Ally Wooden - Part 38

833 88 7
                                    

Haloooo, masih ada yang nungguin kah???

sambil santai-santai sore hari yaaaa, aku update lagi.

Tak bela-belain sampai belum mandi lhooo, jadi jangan lupa vote dan komen....

_________________________________

Baru beberapa langkah menuju ruang kerja Paul dan Ally memilih menghentikan langkahnya. Dia mengurungkan niatnya dan kembali ke windows seat.

Hatinya gusar, sekali lagi dia lihat nomor itu, dan membaca pesan singkat itu berulang-ulang hingga akhirnya Ally memutuskan untuk menyalakan kembali ponselnya dalam posisi on line . Ally berniat menghubungi nomor telepon di pesan singkat itu, tapi sebuah panggilan masuk lebih dulu.

GAIL IS CALLING

Gail menghubunginya, sial, bagaimana jika dia tahu bahwa Ally berada di penthouse milik tunangan sepupunya mala mini? Sudah pasti Gail berpikir macam-macam tentangnya, dan sudah barang tentu juga Gail akan berdiri di pihak Jane dan membencinya seumur hidup.

Ally meremas wajahnya, dia tampak sangat kebingungan hingga tidak menyadari Paul sudah berdiri di sisinya dan segera mengambil ponsel itu. Membuatnya berada dalam posisi off line kembali.

"Kau ingin Gail bisa menemukanmu?" Tanya Paul dengan tatapan (sedikit) kesal.

"Tidak." Geleng Ally.

"Lalu mengapa kau menyalakan ponselmu, padahal aku sudah melarangmu."

"Maaf." Ally tertunduk. Sementara Paul segera memeriksa ponsel Ally dan menemukan log panggilan masuk dari Robin dan Gail. Tatapannya beralih dari layar ponsel ke arah Ally.

"Kau senang mempermainkan perasaan laki-laki?" Alis Paul bertaut, sementara Ally tampak terkejut mendengar apa yang barusan dikatakan Paul padanya.

"Apa maksudmu Mr. Walton?" Pertanyaan Ally mewakili rasa tidak terimanya.

"Kau membiarkan Gail dan Robin bersaing untuk mendapatkanmu?" Paul meletakkan ponsel itu di atas windows seat, tempat di sebelah Ally duduk.

Paul merunduk, wajahnya berada tepat di hadapan Ally, sangat dekat, dan dengan penuh penekanan Paul berkata "Aku tidak akan membiarkan pria lain memilikimu Ally Wooden." Ucapnya dengan nada rendah. "You're mine." Tutupnya, Ally berpegangan erat dengan kedua tangannya di tempat dia duduk, dunia rasanya bergerak terlalu cepat hingga dia merasa spinning dan hampir terhuyung jatuh.

"Kau yang sedang mempermainkanku." Bisik Ally dengan tubuh gemetar. Seluruh dirinya goyah saat Paul mengucapkan kalimat terakhirnya barusan.

"Perasaanku padamu tidak pernah berubah, sejak pertama kali melihatmu dengan gaun bulu-bulu berwarna pink sampai aku mengira kau seekor flamingo, hingga saat ini kau mengengakan kaosku yang tampak kebesaran tapi entah mengapa justru terlihat sangat sexy di mataku." Ucap Paul panjang lebar. "Persetan dengan pernikahan itu." Dia segera meraih wajah Ally dan memulai ciumannya. Ally terhanyut hingga akhirnya berani melawan ciuman paul. Keduanya melebur dalam gelora yang begitu mengharu biru setelah terombang-ambing dalam perasaan yang menyiksa karena harus menjaga banyak perasaan lainnya.

Ally WoodenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang