Ally Wooden - Part 37

786 89 12
                                    

Ally membuka keran wastafel dan membiarkan air mengalir dan membasahi piring kotor bekas makannya, sementara dia berdiri dengan kedua tangan bertumpu pada meja wastafel. Pikirannya melayang entah kemana, dia tampak sedang melamun. Bahkan gadis itu tidak menyadari saat Paul berjalan memasuki dapur dan meletakkan gelas wine miliknya di atas meja.

Paul berjalan mendekati Ally, dia sengaja meletakkan piringnya di dalam tempat cuci piring di wastafel itu hingga menyentuh lengan Ally, membuat gadis itu terkesiap.

"Kau melamun?" Tanya Paul dan Ally menggeleng, dia segera meninggalkan tempat itu. Sekali lagi Paul tersenyum.

"Oh Ally Wooden, kau bahkan terlihat sexy hanya dengan kaos putih kebesaran yang kau kenakan itu." Gumam Paul untuk dirinya sendiri, Ally tampak kembali ke Windows seat untuk duduk.

Rumah ini biasanya di huni oleh seorang juru masak yang sekaligus bertugas membersihkan rumah dan juga seorang supir pribadi Paul Walton. Tapi hari ini Paul sengaja meminta mereka untuk mengambil cuti satu hari, malam itu juga, begitu Paul menemukan Ally di tepi jalan. Baginya waktu bersama Ally Wooden tidak layak di bagi dengan siapapun kecuali dirinya sendiri. PAUL WALTON adalah pria yang tidak suka di interupsi, apalagi di intervensi, sayangnya dia tidak berdaya di hadapan ibunya.

Paul kembali ke tempat mereka makan, dan berpamitan pada Ally. "Aku ada di ruang kerjaku jika kau mencariku. Ada beberapa hal yang perlu ku kerjakan."

"Ya"

Paul melangkah meninggalkan Ally, pekerjaan sialan datang di waktu yang tidak tepat. Sebenarnya dia ingin menunda koresponden si dengan rekan bisnisnya di Jepang, tapi tidak bisa karena sifatnya urgent akhirnya Paul mengalah, meninggalkan Ally Wooden menikmati kesendiriannya sementara dia sibuk bekerja.

Sesaat setelah Paul meninggalkannya ponsel Ally berbunyi. Ponsel tua itu bergetar setelah puluhan jam tidak dinyalakan oleh Ally.

Enam belas panggilan tak terjawab dari Gail. Tigapuluh enam panggilan tak terjawab dari Robin, dan sebuah pesan singkat dari nomor yang tidak dia kenal.

"Ally, maafkan aku." Tulis pesan singkat itu, tapi Ally tidak tahu siapa pemilik nomor itu. Ally kembali membaut ponselnya dalam mode pesawat hingga tidka ada lagi yang bisa menghubunginya, tapi dia bisa melihat pesan singkat yang masuk dan panggilan masuk.

Hatinya bertanya-tanya, siapa orang yang mengirimkan pesan  singkat itu untuknya?

"Mungkin Paul bisa membantu mencari tahu." Gumam Ally dalam hati, dia beringsut turun dan memasukkan ponselnya ke dalam saku celana sebelum berjalan menuju ruang kerja Paul Walton untuk meminta tolong. Berulang kali Ally menghentikan langkahnya dan berusaha mempertimbangkan apa yang dia lakuakn sudah benar. Apa meminta bantuan pada Paul Walton adalah pilihan terbaik?

__________________________________

Kira-kira siapa yang minta maaf sama Ally ya GUYS????

Jawab di kolom komentar yaaaa

Ally WoodenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang