Part. 5

2.6K 225 0
                                    


Jika Hyera bisa memilih, atau setidaknya memutar waktu, sudah pasti ia tidak akan pernah mau bertemu dengan lelaki bejat seperti Jimin. Lelaki yang sama, yang telah membuat hidupnya menjadi hancur berantakan.

Namun, tidak. Hyera sadar, hidupnya ini bukanlah sebuah dongeng, bukan juga sebuah cerita fantasy, yang bisa ia ubah sesuka hati. Hidup Hyera itu ibarat sebuah tantangan, yang harus ia menangkan, jika ia mau hidup dengan tenang.

"Kau benar-benar licik, Jim!" gumamnya, seraya menatap sang suami, yang masih terlelap dalam tidurnya.

Hyera tidak tahu apa yang terjadi, ia hanya ingat jika tadi malam ia sempat mabuk karena dipaksa minum oleh sang suami. Namun, hanya dengan melihat keadaannya dan juga Jimin, sepertinya Hyera langsung paham, jika mereka baru saja melakukan hubungan suami istri.

Marah? Tentu. Hyera sengaja menunda-nunda hal ini, berbagai alasan telah ia berikan pada Jimin agar tidak melakukan hal itu dengannya. Bukannya Hyera tidak mau melayani Jimin, tetapi ia hanya tidak mau cepat-cepat hamil, kemudian melahirkan sebelum ia mendapatkan hati Jimin. Tapi apa? Dengan liciknya suaminya itu justru memaksanya, membuatnya tak sadar hingga ia bebas melakukan hubungan intim itu dengannya.

"Oke, akanku anggap jika kita satu sama. Jangan khawatir, aku masih punya seribu satu cara, untuk bisa menaklukan hatimu sebelum kontrak kita selesai, Jim."

Hyera tersenyum, memilih untuk bangkit dari tidurnya, kemudian membersihkan dirinya dan bersiap untuk ke kantor.

*****
"Pagi, Eon,"ucap Hyera.

Saat ini ia sudah selesai bersih-bersih, dan memilih untuk sarapan, dengan duduk tepat di hadapan Soojung.

"Apa tidurmu nyenyak, Eon?" tanyanya lagi, karena tak kunjung mendapat jawaban dari istri pertama sang suami.

Sedangkan Soojung? Wanita itu hanya terdiam, tak ada minat sama sekali untuknya menjawab pertanyaan dari Hyera.

"Sepertinya tidak, yah? Bagaimana Eonni bisa tidur dengan nyenyak, jika suami Eonni saja malah asik bercinta dengan istri keduanya." Ucapan frontal dari Hyera langsung berhasil membuat Soojung menghentikan makannya, membanting garpu di tangannya, dan menatap tajam kedua mata madunya itu.

"Bisakah kau diam? Jangan membuatku hilang kesabaran, Hyera. Karena sungguh, itu sama sekali tidak baik untukmu."

Hyera sama sekali tak terusik mendengar ancaman dari Soojung, wanita itu justru tersenyum manis, seraya meminum jus jeruk di tangannya.

"Kuperingatkan lagi, aku bukanlah tandingan yang pas untukmu. Jangan kau kira kau bisa melakukan apa pun, dan aku hanya akan diam saja karena kau pikir jika aku dan Jimin membutuhkanmu, yah!"

"Tepat sekali," ujar Hyera.

"Eonni dan Jimin memang membutuhkanku, kan? Dan aku pikir Eonni cukup pintar, untuk tidak melakukan hal buruk padaku, setidaknya sebelum keinginan Eonni terpenuhi, benar?"

Soojung menggertakan gigi-giginya,masih tak menyangka jika gadis seperti Hyera bisa membuatnya mati kutu seperti ini.

"Tapi, jangan khawatir. Aku tidak akan main curang seperti yang pernah kalian lakukan padaku, kok." Hyera kembali berkata, membuat dahi Soojung mengercit karnanya.

"Apa maksudmu, hah?" balas Soojung.

Hyera berdiri dari duduknya, mengambil tas kerjanya dan berkata,

"Ini kejutan, tak asik jika aku memberitahumu lebih dulu, Eon."

