Ally Wooden - Part 5

920 75 17
                                    

Sementara itu Ivanca dan Cedric baru saja tiba di New York dan memilih menginap di sebuah hotel bintang tiga di kota itu.

"Kau lelah?" Tanya Cedric.

"Ini penerbangan jarak pendek sayang, tidak terlalu melelahkan." Ujar Ivanca.

Setelah meletakkan barang-barang mereka Cedric langsung mendorong tubuh Ivanca hingga terjatuh ke ranjang dan terpental, Cedric merangkak di atas tubuh Ivanca yang masih berbalut celana jeans dan kaos putih dengan V neck yang mengekspose sebagian payudara penuh milik Ivanca.

Cedric segera menghujani Ivanca dengan ciuman hingga gadis muda itu menggeliat dibawah tekanan tubuh Cedric yang mulai menegang di titik intinya.

"Cedric... ah...ah..."

"Please me." Bisik Cedric ditelinga Ivanca.

"Please... please...please fuck me." Ivanca meraih kancing celananya dan membuka sendiri celana jeansnya kemudian menendang-nendang hingga celana itu terlepas dari dirinya, begitu juga dengan celana dalam miliknya yang berwarna pastel, warna-warna yang selalu dipilih ibunya untuknya.

Cedric bangkit dari posisinya kemudian menurunkan celananya hingga sebatas paha tapi cukup untuk membuat Ivanca melihat kejantanannya yang menjulang kokoh penuh dengan otot di sekitarnya.

"Please pleease." Ivanca bangkit dari posisinya dan meraih milik Cedric kemudian menjilatnya dengan lidahnya. Gadis itu benar-benar liar meskipun dia dibesarkan dikeluarga terpandang di kota kecil itu. Dia benar-benar tumbuh menyimpang dari apa yang diinginkan dan di ajarkan kedua orang tuanya.

Cedric melenguh pendek saat Ivanca menggerakkan maju dan mundur seperti sedang memakan eskrim dengan seluruh rongga mulutnya. Sementara tangan Cedric mencengkeram rambut Ivanca dan membantunya mendorong maju mundur sesuai keinginannya. Saat Cedric hampir saja lepas kendali dia segera mendorong tubuh kurus Ivanca kebelakang hingga jatuh lagi ke posisi terlentang kemudian Cedric mendorong kedua lutut Ivanca dan membuatnya mengangkang hingga cukup mudah bagi pria muda itu untuk menghujam di area inti Ivanca yang mulai basah oleh lendir.

"OHHHHHHHH..."Ivanca berteriak, dia merasa seketika itu dia melayang ke ruang hampa udara. Dia tidak pernah berpikir bahwa ketika penis pria masuk ke dalam vaginanya akan terasa seperti itu, selama ini dia hanya membayangkan dan menonton dalam adegan film-film porno yang dia akses melalui internet didalam kamarnya dengan pintu terkunci setiap kali dia gelisah dan birahinya timbul secara liar.

Gadis itu benar-benar sudah rusak secara mental dan psikologis. Tapi apa peduli Cedric, yang dia inginkan hanya kepuasa, jadi dia terus merangsek dan mendorong tanpa ampun, menghujam berkali-kali hingga membuat Ivanca kehilangan arah. Gadis itu menggeliat, melenguh, mengerang kasar, menjambak bahkan mencengkeram Cedric dan mereka menikmati seks panas itu bersama. Cedric bukan pria yang tak berperasaan, sebelum sampai di ujung pelepasannya dia masih bisa memberikan kesempatan untuk Ivanca duduk diatas dirinya dan menjajal posisi cow girl, bukan tanpa sebab juga, karena dari posisi itu Cedric bisa menikmati memandang bahkan meremas payudara Ivanca yang mengantung besar dan penuh dihadapannya. Dia juga bisa menciumi bibir Ivanca dengan mudah. Selain itu Cedric juga bisa meremas bokong Ivanca yang kencang. Dan melihat gadis itu mengibaskan rambutnya kebelakang dengan sangat sexy, atau saat Ivanca menunduk untuk memberinya ciuman singkat, helaian rambut coklat Ivanca berjatuhan, gadis itu menyibakkannya dan itu terlihat sangat erotis.

Cedric juga tampak menikmati memandang Ivanca mengeksplore dirinya sendiri dengan meremas dadanya atau bagian sensitif dirinya sementara dia terus berjalan maju dan mundur sesekali menggoyangkan pinggulnya memutar untuk menemukan sensasi kenikmatan yang baru. Hingga akhirnya dia merasa dirinya terengah dan melayang jatuh ke pelukan Cedric. Pria itu tak membuang kesempatan, dia segera menurunkan Ivanca dan membuat posisi gadis itu membungkuk diatas kasur dengan posisi kepala lebih rendah dari posisi bokongnya. Sementara Cedric berlutut dan menghujam Ivanca dari belakang, membuat gadis itu mengerang keras karena penetrasi yang terlampau dalam.

"AHHH..." Erang Ivanca.

"EMHHHH... Arrrrgggghhh." Cedric menemukan pelepasannya dan terhuyung jatuh di atas tubuh Ivanca sementara gadis itu ambruk diatas kasur dan Cedric berguling ke sisinya.

Cairan putih dan kental meleleh keluar dari lubang kemaluan Ivanca dan itu menimbulkan ketidaknyamanan hingga dia memutuskan untuk membasuh dirinya di kamar mandi, sementara Cedric dengan egois jatuh tertidur begitu saja.

Selesai membasuh diri, Ivanca berjalan ke arah jendela dan memandang jauh keluar, meski dia bengal dan pembangkang, tapi terselip kerinduan pada keluarganya yang mungkin saat ini sedang mencarinya, atau justru sama sekali tidak peduli padanya sama sekali.

Ivanca memeluk dirinya sendiri yang hanya berbalut kaos kebesaran yang dia ambil dari koper Cedrik dan celana dalam yang dia pungut dari lantai.

Fantasi liarnya selama ini akhirnya bisa dia wujudkan, tapi bukannya bangga dan bahagia, ada penyesalan yang terbersit di benaknya, karena pada saat Cedric menghujam dirinya dari belakang, wajah ibunya terlintas begitu saja, kemudian berganti dengan wajah ayahnya dan wajah Ally terakhir. Wajah mereka bertiga membuat Ivanca goyah saat ini. Jika saja jarak New York dan Carolina Utara dekat, tentu saja Ivanca sudah berlari pulang.

Semua sudah terjadi, semua juga terasa sudah sangat terlambat untuk diperbaiki. Gadis itu menghela nafas dalam, kemudian berjalan ke arah ranjang dan meringkuk di sisi Cedric yang bahkan tak mempedulikan bagaimana perasaan Ivanca sekarang.

_________________________

Update pagian biar banyak yang bisa baca sambil santai-santai di siang hari

Jangan lupa tinggalkan jejak digital kalian di work aku yahhhh.

Ally WoodenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang