjadi lebih banyak lagi kecuali uang itu memang sudah dialokasikan untuk dana sosial. Tapi jika orientasinya profit perusahaan keluarga Fladimir adalah pilihan paling buruk yang pernah dia ambil.

Ally WoodenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang