Hallooo, karena hari ini aku WFH jadi bakalan ada sedikit waktu buat update cerita ini
Mudah-mudahan bisa lancar jadi update beberapa part ya
Stay tune, makasih banyak buat yang udah kasih dukungan.
_______________________________________________________
Seminggu setelah kepergian Bibi Esme dia tinggal di rumah Mrs. Parker, ibu Robin sementara pria muda itu memilih menjaga rumah sewaan Ally, berharap ada petunjuk dari kematian bibi Esme. Karena sampai sekarang hasil penyelidikan kepolisian masih nihil.
Sementara itu Ally memutuskan untuk kembali bekerja, karena hidupnya bergantung pada gaji yang dia terima dari toko kue Mrs. Zoe. Hubungan Ally dan Layla membaik pasca kematian bibi Esme dan Layla memberikan bela sungkawa padanya dengan mendatanginya ke rumah Mrs. Parker, namun entah mengapa Layla tampak tak banyak bicara sejak itu dan memilih menjaga jarak dari Ally. Namun Ally yang bahkan belum lagi menemukan semangat hidupnya tidak terlalu menghiraukan hal itu.
***
Sore ini setelah selesai dengan pekerjaannya Ally mengambil tas dan juga baju hangatnya kemudian berjalan keluar toko. Langkahnya terhenti melihat seorang pria berdiri menyandar pada mobil hitam mengkilat dengan tangan dilipat dan tatapan lurus ke arahnya.
Ally membeku melihat pria itu, tapi pria yang bersandar di mobil itu segera menghampirinya dan memeluknya. Tubuh Ally bergetar hebat dalam pelukan pria itu dengan air mata yang berjatuhan.
Si pria menghapus jejak air mata dari wajah Ally dan mengajaknya masuk kedalam mobil.
"Aku baru mendengar berita itu tadi pagi." Ujar sang pria begitu mereka berada di dalam mobil, sementara Ally tampak terus menghapus air matanya yang tak mau berhenti jatuh.
"Aku turut berduka cita." Ujar sang pria kemudian meremas tangan Ally. Gadis itu menatap sang pria dan berucap lirih. "Terimakasih Gail." Katanya.
"Ally, ikutlah ke New York bersamaku. Aku merasa seseorang sedang berusaha menyakitimu." Kalimat itu meluncur begitu saja dari bibir Gail.
"Tidak." Tolak Ally.
"Hanya sampai pelakunya tertangkap dan setelah itu kau boleh kembali ke tempat ini." Gail berusaha meyakinkan Ally, tatapannya tajam menusuk mata gadis itu.
"Sekarang kemasi barangmu, kita akan terbang sore ini." Ujar Gail sambil menyalakan mesin mobil. Tampaknya pria itu tidak ingin Ally memberikan penolakan lagi dan Ally bisa menerima dengan logikanya bahwa Gail berniat baik, dia hanya ingin menyelamatkan dirinya, tidak lebih.
***
"Siapa kau?!" Mrs. Parker tampak marah saat Gail menjelaskan bahwa dia akan membawa Ally ke New York.
"Mrs. Parker, dia temanku." Ujar Ally membela Gail dengan suara lemah.
"Sayang, bibimu adalah teman baikku. Bagaimana aku bisa membiarkanmu pergi dengan pria asing ini? Bagaimana jika dia menyakitimu di sana, tidak akan ada yang bisa menolongmu." Mrs. Parker bahkan bersuara keras di hadapan Gail, tapi pria itu cukup sabar mendengar semua tuduhan itu. Gail mengambil selembar kartu nama dari dompetnya dan meletakkanya di atas meja.
"Itu kartunama saya." Ujar Gail, tapi Mrs. Parker justru melengos. Dia bahkan enggan melihat kartu nama itu.
"Anda akan bisa menghubungi Ally dengan Video Call, Skype, atau telepon. Dan jika anda ingin mengunjunginya, anda bisa menghubungiku, aku akan membelikan tiket pesawat untuk anda."
Alis Mrs. Parker sedikit meregang, dia menoleh ke arah Gail. "Apa kau sekaya itu?" Tanya nya polos dan itu membuat Gail tersenyum. "Tidak peduli aku kaya atau tidak Mrs. Parker, tapi kupastikan anda bisa memegang kata-kataku."
Mrs. Parker menatap Ally. "Apa kau yakin dengna keputusanmu?" Tanyanya dan gadis itu mengangguk.
"Setidaknya tunggu Robin pulang kalau begitu." Mohon wanita setengah baya itu. Sementara Ally berpikir sebaliknya, dia justru harus pergi sebelum Robin kembali ke rumah itu, mengingat apa yang terjadi saat Robin dan Paul bertemu terakhir kali, Paul dibuatnya babak belur. Dan Gail tampaknya bukan tandingan Robin dibandingkan dengan Paul.
___________________
Sekian, jangan lupa like dan komentar yaaa
![](https://img.wattpad.com/cover/226647617-288-k390148.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ally Wooden
RomanceKisah cinta seorang gadis biasa bernama Ally Wooden (tinggal di North Carolina) yang bahkan sejak kecil harus mengalami ketidakberuntungan karena ditinggalkan pergi untuk selamanya oleh sang ibu di usia delapan tahun dan ayahnya pergi untuk menikahi...