Part. 7

2.2K 198 6
                                    


Hyera itu wanita baik, polos, dan lemah. Jangankan menipunya, untuk sekedar berbohong padanya saja tidak bisa. Yah, setidaknya itulah Hyera di mata Jimin.

Selama kurang lebih lima bulan ia menjalin kasih dengannya, sampai sekarang wanita itu sudah resmi menjadi istrinya, tidak pernah sekali pun Jimin melihat sisi buruk darinya. Bagi Jimin, Hyera sendiri hanyalah seorang wanita polos. Bahkan terlalu polos, hingga membuatnya sangat mudah dibodohi olehnya.

Jadi, saat ada yang mengatakan padanya jika Hyera telah menipunya, meskipun orang itu adalah istri pertamanya sendiri, tentu saja Jimin tidak akan percaya begitu saja.

"Sepertinya kau hanya salah paham saja, Jung. Aku yakin, Hyera tidak mungkin merencakanan semua itu pada kita," ucap Jimin, membuat Soojung mendengus kesal di seberang sana.

"Jadi, kau tidak percaya padaku, begitu?"

"Bukan itu maksudku, Jung. Tapi--"

"Percayalah, wanita itu tidak sebodoh yang kau kira, Jim! Hyera sendiri yang mengatakan padaku, jika perlahan-lahan ia akan merebutmu dariku!" potong Soojung.

"Dan asal kau tahu, kepergianmu ke luar kota juga bagian dari rencananya. Tidak ada masalah apa pun di perusahaanmu, semua itu hanya tipu muslihatnya untuk membuatmu jauh dariku, Jim!" lanjutnya, berhasil membuat Jimin berpikir ulang setelah mendengar penjelasan darinya.

"Aku akan telfon lagi nanti."

Jimin menutup sambungan telfonnya secara sepihak. Rahangnya mulai mengeras, tangannya mengepal kuat mencoba sebisa mungkin menahan amarah dalam dirinya.

Jika perkataan Soojung memang benar, apakah artinya ia sudah dibodohi oleh istri dan temannya sendiri? Itulah pikirnya.

"Aku sudah siap, Jim," ujar Hyera, membuat Jimin tersadar dari lamunannya.

Jimin mulai berdiri, menatap intens kedua mata sang istri dan berkata,

"Kau tidak perlu ikut, aku akan berangkat ke kantor sendiri hari ini."

"Lho, kenapa, Jim? Kau sendiri yang memintaku ikut, kan?" tanyanya Heran.

"Tidak apa-apa, pekerjaan kantor juga tidak terlalu banyak. Aku akan pulang siang ini, kau di tinggal saja di apartement dan masak makanan yang enak untukku."

Hyera sedikit menyunggingkan senyumnya mendengar perkataan sang suami. Sejak mereka menikah, ia memang belum pernah memasak apa pun untuk Jimin.

"Arraseo, pergilah. Aku akan berbelanja sebentar dan memasak makanan untukmu," balas Hyera.

"Hm." Jimin hanya berdehem, kemudian meninggalkan Hyera yang sekarang ini tengah tersenyum-senyum sendiri.

"Eomma pernah bilang, jika salah satu cara untuk menaklukan hati suami adalah lewat makanan, kan?" gumamnya.

Wanita itu mengambil dompet di tas-nya,  kemudian melangkah pergi meninggalkan apartement-nya, dengan senyuman yang terus terukir di bibir tipisnya. 

*****
Di sisi lain, ada Jimin yang baru saja tiba di kantor miliknya. Dengan langkah tergesa-gesa ia berjalan menuju ruangan seseorang, yang mungkin bisa menjawab semua pertanyaan yang sekarang ini terus berputar di otaknya.

"Katakan, apa ada masalah yang terjadi di kantor selama saya tidak di sini?" tanyanya, pada seorang wanita yang menjabat sebagai asisten manager tersebut.

Wanita itu tampak bingung, pasalnya sebelum pergi, Taehyung sudah mewanti-wanti dirinya untuk tidak mengatakan apa pun pada Jimin.

"Saya bertanya, apakah anda bisu, Nona?"

Marriage Contract (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang