Ally Wooden - Part 3

1K 93 10
                                    

Lewat tengah hari dan semua persiapan selesai. Saat ini Mrs. Fladimir sedang menikmati tidur siangnya karena dia berpikir bahwa dirinya harus tampil sangat cantik dihadapan Mrs. Walton, semua orang tahu bahwa Catherine Walton adalah wanita elegan dan berkelas dengan kecantikan yang paripurna.

Sementara itu Robert Fladimir, meski dia akhrinya menyetujui rencana pertunangan itu tapi masih ada ganjalan didalam hatinya tentang keinginan hati Ivanca puterinya. Akhirnya dia memutuskan untuk bicara dengan Ivanca dan mendatangi kamarnya.

Tok Tok

Dia menunggu di luar kamar dengan gelisah, tapi saat mengulang mengetuk hingga tiga kali akhirnya dia membuka pintu itu dan mendapati kamar Ivanca kosong.

"Kemana dia?" Gumam Mr. Fladimir pada dirinya sendiri.

Dia keluar dan secara kebetulan Ally melintas untuk memasukkan pakaian yang sudah bersih ke lemari Ivanca.

"Kau melihat Ivanca?" Tanya Mr. Fladimir. Ally membeku, tenggorokannya kering, dia tidak bisa menjawab pertanyaan itu, dan memilih untuk menggeleng.

"Kemana dia." Mr. Fladimir tidak menaruh curiga pada gadis itu dan langsung meninggalkan kamar puterinya kemudian memilih menyisir seluruh ruangan dan halaman untuk menemukan puterinya. Dia mencoba menghubungi ponsel Ivanca tapi nihil, gadis itu sudah mematikan ponselnya.

Mr. Fladimir yang panik segera memberitahu isterinya tentang hilangnya Ivanca dan seluruh isi rumah ikut panik mencari gadis itu. Bahkan Ally juga panik, bukan karena Ivanca hilang, tapi bagaimana jika semua orang akhrinya menyadari bahwa dia satu-satunya orang yang tahu kemana pergilnya Ally.

Semua orang diperintahkan untuk mencari sementara Mr. Fladimir dan Aurora memilih untuk bertengkar.

"Kau yang memaksanya melakukan ini!" Tuduh Mr. Fladimir.

"Aku tidak menyangka dia akan senekat ini." Aurora tampak menyesal.

"Sekarang apa? Kau kehilangan puterimu sendiri karena obsesimu." Mr. Fladimir terlihat frustasi.

"Jangan membentakku, kita harus menyelamatkan makan malam ini."

"Oh come on, Aurora jangan gila." Mr. Fladimir menggelengkan kepalanya, seolah dia tidak percaya jika isterinya masih terobsesi dengan pertunangan itu.

"Kau tahu usahamu akan segera bangkrut Fladimir, apa yang ada di dalam kepalamu jika makan malam ini berakhir dengan mengecewakan!" Aurora berteriak.

"Aku tidak ingin hidup miskin Fladimir, camkan itu baik-baik. Dengan atau tanpa Ivanca, pertunangan ini akan tetap berlangsung."

"Kau gila!"

"Ya... aku gila semenjak menikah dengan pria bodoh sepertimu!"

Ally yang terjebak di antara pertengakaran itu karena dia satu-satunya orang yang masih berada didalam rumah berdiri gemetaran.

"Aku akan menghubungi polisi." Mr. Fladimir mengambil ponselnya dan Aurora segera meraihnya kemudian melemparnya ke tembok dengan keras hingga ponsel itu hancur.

"Aurora!!"

"Jangan bunuh diri, ikuti kataku dan kita semua akan selamat, termasuk semua karyawanmu yang mengenaskan dan sial itu." Aurora berjalan ke ruangan atas menuju kamarnya sementara Mr. Fladimir meremas wajahnya, dia jatuh ke sofa dengan perasaan hancur karena kehilangan puteri semata wayanangya.

Sementara itu Ivanca dan Cedric sedang berada dalam penerbangan mereka menuju New York. Menuju impian mereka masing-masing, Ivanca dengan karir modelingnya dan Cedric dengan fotografinya. Mereka benar-benar dua pemuda yang sedang dimabuk asmara hingga tidak peduli lagi pada keluarga yang mereka tinggalkan. Tentu ini bukan masalah bagi Cedric karena dia anak laki-kali dan sudah tidak memiliki orang tua karena kedua orang tuanya sudah meninggal, tapi bagi keluarga Ivanca ini terdengar seperti malapetaka.

***

Baju yang harusnya dikenakan Ivanca malam ini tergantung di lemari pakaiannya, sebuah gaun berwarna pastel dengan panjang selutut dan lengan berbahan tule lembut yang akan sangat senada dengan warna kulitnya yang putih. Aurora sedang berdiri menatap pakaian itu sementara otaknya berputar sangat keras untuk mencari solusi dari masalahnya ini.

"Ally!!!" Dia berteriak memanggil Ally dan gadis itu pontang panting berlari ke lantai dua dari arah dapur.

"Ya Nyonya."

"Kau mengenal baik Ivanca luar dan dalam, kau tahu betul seperti apa dan kau bukan gadis bodoh." Ujar Aurora sambil menatap ke arah Ally, telunjuknya meraih juntaian rambut Ally yang lolos dari ikatan ekor kudanya. Ini kali pertama Aurora berbicara lembut bahkan mau menyentuh Ally setelah duapuluh tahun mereka tinggal bersama sebagai majikan dan pelayan.

"Mulai sekarang kau adalah Ivanca Fladimir." Ujar Aurora, mata Ally membulat menatap wanita itu. Dia benar-benar wanita yang dingin, dia bahkan tidak menyesali kepergian puterinya dan membiarkan Ally menggantikan posisinya begitu saja, untuk apa? Agar uang Mr. Walton bisa dia dapatkan dengan mudah?

"Aku tidak secerdas dan sepandai Ivanca."

"Tapi kau cantik, dan itu saja sudah cukup."

"Edward!!!" Aurora kembali berteriak. Dan pria muda itu naik ke lantai dua.

"Lepaskan semua foto Ivanca, semuanya. Bersihkan semua foto Ivanca dan simpan didalam gudang. Jangan ada yang terlewat." Wanita itu memerintah dan pria muda bernama Edward itu menurut begitu saja, sementara Ally jatuh lemas di lantai dalam posisi duduk. Dia tidak menyangka bahwa hidupnya akan berakhir seperti ini.

Dia memang beberapa kali ingin merasakan menjadi Ivanca yang memiliki orang tua yang begitu protektif dan perhatian. Ayah yang bijaksana seperti Mr. Fladimir dan ibu yang berkharisma dan tegas sepeti Aurora Fladimir, tapi tidak dengan cara seperti ini.

______________________________

Haiiii, malam ini aku akan update "ALLY WOODEN " sampai part 4

Jangan lupa tinggalkan jejak digital kalian di setiap karya aku yahhhh

makasih  banyak buat yang selalu kasih dukungan, beberapa udah kelihatan rajin komentar dan itu bikin aku happy banget walaupun kadang blm sempat balas satu-satu komentar kalian yaaaa. Thank you and God Bless You

Ally WoodenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang