"Ally, apa itu kau?" Bibi Esme membuka pintu, sementar Ally terduduk di teras rumah kecil itu dengan kaki terjulur kedepan.
"Ya." Jawabnya.
"Astaga, Ally apa yang terjadi padamu?" Bibi Esme menghambur keluar dan segera membatu Ally masuk.
"Aku terjatuh dari sepeda bi."
"Sudah kukatakan, mintalah pulang lebih awal. Perjalanan sepeda di malam hari terlalu beresiko untukmu." Omel bibi Esme.
"Aku hanya kurang hati-hati bi, aku akan lebih berhati-hati lain kali." Ujar Ally menenangkan wanita tua itu.
"Apa Robin mengejarmu?" Tanya Esme khawatir.
"Dia pria yang baik, hanya saja caranya bersikap agak sedikit berbeda." Ujar Ally. "Lagipula ini bukan karena Robin."
"Oh,... syukurlah jika brandalan itu tidak mengganggumu lagi."
"Bibi, Robin tidak pernah meyakitiku."
"Dia pernah hampir menciummu dengan paksa apa kau lupa?"
"Tidak." Geleng Ally. "Dia sudah meminta maaf lagi pula."
"Aku akan menyiapkan air hangat agar kau bisa mandi, setelah itu istirahatlah."
"Aku akan mandi, bibi tidurlah." Ujar Ally yang segera tertatih menuju kamar mandi. Dia masuk dan berdiri bersandar di pintu kamar mandi, bayangan wajah Paul seolah mengejarnya hingga kerumah.
Setelah menutup pintu kamar mandi Ally bersandar di balik pintu. Nyeri di kakinya tak terlalu dia rasakan, tapi irama jantungnya yang sedari tadi ternyata tak kunjung menentu detaknya.
Dia mengingat walah itu lagi, "Aku akan mengantarmu pulang." Kata Paul dengan wajah khawatir.
"Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri, lagi pula ini hanya luka kecil."
"Ally,..." Paul menarik tangan Ally sebelum gadis itu terpincang pergi. "Aku minta maaf untuk pertemuan terakhir kita dan hari ini."
"It's Ok." Senyum Ally sebelum akhirnya dia meninggalkan Paul. Dalam hati Ally ada sedikit penyesalan, mengapa dia tidak tinggal lebih lama, atau mengapa dia tidak memberikan kesempatan pada Paul untuk mengantarnya pulang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ally Wooden
RomansaKisah cinta seorang gadis biasa bernama Ally Wooden (tinggal di North Carolina) yang bahkan sejak kecil harus mengalami ketidakberuntungan karena ditinggalkan pergi untuk selamanya oleh sang ibu di usia delapan tahun dan ayahnya pergi untuk menikahi...