Ally Wooden - Part 32

717 82 6
                                    

-AllyPOV-


Sudah lebih dari tiga puluh menit melihat pria itu memasak di dapurnya. Dia sangat terstruktur, bersih dan cepat dalam mengerjakan sesuatu. Tapi aku juga melihat bahwa Gail sangat teliti dalam mengerjakan semuanya itu hingga aku sangat yakin bahwa dia memang benar-benar memiliki sertifikat memasakk makanan western.

"Jangan melamun, ikutlah memasak jika kau ingin." Gail tersenyum ke arahku, entah mengapa dia sagat menarik saat berdiri dengan spatula di tangannya dan clemek membungkus dirinya.

"Nope." Gelengku.

"Dasar gadis pemalas." Selorohnya dan kami tertawa, meski aku tidak benar-benar bisa tertawa lepas, tapi Gail cukup menghibur. Beberapa detik kemudian kami saling menatap karena seseorang membunyikan bel. Dan herannya, di rumah sebesar ini Gail bahkan tidak mempekerjakan petugas keamanan atau pembantu rumah tangga. Dia memasak, atau memesan makanan hotel dan bekerjasama dengan perusahaan penyedia jasa petugas kebersihan seminggu sekali datang ke rumahnya atau sesuai permintaan Gail.

"Biar ku buka. Bisa tolong aduk sebentar saus pastanya."  Ujar Gail dan aku mengangguk, aku turun dari bangku tinggi mini bar tempatku menonton Gail memasak dan mengambil alih spatulannya. Entah mengapa Gail menarik laci kemudian mengambil satu celemek dan memakaikannya padaku. Jantungku sempat berhenti beberapa detik saat dia mengikatkan tali celemeknya di belakang pinggangku, tapi aku sadar segera setelah Gail bergerak cepat untuk melepas celemeknya, melemparnya ke atas meja kemudian berlari kecil menuju pintu utama.

***

Aku menebak-nebak siapa yang datang, oh mungkin sekretaris Gail, tapi kurasa ini belum pukul sembilan, dan sekretaris itu tampak datang terlalu pagi.

"Aku membawakan anda sarapan." Aku mendengar suara seorang wanita seiiring dengna ketukan stiletto berjalan menuju dapur.

"Oh, terimakasih, tapi sebenarnya aku sedang memasak."

"Kebetulan sekali aku bisa membantu." Suara itu semakin dekat dan aku berbalik untuk melihat siapa  wanita itu.

-Deg-

Jantungku berhenti berdetak, aku membeku melihat wanita  yang berdiri di hadapanku saat ini. Entah mengapa rasanya bumi juga ikut berhenti berotasi saat itu juga, kami bertiga membeku seketika.

"Oh,... dia temanku Ally." Gail memecah kehentingan di antara kami, "Dan Ally, ini sekretarisku Mss. Fladimir." Gail mencoba memperkenalkan kami berdua.

Entah mengapa tubuhku bergetar, kuletakan spatula itu di sisi kompor yang sudah mati apinya. Dan berjalan mendekat ke arah wanita berambut coklat yang berdiri di sisi Gail. Dia tampak semakin mempesona sekarang, Ivanca Fladimir.

Aku berjalan semakin dekat dan  bersiap memeluknya, tapi dia mengulurkan tangan mendadak ke arahku, membuatku terkesiap. "Hai, aku Ivanca Fladimir." Ujarnya.

Apa ini? Mengapa dia bertingkah seolah tidak mengenalku? Aku menelan ludah, seketika hatiku menjadi kecut. Persahabatan kami selama puluhan tahun, dan dia adalah satu-satunya orang yang kukenal sejak kecil, kami tumbuh  besama, mengapa tiba-tiba dia bertingkah seperti orang asing setelah beberapa tahun kami tidak bertemu.

"Oh, aku Ally Wooden." Jawabku lirih.

"Senang mengenalmu Mss. Wooden. " Senyumnya.

"Em, sebaiknya aku permisi. Silahkan dilanjutkan." Ujarku sambil meninggalkan mereka berdua.

"Kau boleh bergabung untuk sarapan Mss. Wooden, lagipula aku sudah biasa datang kemari untuk sarapan dengan bos." Kalimat Ivanca seolah ingin membuatku tahu posisinya di rumah ini dan juga bagi Gail. Dia sekeretaris yang spesial mungkin.

"Ya, terimakasih. Aku harus mengerjakan sesuatu, permisi." Aku tersenyum palsu, segera meninggalkan dapur dan membiarkan mereka berdua bersama. Aku naik ke lantai dua dan masuk kedalam kamar tempatku tidur beberapa hari terakhir kemudian mengunci pintu dari dalam. Jantungku berdegup kencang, wajahku memanas dan aku menangis lagi.

___________________________

Haiiiiii, aku update lagi nih, ayooo siapa yang masih nungguin, angkat tangannnnn. Jangan lupa Vote yahhh, komentar juga penting banget, walaupun mungkin aku belum sempet bales satu-satu yaaaa, terimakasih dukungannya teman2

Ally WoodenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang