Sesampai di rumah kecil itu Gail turun dari mobilnya dan mengantar Ally masuk kedalam rumah. Esme tampaknya belum kembali.
"Kau ingin minum sesuatu?" Tanya Ally.
"Kopi mungkin." Jawab Gail.
"Ya, pilihan yang bagus. Kami tidak memiliki wine di rumah ini." Ally tersenyum, tampaknya terjadi pembicaraan lain di dalam mobil hingga membuat Ally cukup nyaman berada di sisi pria ini.
"Aku sudah menebak." Gail tersenyum ke arah Ally. Gadis itu sibuk membuatkan minuman di dapur yang bahkan bisa di lihat Gail dengan jelas meski pria itu duduk di ruang tamu, bagaimana tidak, rumah kecil itu nyaris tanpa sekat.
"Jadi kau datang ke mari untuk pertunangan Jane?" Tanya Ally sambil berjalan dengan dua cangkir kopi di tangannya.
"Ya."
"Kau juga pebisnis muda di New York?" Tebak Ally.
"Aku bersaing dengan Paul, bisnis kami bergerak di bidang yang sama."
"Oh aku tahu, itu kenapa kau sangat protektif pada sepupumu." Ally menyipitkan mata ke arah Gail.
"Paul adalah pebisnis muda yang handal, tapi soal asmara, dia terkenal cukup flamboyan."
Alis Ally bertaut. "Kau tidak sedang membicarakan lawan bisnismu di belakang kan Mr. Simpson?"
"Aku hanya menyesal mengapa Jane berakhir dengannya, itu saja." Gail menyesap kopi dari cangkir di tanganya.
"Jadi sebenarnya kau tidak mendukung pernikahan mereka?"
"Bagaimana aku bisa mendukung pernikahan itu, pernikahan di mana satu-satunya yang jatuh cinta di dalamnya adalah Jane, sementara Paul Walton tidak."
"Jangan mengada-ada, kau lihat bagaimana mereka saling menunjukan rasa cintanya."
"Ally Wooden, jangan sok naif. Kau sendiri pasti bisa merasakan bagaimana Paul Walton menatapmu, seolah dia ingin menerkammu."
Ally segera membuang pandangan, Gail sudah bisa membaca semuanya hanya dari tatapan Paul padanya, bagaimana jika Gail sampai tahu bahwa Paul Walton pernah mencium dirinya dengan penuh hasrat.
"Jangan alihkan topik padaku."
"Itu benar." Gail bersikeras. "Kau dan Jane bukan lawan yang imbang, juga tidak seharusnya kalian menjadi rival."
"Kami berteman Gail, tidak bermusuhan."
"Kalian akan segera saling mencakar saat Jane tahu siapa kau dan bagaiman Paul Walton masih menginginkanmu."
"Gail, kau terlalu berlebihan."
"Aku seorang pria, dan seperti Paul Walton, aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan apa yang benar-benar aku inginkan."
"Paul menginginkan pernikahan ini, jika tidak, dia tidak akan setuju dengan pernikahan ini."
Gail menghela nafas kasar. "Sayangnya Catherine Walton, kau pasti mengenal wanita itu. Dia memaksa puteranya untuk menikahi Jane hanya karena dia hampir mati."
Fakta baru terbuka, ini adalah perjodohan lain bagi Paul Walton. Tentu saja bukan hal yang mudah bagi seorang pria yang hidup di bawah bayang-bayang ketiak ibunya, wanita yang terus menuntut pernikahan dari puteranya.
Gail meraih tangan Ally. "Ally,... sekarang kau tahu bahwa Paul Walton terpaksa menikahi Jane, apakah pikiranmu berubah tentang pria itu?" Tatapannya dalam menelisik, membuat Ally canggung.
"Tidak." Geleng Ally cepat.
"Aku mengenal banyak wanita, dan mengencani beberapa di antaranya. Dan semua wanita mengatakan apa yang sebaliknya dia rasakan. Seperti yang kau lakukan sekarang."

KAMU SEDANG MEMBACA
Ally Wooden
RomansaKisah cinta seorang gadis biasa bernama Ally Wooden (tinggal di North Carolina) yang bahkan sejak kecil harus mengalami ketidakberuntungan karena ditinggalkan pergi untuk selamanya oleh sang ibu di usia delapan tahun dan ayahnya pergi untuk menikahi...