Soojung sungguh dibuat jengkel mendengar jawaban dari Hyera. Sebenarnya apa maksud dari ucapannya itu?

"Ah, ya. Tolong bangunkan Jimin yah, Eon. Tolong katakan padanya jika aku akan naik taksi saja hari ini!" teriak Hyera dari seberang sana.

"Yaa! Kau pikir aku pembantumu, hah?!"

*****
Sepertinya pilihan Hyera untuk menjadi sekretaris pribadi sang suami, adalah pilihan yang sangat tepat baginya. Awalnya Hyera hanya berpikir, jika ia bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan Jimin karena posisinya sekarang. Namun, justru di luar dugaannya. Ternyata ia bisa melakukan hal lebih dengan menggunakan posisinya itu.

"Semuanya sudah beres, Nyonya."

Terdengar suara seorang pria dari seberang sana, yang memanggil Hyera dengan sebutan 'Nyonya' itu.

"Tapi ... bagaimana jika sampai Jimin tahu?" lanjutnya.

"Jimin tidak akan tahu jika anda tidak memberitahunya, kan? Lagi pula, yang anda lakukan ini bukanlah hal buruk. Jadi, jangan takut. Saya jamin tidak akan terjadi apa pun pada anda, mengerti?"

"Baiklah, semoga berhasil."

Hyera tersenyum simpul mendengar jawaban dari pria, yang diketahui sebagai patner bisnis Jimin. Setahu Hyera, pria itu juga salah satu teman baik sang suami, jadi tak apa jika ia meminta sedikit bantuan padanya, kan? Sebagai seorang teman, ia pasti juga menginginkan temannya mendapatkan kebahagiaan, benar?

"Terima kasih, lain kali tidak perlu terlalu  formal jika bicara denganku, oke?" balas Hyera, seraya menutup telfonnya.

"Apa Sajangnim sudah datang?" tanya Hyera, pada salah seorang karyawannya.

"Sudah, Nona. Sajangnim baru saja masuk ke dalam ruangannya."

"Baiklah, terima kasih."

Hyera kembali memutuskan sambungan telfonnya. Wanita itu tersenyum, atau lebih tepatnya menyeringai, sebelum akhirnya melangkah pergi dari ruangannya dan menuju ruangan suami, yang saat ini juga tengah menjadi bos besarnya itu.

*****
19. 15 KST.

Tidak seperti biasanya, hari ini Jimin dan Hyera pulang lebih awal dari kantornya. Membuat Soojung cukup bingung, karena suaminya yang langsung mengemasi sebagian pakaiannya, sesaat setelah ia pulang dari kantornya.

"Setidaknya jawab pertanyaanku, Jim. Kenapa kau mengemasi semua pakaianmu itu, huh? Dan lagi--" Ucapan Soojung terpotong. Kala kedua matanya melihat Hyera yang baru saja keluar dari kamarnya, dan juga membawa koper di tangannya.

"Tiba-tiba saja ada bisnis mendadak. Kau ingat dengan Taehyung? Manager perusahaan kita yang ada di luar kota. Ia mengatakan jika perusahaan kita sedikit bermasalah, dan aku harus ke sana untuk membereskannya," jawab Jimin.

"Kenapa mendadak sekali? Dan Hyera--"

"Saat ini dia adalah Sekretaris pribadiku, dan tentu saja ia harus ikut denganku untuk membantu pekerjaanku, Jung," potong Jimin.

"Sudahlah, ini hanya untuk satu minggu saja, oke?" lanjutnya, kemudian mengecup pelan dahi sang istri pertama, lalu pergi begitu saja dari hadapannya.

Hyera sendiri mulai maju, sebelum akhirnya membisikkan sesuatu di telinga Soojung.

"Suka dengan kejutannya, Eon?"

Ingin sekali Soojung merobek mulut Hyera, jika saja wanita itu tidak lebih dulu kabur, dan menyusul Jimin di depan sana.

"Kurang ajar kau!"

Teriakan Soojung hanya di dengar oleh angin lalu saja, karena nyatanya Jimin sudah melajukan mobilnya dari sana.





Tbc ....

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Marriage Contract (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang