Hari ini hari libur bagi Ally, dia biasa menghabiskan hari liburnya dengan berdiam di rumah.
"Kau tidak ingin keluar?" Tanya Esme.
"Tidak, sebaiknya aku di rumah saja." Ujar Ally sambil membereskan meja makan setelah mereka sarapan.
"Hari ini Mrs. Louisa mengajakku untuk menemui temannya." Jujur Esme.
"Bersenang-senanglah Mrs. Wooden." Seloroh Ally.
"Kami hanya akan berkunjung ke rumah Mrs. Macquin."
"Ya, pergilah. Aku akan menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan di rumah."
"Oh, seharusnya kau pakai pakaian pemberian temanmu yang kaya itu lalu pergi keluar, mungkin akan ada pria yang mengajakmu kencan." Gerutu Esme dan itu membuat Ally tergelak.
"Kau ingin aku menjajakan diriku?" Seloroh Ally hingga membuat Esme memukul pantatnya.
"Gadis nakal, kalau begitu tetaplah dirumah." Esme mengenakan pakaian hangatnya sebelum berpamitan dan keluar rumah.
Ally mengantarnya keluar, namun langkah mereka terhenti saat melihat sebuah mobil tiba-tiba berhenti di halaman rumah kecil itu.
Kaki jenjang yang bertumpu pada stiletto hitam yang terlihat mahal muncul dari balik pintu yang terbuka.
"Ally,..." Teriakan itu khas, ya siapa lagi jika bukan Jane. Gadis itu berlari kecil ke arah Ally dan bibinya berdiri.
"Mss. Morinez." Sapa Esme ramah.
"Hai, Mrs. Wooden." Jane mengulurkan tangannya dan Esme membalas uluran tangannya. "Kau akan pergi?" Tanya Jane, dia sangat blak-blakan.
"Oh ya." Angguk Esme. "Aku membuat janji dengan teman-temanku."
"Well, ya sayangnya puterimu tidak memiliki teman selain aku." Kekeh Jane sok akrab, meski begitu Ally memilih untuk tidak banyak merespon. Dia tahu betul mobil yang berhenti di halaman rumahnya itu adalah milik pria sombong nan semena-mena, meski dia sangat mempesona sesungguhnya, siapa lagi kalau bukan Paul Walton. Dan pria itu pasti sedang duduk dibelakang kemudi.
"Hari ini kau libur, aku sudah tahu dari Mrs. Zoe jadi kau tidak bisa mengelak lagi Ally." Jane menyipitkan matanya pada Ally, membuat gadis itu menautkan alisnya saat Esme menatapnya bingung.
"Aku dan tunanganku akan kembali ke New York besok, jadi aku ingin mengundangmu makan malam bersama kami malam ini Ally." Jane tersenyum lebar. "Kau tidak keberatan kan Mrs. Wooden?" Jane mengalihkan pandangannya pada Esme.
"Oh tentu tidak, aku akan sangat senang jika ada yang mau bergaul dengan puteriku." Esme tersenyum.
"Tentu, puterimu berada di tangan yang tepat. Aku akan mendadaninya dan membawanya makan malam, jadi kalau kau mau pergi, silahkan, tidak perlu menghawatirkan puterimu."
"Ya, kurasa aku harus segera pergi." Esme tersenyum ke arah Ally meski wajah keponakannya itu tampak tak terlalu bahagia bertemu Jane.
Lagipula Esme tidak tahu siapa Jane, dan apa hubungan gadis itu dengan Paul, jika Esme tahu, tentu saja dia sudah menendang Jane segera setelah dia turun dari mobil.
"Jaga dirimu baik-baik sayang." Esme mengusap lengan Ally dan pergi meninggalkan mereka berdua.
Jane segera menarik Ally masuk ke dalam rumahnya.
"Dimana kau meletakkan semua pakaian itu?" Tanya Jane deras, dia bahkan masuk hingga kedalam kamar. Sungguh gadis yang sok akrab, batin Ally.
"Oh, kau bahkan belum mengeluarkan barang-barang itu dari dalam tas belanjanya." Geleng Jane. Dia membuka dan mencari-cari barang yang dia butuhkan. Mengeluarkan semua isinya diatas kasur kecil milik Ally dan membolak-balik sampai dia menemukan apa yang dia cari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ally Wooden
Roman d'amourKisah cinta seorang gadis biasa bernama Ally Wooden (tinggal di North Carolina) yang bahkan sejak kecil harus mengalami ketidakberuntungan karena ditinggalkan pergi untuk selamanya oleh sang ibu di usia delapan tahun dan ayahnya pergi untuk menikahi...