-After 20 Years-
"Oh Gosh... come on?" Protes Ivanca keras.
"Dia pria bangsawan, dari keluarga kaya raya dan akan menikahimu. Seluruh keturunanmu akan hidup nyaman. Don't be sostupid! " Teriak Aurora kesal.
"Aku punya mimpi mom, dan aku tidak akan menikah begitu saja." Ujar Ivanca kesal, dia bahkan membanting alat makannya dan berlari ke ruang atas, ke kamarnya.
"Apa yang ada di kepalamu hanya uang?" Tanya Robert sang suami yang kini mulai botak.
"Rob, usahamu semakin lama semakin menurun. Dan apa kau pernah berpikir bahwa kita akan tua dan mati, tapi Ivanca, dia akan menikah dan punya anak. Tidakah kau bisa sedikit berguna sebagai seorang ayah?" Aurora melotot ke arah Rob.
Kehidupan pernikahan mereka bahkan lebih dari duapuluh lima tahun dengan puteri tunggal bernama Ivanca Fladimir memang selalu penuh dengan pertengkaran. Aurora tidak pernah menjadi isteri manis seperti yang diharapkan Rob dari seorang isteri sementara Rob selalu terlihat bodoh dan tak berguna dimata Aurora. Yang berjalan diluar dugaan mereka adalah bahwa gadis kecil berpakaian lusuh yang dua puluh tahun lalu datang ke keluarga ini sekarang tumbuh cantik dan bersahabat dengan puteri tunggal dari keluarga majikannya.
"Ally...!!!" Teriak Aurora dan seorang gadis muda dengan rambut coklat dan mata indah berlari ke arahnya.
"Antarkan makanan baru ke kamar Ivanca."
"Baik nyonya."
Ally berjalan ke arah dapur untuk meminta makan baru yang bisa dia antar ke kamar Ivanca, sementara langkahnya terus menjauh dia masih bisa mendengar obrolan majikannya itu.
"Mr. Walton akan datang dengan puteranya minggu depan, bujuk puterimu apapun caranya." Perintah Aurora.
"Aurora, kau tahu kan Ivanca ingin kuliah lagi."
"Dan kau pikir dia bisa bertahan hidup jika dia kembali meraih gelar pendidikannya tapi tidak memiliki uang? Dia hanya akan berakhir sepertimu, pria cerdas yang malang." Aurora memicingkan matanya.
"Aku tidak akan memaksa puteriku menikah hanya karena uang."
"Jadi kau akan mengecewakan Mr. Walton?" Aurora menautkan alisnya menatap Rob.
"Mr. Walton datang kemari untuk urusan bisnis, dan kau yang menyodorkan Ivanca padanya seperti barang dagangan. Jadi aku tidak ingin mengotori tanganku dengan menjual puteriku sendiri." Rob mengelap bibirnya kemudian bangkit dari meja makan dan bergegas pergi.
Sarapan selalu berakhir tak terlalu baik dikeluarga itu. Jika mereka tidak sarapan dalam diam, mereka akan mengakhiri sarapan dalam pertengkaran seperti ini.
***
Ally naik ke kamar Ivanca dan mengetuk pintu.
"Ivanca." Panggilnya.
"Aku tak ingin bicara dengan siapapun!" Jawab gadis itu dari dalam.
"Ini aku Ally."
"Oh... masuklah."
Ally menarik gagang pintu dengan satu tangannya dan mendorong pintu hingga terbuka. Dia menggeleng melihat Ivanca tengkurap di atas ranjang memeluk guling.
"Apa yang terjadi anak manja?" Tanya Ally sambil meletakkan makanan itu di meja.
"Mereka akan menjodohkanku." Kata Ivanca setelah meminta Ally mengunci pintu.
"Aku mendengarnya sedikit." Ujar Ally.
"Dan kau tetap datang dengan baki penuh makanan?!" Ivanca cemberut menatap Ally.
"Aku tidak bisa menolak perintah ibumu." Ally mengangkat bahu.
"Kau tahu kan aku sedang berdiet."
"Ya." Ally mengangguk polos.
"Aku benar-benar ingin terbang ke New York dan menjadi model di sana."
"Dan soal kuliahmu?"
"Kau pikir ibuku akan mengijinkanku pergi jika aku mengatakan keinginanku yang sebenarnya?" Ivanca memutar matanya.
Ivanca membuka laci mejanya dan mengeluarkan satu tas kecil kemudian menarik Ally ke atas kasur dan membuka tas itu.
"Tidak ada orang yang tahu soal ini selain dirimu, jadi lakukan yang terbaik." Ujar Ivanca sambil meyakinkan Ally mengerti apa yang dikatakannya.
"Apa ini?" Tanya Ally bingung.
"Biar kujelaskan." Katanya sambil membuka sleting tas itu dan mengeluarkan semua isinya.
"Pasport, uang, tiket perjalanan." Ujar Ivanca menjelaskan semuanya, mata Ally membulat, bergantian menatap benda itu dan wajah Ivanca.
"Kau akan pergi dari rumah?" Tanya Ally bingung.
"Ya, tepat dimalam pria itu datang kerumah ini."
"Pria yang dijodohkan denganmu?" Alis Ally bertaut.
"Yah." Ivanca mengaikan alisnya dengan bangga.
"Kau gila." Geleng Ally. "Kau tidak bisa mempermalukan orantuamu seperti itu."
"Persetan dengan mereka berdua, mereka bahkan tidak pernah memikirkan apa yang kuinginkan sebenarnya. Mereka egois." Ivanca melipat tangannya di dada dan wajahnya bersungut-sungut mengatakan semuanya itu.
"Kau bisa berpura-pura menjadi diriku dan menyelamatkan orangtuaku jika kau mau." Ujarnya kesal.
"Aku selalu ingin punya orang tua, meskipun mereak egois, meskipun mereka galak atau apapun, tapi aku ingin ada orang yang bisa kupanggil papa atau mama." Ally tersenyum kecut.
"Ally, percayalah, menjadi yatim piatu adalah hal terbaik di dunia ini. Kau bebas melakukan apapun atas dirimu sendiri." Ivanca meraih tangan Ally.
"Kau tahu, semua teman-teman di New York mentertawakanku saat aku mengatakan bahwa aku masih virgin sampai detik ini." Ivanca memutar matanya kesal. "Itu karena orangtua egois seperti mereka. Mereka bahkan melarangku berkencan demi memenuhi obsesi mereka menikahkanku dengan pria kaya."
"Mereka tahu yang terbaik untukmu." Ujar Ally mematahkan kekecewaan hati Ivanca pada orangtuanya.
Mereka berdua saling menatap. "Maaf aku tidak bisa membawamu." Ujar Ivanca.
"Aku akan baik-baik saja di sini, lagipula ada bibi Esme yang selalu bersamaku." Ujar Ally.
"Jika aku sudah sukses di New York aku akan menghubungimu dan membawamu kesana bersamaku. Kau harus menemukan duniamu sendiri."
Ally tersenyum. "Aku tidak menyukai pilihanmu, tapi kau tahu bahwa aku selalu mendukungmu." Ally tersenyum dan Ivanca memeluknya.
"Suatu saat kau pasti menemukan kebahagiaanmu Ally."
"Kau juga Ivanca, kau akan sukses di New York."
_____________________________________________________________
Malam ini sampai part satu dulu yaaaa . . . silahkan tinggalkan jejak di karya saya. Karena itu sama dengan kalian ninggalin jejak di hati akuuuhhh (Cie elahhhh)
Sebagai Author atau penulis, kalau di kasih like apalagi di komenin yang bagus-bagus (Puji Tuhan selama ini komentar pembaca di karyaku nggak pernah aneh-aneh) terimakasih dukungannya selama ini teman-teman sista-sistaaaa akuuuu. semoga kalian suka yaaaa, dukung terus karyaku, biar aku makin rajin update.
Thank you and love you

KAMU SEDANG MEMBACA
Ally Wooden
RomanceKisah cinta seorang gadis biasa bernama Ally Wooden (tinggal di North Carolina) yang bahkan sejak kecil harus mengalami ketidakberuntungan karena ditinggalkan pergi untuk selamanya oleh sang ibu di usia delapan tahun dan ayahnya pergi untuk menikahi...