Part. 13

2.1K 197 4
                                    


"Kau benar-benar tidak menyentuhnya?"

"Tentu saja, aku sama sekali tidak menyentuh Hyera, Jung. Sesuai dengan rencanamu, aku hanya mensetting keadaan yang membuat Jimin berpikir demikian," jawab seorang pria di seberang sana.

"Lagi pula, seperti yang kau tahu, aku hanya ingin melakukan itu denganmu."

Soojung berdecih tak suka mendengar perkataan Jaehyun. Sebenarnya ia tidak peduli mau Jaehyun menyentuh Hyera atau tidak. Rasanya bodoh sekali jika pria itu berpikir bahwa ia mau dengannya. Dari awal Soojung hanya menjadikan Jaehyun sebagai pionnya saja. Soojung sama sekali tidak mencintai Jaehyun, ia hanya memanfaatkan perasaan temannya untuk bisa menghancurkan Hyera.

"Kerja bagus," balas Soojung.

"Ngomong-ngomong, apa kau yakin sudah membereskan segalanya? Tidak ada bukti, mau pun cctv yang bisa membuat Jimin mengetahui semua rencana kita, kan?" lanjutnya. Soojung tentu tidak sebodoh itu, untuk membuat rencananya gagal hanya karena kecerobohan dari temannya.

"Tidak perlu khawatir, semuanya sudah beres. Semua cctv yang berada di area kamar, juga tempat aku bertemu dengan Hyera telah aku sabotase sebelumnya."

Soojung menyunggingkan senyumnya, merasa jika usahanya tidaklah sia-sia. Ternyata Jaehyun ada gunanya juga, itulah pikirnya.

"Baiklah, aku tutup dulu telfonnya. Sepertinya mereka sudah sampai."

Wanita itu menutup telfonnya secara sepihak, melangkah pergi keluar dari kamarnya, dan menuju ruang tengah guna menikmati hasil dari kerja kerasnya.

*****
Rasanya baru saja Hyera merasakan yang namanya kebahagiaan, setelah mengetahui jika ada kehidupan lain dalam rahimnya. Baru saja ia ingin membagi kebahagiaan itu dengan Jimin, berharap jika ia akan mulai meliriknya dengan adanya anak itu.

Namun, kenapa takdir selalu saja tidak pernah berpihak padanya? Kenapa kebahagiaan seakan enggan mendekatinya? Apakah ia memang tidak pantas merasakan yang namanya kebahagiaan?

"A-aku benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi, Jim. Tapi aku yakin, J-jaehyun sengaja menjebakku. Dia ingin menghancurkan hubungan kita, Jim. Percayalah, a-aku sungguh tidak  melakukan apa pun dengannya. Aku--"

Plak!

Tamparan itu sudah lebih dulu mendarat di pipi Hyera sebelum ia selesai mengucapkan perkataannya. Wanita itu memegang pipi kanannya yang terasa memanas, dan beralih menatap sang suami dengan air mata yang sudah berhasil membasahi pipi mulusnya.

"Sekali jalang tetaplah jalang!"

Jimin berkata dengan lantangnya, tak peduli jika Hyera akan tersakiti dengan perkataan kelewat menyakitkan darinya.

"Aku sendiri yang telah menangkap basah kalian berdua, dan sekarang kau masih bisa mengatakan jika kau tidak melakukan apa pun dengannya, hah?!" bentak Jimin. Membuat Hyera semakin ketakutan.

"T-tidak, tolong dengarkan penjelasanku dulu, Jim. I-ini ... hiks, ini semua hanya kesalahpahaman saja. Aku tidak pernah mengkhianatimu, Jim. A-aku juga tidak akan ke sana, dan bertemu dengan Jaehyun jika kau tidak menyuruhku ke hotel itu."

Jimin sedikit mengercitkan dahinya mendengar penjelasan Hyera. Kapan ia menyuruh Hyera ke hotel? itulah pikirnya.

"Jangan dengarkan dia, Jim."

Keduanya sontak menoleh ke arah sumber suara, dan melihat Soojung yang sekarang ini sudah berada tepat di samping mereka.

"Maaf, bukannya aku mau membodohimu. Tapi, aku sengaja menyuruhmu ke hotel itu agar kau bisa melihat sendiri kebusukan dari istri keduamu ini."

Marriage Contract (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang