Ally dan Paul tiba di kediaman keluarga Fladimir dan disana hanya ada sang bibi yang duduk termangu di dekat pintu masuk.
Begitu Ally turun dari mobil sang bibi langsung menghambur dan bersujud di kaki Paul.
"Mr. Walton, maafkan keponakanku. Jangan sakiti dia." Katanya dengan air mata berjatuhan, Ally membeku melihat kejadian itu begitu juga dengan Paul, dia segera melempar tatapannya pada Ally.
"Bibi Esme." Ally segera memeluknya dan berusaha memintanya tetap berdiri tapi wanita tua itu bersikeras bersimpuh di kaki Paul.
"Apa yang terjadi?" Paul merunduk dan meraih tubuh bibi Esme kemudian menuntunnya untuk duduk di salah satu anak tangga menuju rumah itu.
"Katakan padaku apa yang terjadi?"
Bibi Esme terus menghapus jejak air matanya meski sia-sia karena air mata itu terus berjatuhan. "Nyonya Aurora dan Tuan pergi meninggalkan kota pagi ini, kami semua di tinggalkan begitu saja." Ujarnya terbata.
"APA?!" Mata Paul melebar, rahangnya mengeras.
"Dia Ally Woodden, keponakanku." Ujar Bibi Esme sambil menghalangi tubuh Ally, membiarkan gadis itu berlindung di belakangnya. "Jika kau ingin menjebloskannya ke penjara maka aku,... aku yang bersalah atas semua kejadian ini."
Paul menghela nafas dalam, sepersekian detik dia memikirkan sesuatu tapi kemudian dia memutuskan untuk membawa dua wanita itu ke dalam mobilnya. Mereka berkendara menuju hotel tempat orang tua Paul menginap.
***
"Apa yang terjadi, mengapa kau membawa Ally dan ... siapa dia, mengapa dia kemari?" Tanya Catherine Walton bingung.
"Duduk." Perintah Paul dingin, membuat Ally dan Esme yang saling bergandengan dengan gemetar mengikuti perintahnya.
Mr. Walton tetap bersikap tenang meski Paul terlihat sangat marah sementara Catherine justru sangat cemas.
"Apa yang terjadi sebenarnya, katakan Ally." Mr. Walton meminta Ally menjelaskan dengan kalimat yang lembut.
Ally gemetaran, tapi tangan Esme meremas tangannya, hingga akhirnya Ally membuka suara.
"Aku Ally Wooden, dan ini bibiku Esme Wooden." Dia menoleh ke arah Paul yang menatapnya seolah ingin menelan bulat-bulat gadis polos itu. "Aurora Fladimir adalah majikan kami."
"OHHHHH,..." Catherine Walton bereaksi, dia tampak terjatuh ke sandaran kursi karena begitu shock.
"Mereka memiliki seorang puteri seusiaku bernama Ivanca Fladimir." Ujar Ally dengan suara setengah tertahan. "Saat rencana pertemuan Mr. Paul Walton dan Ivanca di gelar, sore hari itu Ivanca melarikan diri dari rumah." Tutur gadis itu.
"Jadi kau menipu puteraku?!" Catherine bertanya dengan ekspresi kesal sekaligus marah, tentu saja dengan nada tingginya.
"Catherine,..." Mr. Walton mengangkat tangannya memintanya berhenti bertanya, akhirnya Catherine memilih berdiri dan mengambil segelas air kemudian meneguknya, dan berusaha kembali duduk.
"Maafkan kami." Mata Ally berkaca. "Aku berusaha mengatakannya sejak awal tapi kami takut pada nyonya Aurora." Ally menutup mulutnya dengan kedua tangan, dia tak kuasa menahan tangis ketakutannya. Paul mendekat dan meraih wajah Ally dengan tangannya kemudian memegang rahang kecil Ally dengan tangannya. "Kau tahu berapa uang yang dibawa kabur oleh nyonyamu?" Desis Paul kesal. "Seratus juta dollar." Bisiknya kesal.
"Paul, jaga perilakumu!" Bentak Mr. Walton. "Mereka tidak bersalah dalam hal ini." Ujarnya.
"Kita berurusan dengan Fladimir, bukan kedua orang ini. Jadi biarkan mereka pergi." Ujar Mr. Walton.
"Bagaimana bisa semudah itu kita melepaskan mereka?" Tanya Catherine.
"Catherine,..." Mr. Walton menoleh ke arah Catherine Walton dan wanita itu memilih menyingkir.
Mr. Walton mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya. "Maafkan kelakuan puteraku, ambil itu dan carilah tempat tinggal." Ujar Mr. Walton.
"Terimakasih tuan, kami tidak mau menerima apapun. Anda membiarkan kami pergi saja sudah cukup." Ujar Ally.
"Kalian butuh uang untuk bertahan hidup." Ucap Mr. Walton, mengambil uang itu kemudian memberikannya pada Esme. Wanita itu kembali berkaca-kaca dan akhirnya mereka berpelukan dalam tangis.
"Kami permisi." Ally membawa bibinya keluar dari hotel itu sesegera mungkin. Meski sebelum benar-benar pergi dia menatap ke arah Paul. "Maaf." Katanya lirih tapi Paul tak ingin menoleh padanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/226647617-288-k390148.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ally Wooden
RomanceKisah cinta seorang gadis biasa bernama Ally Wooden (tinggal di North Carolina) yang bahkan sejak kecil harus mengalami ketidakberuntungan karena ditinggalkan pergi untuk selamanya oleh sang ibu di usia delapan tahun dan ayahnya pergi untuk menikahi...