Introduced..Melliflous: suara yang lembut dan manis, tenang saat mendengarnya.
.
Introvert, satu kata yang melekat permanen pada diri Barga, sejak kecil bahkan sampai sekarang.
Kini Barga berdiri didepan gerbang sekolahnya, seragam putih biru dengan atribut lengkap melekat ditubuh kurusnya.
Barga melangkah dengan terus menunduk, menyembunyikan wajah rupawan nya dari orang-orang asing disekolah ini.
Saking serius menunduk, Barga bahkan tak sengaja menabrak seseorang dengan proporsi tubuh yang kalah banding dengan Barga, anak laki-laki itu langsung menarik kerah baju Barga dan meneriakinya dengan beragam cacian.
"Maaf, aku tidak sengaja." Bibir Barga mengigil hebat.
"Gak usah sok belagu Lo anak kecil!" Anak itu berteriak, membuat semua pasang mata menatap kearah mereka.
"Adriel! Udah dong, baru juga selesai MOS, jangan bikin ribut lah." Lerai seorang anak yang berdiri dibelakang laki-laki bongsor ini.
Adriel, nama anak itu. Barga terbatuk saat Adriel melepaskan cengkeramannya, melihat dengan mata membara orang sok kuat tadi.
Barga sudah terbiasa dengan keadaan ini, bully adalah makanan sehari-harinya. Bukan karena takut kalah dalam memperoleh nilai, tapi karena cemburu melihat wajah Barga yang sebenarnya tampan luar biasa.
Sampai dikelas, Barga duduk lalu menjatuhkan dirinya diatas kursi. Berbaring diatas meja dan menunggu bel masuk serta teman-teman barunya muncul. Dan keberuntungan ada dipihaknya kali ini, sahabat kecilnya, Alana, ternyata menduduki kelas ini juga.
Barga melambai-lambai saat Alana muncul dengan wajah bingung, "Alana, sini!"
Gadis itu langsung tersenyum dan menuju kearah Barga. "Alana disini?" Tanya Barga teramat gembira.
"Iya, makanya kalo masuk kelas liat-liat namaku dong." Ujar Alana kemudian duduk disamping Barga.
Keduanya berbincang dengan serba-serbi sekolah baru, bel pun berbunyi seiring dengan tawaan yang menggelegar.
Guru pun masuk kelas selang lima menit kemudian, semua mendadak diam dan memberi hormat pada guru tersebut.
Mukadimah dan perkenalan kecil sudah diutarakan guru cantik itu, namanya buk Medeia, guru IPS sekaligus wali kelas disini. Perkenalan terputus saat seseorang mengetuk pintu dari luar kelas, ternyata orang yang tak sengaja Barga tabrak tadi, Adriel.
"Maaf telat, buk." Ucapnya sembrono tanpa menyalami ataupun melihat guru tersebut.
Adriel diikuti dengan tiga orang lainnya dari belakang, termasuk orang yang melerai mereka tadi.
Sosok bongsor itu menatap sinis Barga, ia duduk dibangku belakang Barga, ternyata hari ini Barga ditimpai keberuntungan dan kesengsaraan.
"Halo cantik," goda salah satu teman Adriel pada Alana.
"Hai." Alana menjawab santai.
Adriel menyodorkan wajahnya pada Barga, ia membisikkan sesuatu. "Lo anak songong yang nabrak gue tadi kan? Selamat, hidup Lo abis ini gak bakal tenang."
•••
Edit*
Heyyo! Balik lagi sama author dilapak baru super hot ini🔥🔥🔥
Setelah berdiam diri tanpa ngetik dan kehilangan ide, akhirnya author muncul dengan membawa cerita baru, so guys, semoga kalian suka, yang hobinya entertainment, cocok banget lah baca ini.Cerita ditulis bukan berdasarkan mini naskah yang dibuat sebelumnya, melainkan langsung dituang dan idenya langsung muncul dikepala doang. Jadi, mungkin update nya kali ini bakal random, dan gak ada hari tertentu buat update nya.
So guys, pantengin terus apa yang aku bikin, walo rada-rada absurd gitu, wqwq.
Segini dulu ya~ next kita bakal ketemu di-update an berikutnya:))
Salam,
rosaekavania🍃🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLOUS [END]
FanfictionWarning!🔞 (CERITA BELUM DIREVISI) Barga, mengukir prestasi gemilang diusianya yang baru menginjak dua puluh tahun. Suara khas miliknya menjadikan pemuda tampan ini primadona diberbagai kalangan. Sepintas hidupnya terlihat bahagia seperti alur cerit...