Ally Wooden - Part 27

703 78 9
                                    

Ally berlari kecil menghampiri kerumunan, karena begitu dia tiba di ujung jalan menuju rumah sewaannya tampak kerumunan orang.

Bahkan saat Ally berlari kecil menuju rumahnya sebuah ambulance dengan sirine menyala tampak melintas . Jantung Ally berhenti berdetak, kerumunan itu berada di rumah paling ujung, itu adalah rumah yang disewanya bersama bibi Esme.

"Robin,..." Ally terengah, namun untunglah, orang pertama yang ditemuinya adalah Robin. Wajahnya tampak pucat.

"Apa yang terjadi?" Tanya Ally panik, tapi Robin justru bergeming.

"Robin, katakan apa yang terjadi?" Alis Ally tertekuk dalam, dia mengguncang-guncang lengan pria itu.

"Seseorang masuk kerumahmu dan menyerang bibi Esme." Tutur Robin, mata Ally membulat penuh, dia terhuyung lemas dan jatuh ke tanah.

"Ally,..." Robin segera menyambarnya namun terlambat, Ally sudah terduduk dengan wajah pucat pasi.

"Aku akan mengantarmu kerumah sakit, kita akan cari tahu keadaan bibi Esme." Robin berusaha menguatkan gadis malang itu.

***

Setiba di rumahsakit, seorang perawat menemui Ally, dia mengatakan bahwa bibi Esme meninggal akibat pendarahan hebat yang dideritanya. Ally diijinkan untuk melihat jenazah bibi Esme sebelum dimasukan kedalam peti dan dimakamkan esok harinya. Sementara Robin membantunya mengurus semua administrasi

Ally terhuyung ambruk di luar pintu setelah sempat melihat bibi Esme selama dua menit dikarenakan pihak kepolisian setempat akan segera melakukan autopsi pada jenazah bibi Esme.

Saat ini dia terus berderai air mata dipelukan Robin, karena pria itu satu-satunya yang ada di rumahsakit malam itu. Dalam kehancuran yang teramat pedih, hanya Robin yang ada di sisi Ally.

***

Sementara itu Layla tampak duduk dengan kaki tertekuk dan wajah pucat pasi setelah bertemu dengan seseorang yang mendatangi apartmentnya malam tadi, sesaat setelah dia tiba di apartment.

"Aku Joseph Brook, pengacaramu. Aku akan membantumu memenangkan kasus puteramu." Kalimat yang dikatakan pria itu terus berdengung di kepala Layla. Di satu sisi dia benar-benar bahagia karena ada pengacara yang akhirnya bersedia membantunya hingga hampir pasti dia bisa mendapatkan hak asuh puteranya kembali, tapi di sisi lain, perasaan bersalah menghantui Layla karena caranya mendapatkan pengacara mungkin saja salah.

Ally WoodenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang