Ally Wooden - Part 31

720 70 7
                                    

-New York dan Aku-


Aku begitu bingung dengan apa yang terjadi dalam hidupku. Jika Tuhan memang ingin membuatku sangat terlunta-lunta dan sebatangkara, mengapa dia membiarkanku hadir di dunia ini? Pertanyaan itu bergaung di telingaku bahkan hingga tiga hari aku berada di kota New York.

Robert Gail adalah pria yang sangat baik yang mungkin di datangkan Tuhan untuk mengobati lukaku, tapi entah mengapa bagiku lukaku terlalu dalam, bahkan jika diibaratkan luka di tubuh manusia, luka itu menembus daging hingga tulang yang terselimuti daging setebal itu bisa terlihat, dan kuharap kalian bisa membayangkannya.

Memiliki seorang ayah yang bahkan tidak mencintai ibuku, membiarkan wanita yang mengandung dan melahirkanku mati sendirian bersama bocah delapan tahun yang kebingungan dan kelaparan. Saat itu Tuhan menghadirkan bibi Esme, dia adalah malaikat bagiku bahkan hingga puluhan tahun aku hidup bersamanya, di dalam belaian kasih sayangnya, dan aku tidak pernah mengingat bagaimana pedihnya tidak memiliki ayah dan ibu sekaligus, karena bagiku dia saja sudah cukup. Tapi, Tuhan kembali datang dengan sangat kejam, merenggut bibi Esme seperti dia merenggut ibuku dariku. Entah iblis mana yang tega melakukannya dan apa yang dia inginkan dari lukaku?

***

Gail datang lagi pagi ini, seperti setiap pagi sebelum dia ke kantornya untuk menghabiskan waktu dengan kesibukannya.

"Bagaimana keadaanmu?" Pertanyaan itu disertai dengan raut wajah khawatir selalu hadir di ujung kamar saat pintu sedikit terbuka, dan aku selalu melakukan hal yang sama, melempar senyum palsu, seolah aku baik-baik saja. Lagipula Gail tidak bertanggung jawab atas kebahagiaanku atau kesedihanku, diberikan tempat tinggal dan makan saja rasanya sudah jauh lebih dari cukup.

"Hari ini aku tidak akan bekerja." Ujar Gail sambil berjalan masuk kedalam kamar, dia benar-benar pria yang sopan. Dia selalu mengetuk pintu dan jika aku mengijinkannya masuk, barulah dia masuk, meskipun semua orang tahu bahwa ini adalah rumahnya dan dia berhak melakukan apapun di rumahnya sendiri, tapi dia begitu menghormatiku sebagai tamu.

"Oh ya, mengapa?" Tanyaku, ini adalah hari yang berbeda karena biasanya dia berpamitan untuk ke kantor dan sekarang dia mengatakan bahwa dia tidak akan meninggalkan rumah. Gail menghampiriku dan duduk di sisi ranjang, sementara aku masih setengah terduduk di balik selimut karena ini masih sangat pagi di New York.

"Aku ingin menemanimu, mungkin kau ingin jalan-jalan?"

"Tidak Gail, pergilah ke kantormu. Jangan memikirkanku." Jawabku sungkan.

"Sekretarisku akan datang pukul sembilan untuk mengantarkan semua dokumen yang harus kuperiksa. Mungkin kita bisa sarapan sebelum dia datang." Gail meyakinkanku, dan sungguh tidak enak rasanya ketika kita bahkan baru saja terbangun tapi si pemilik rumah sudah rapi dan masuk ke kamar kita, melihatku dalam keadaan bare face (maksudku, bahkan aku belum membasuh wajahku)

"Aku akan turun dan membuat sarapan, kau mau mencoba masakanku?" Tanya Gail dengan senyum.

"You cook?" Tanyaku ragu.

"Yes, I'am." Dia berkata dengan sombong. "I'm certified western food cooker by the way."  Dia menarik selimutku, kemudian menarikku turun dari ranjang.

"Biarkan aku setidaknya membasuh wajahku." Aku berusaha menahan langkahku.

"Ok." Gail mengangguk dan meninggalkan kamar. Kudengar derap langkahnya menuruni tangga karena kamarku berada dekat dengan tangga di rumah itu.

Aku menghela nafas berat, pria sebaik dirinya tetap tidak bisa menggantikan Paul Walton yang bahkan kadang terlalu emosional, entah apa yang ada didalam pikiranku, apa aku sudah gila?

Aku berjalan menuju wastafel dan melihat diriku di cermin. Sangat menyedihkan, wajah pucat lengkap dengan kantung mata besar, karena hampir setiap malam aku masih saja bermimpi buruk dan bahkan menangis mengingat bibi Esme.Ku ikat rambutku dalam gulungan, kemudian kubasuh wajah dan juga menyikat gigiku. Setelah itu ku keringkan wajahku dan turun untuk membantu Gail memasak di dapur minimalis modern miliknya.


Ally WoodenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang