Ally Wooden - Part 4

1.1K 99 18
                                    

Sebuah Limousin hitam mengkilap memasuki halaman rumah keluarga Fladimir yang luas. Seorang supir turun dari mobil begitu mesin mobil berhenti menyala dan membuka pintu. Seorang wanita dengan rambut blonde yang ditata dengan sanggul elegan turun. Gaun hitam elegan fit body yang dia kenakan adalah keluaran Channel, dengan menenteng tas senada produksi Hermes, sementara sepatunya keluaran brand Louis Vuttion.

Dibelakangnya keluar seorang pria dengan rambut putih tapi sisa ketampanannya seolah tak lekang dimakan usia. Dia tampak begitu berwibawa dengan setelan berwarna hitam.

Tapi mengapa hanya ada mereka di dua mobil itu? Kemana sang putera yang akan dijodohkan dengan Ivanca? Mengapa dia tidak datang bersama orangtua mereka.

Mr. dan Mrs. Fladimir menyambut mereka dengan sangat ramah, tentu saja ini demi modal yang mungkin dapat diakses untuk perusahaan Mr. Fladimir dari taipan kaya raya yang akan berbesan dengan mereka.

"Silahkan masuk."

"Oh sudah lama sekali kita tidak bertemu Mr. Fladimir." Sang pria berambut putih itu memberikan pelukan singkat begitu juga isteri-isteri mereka kemudian saling bertukar bersalaman dan mereka masuh kerumah.

"Ini puter kami, Ally." Ujar Aurora dan Ally berdiri gemetar dengan wajah pucatnya, tapi mata biru cantiknya tidak pernah bisa membuat orang lain tidak jatuh hati pada pandangan pertama.

" Ujar Aurora dan Ally berdiri gemetar dengan wajah pucatnya, tapi mata biru cantiknya tidak pernah bisa membuat orang lain tidak jatuh hati pada pandangan pertama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mr. Walton." Ally mengangguk. "Mrs. Walton." Sekali lagi dia menundukkan kepalanya.

"Oh kau sangat sopan sayang, kau juga begitu cantik. Kau jelas mewarisi kecantikan ibumu." Ujar Catherine Walton.

"Terimakasih Mrs. Walton, anda juga begitu menawan."

"Oh... aku langsung jatuh hati padamu." Jawab Catherine dan Aurora segera mengakhiri drama itu, meski dia memasang Ally sebagai umpan, tapi dia tetap berharap Ivanca yang ada di posisi itu dan mendapat pujian yang sama.

Mereka masuk dan berbincang kemudian sang pelayan datang dengan membawa the camomile untuk mereka.

"Ini enak." Ujar Mrs. Walton.

"Iya, ini dari kebun teh kami dan juga diproduksi oleh perusahaan suamiku." Jelas Aurora.

"Oh... menarik, mungkin kau perlu ekspansi sampai ke New York Mr. Fladimir." Mrs. Walton menoleh ke arah Robert Fladimir dan pria itu tertawa kecil.

"Tentu, jika Mr. Walton membantu kami, pasti kami akan bekerja keras untuk mewujudkannya."

"Tentu saja kami akan mendukung." Mr. Walton tersenyum lebar, meski sudah tak bertemu puluhan tahun, tapi sejarah keluarga mereka, dimana nenek buyut Robert Fladimir adalah teman sepejuangan nenek buyut Walton membuat hubungan ini harus dijaga, karena itu pesan leluhur mereka.

"Sudah sepuluh tahun sejak terakhir kali kita bertemu ya." Aurora sudah tidak sabar membahas mengenai keberadaan putera mereka.

"Ya... saat itu puterimu masih sangat kecil, dan lihatlah sekarang, dia tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik."

Ally WoodenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang