"Kau tidak berangkat ke kantor, Jim?" tanya Hyera, membuat Jimin yang saat ini tengah asik menggendong Young Jae menganggukkan kepalanya."Aku sudah berjanji akan menghabiskan waktuku untuk bermain dengan Young Jae seharian ini. Iya, kan, Baby?"
Pria itu menjawab seraya mencium gemas pipi gembil sang putra, membuat Young Jae menggeliat kegelian karenanya.
"Lagi pula, sudah dua bulan lebih aku meninggalkan kantor. Cuti satu hari tidak akan berpengaruh apa pun pada perusahaan, Hye. Tenang saja."
Pria itu kembali menjawab dengan santainya. Karena benar, tidak ada yang perlu Jimin khawatirkan selama Jimin masih punya teman yang bisa ia repotkan.
Yah, teman. Mungkin kalian ingat dengan pria bernama Taehyung? Pria yang sama, yang pernah terlibat dalam rencana Hyera untuk membawa sang suami dengan alasan pekerjaan ke luar kota.
Selama ini Taehyung-lah yang meng-handle semua pekerjaan Jimin selama pria itu berada di Daegu untuk memperjuangkan cintanya pada Hyera. Jadi, jangan heran kenapa Jimin bisa setenang itu meninggalkan perusahaan yang baru saja dirintisnya. Pria itu tak perlu khawatir karena temannya sendirilah yang kini tengah mengurus perusahaan miliknya.
Sedangkan Taehyung? Sebenarnya ia juga setuju tidak setuju, sih. Tapi, mengingat ia pernah membohongi Jimin (meskipun itu demi kebaikannya), Taehyung juga tidak enak hati jika harus menolak permintaan sang teman.
Meskipun dengan setengah hati, pada akhirnya Taehyung pun menerima permintaan Jimin. Lagi pula, jika dipikir-pikir permintaan temannya tidaklah seburuk itu. Taehyung juga masih bisa merepotkan Jimin dengan mengiriminya berkas-berkas yang perlu pria itu tandatangani, atau mungkin mengganggunya untuk sekedar bertanya tentang hal-hal kecil saja, mendapatkan bayaran pula.
Intinya mereka berdua sama-sama diuntungkan. Taehyung dengan pekerjaan serta bayaran tingginya, sedangkan Jimin dengan kembali mendapatkan putra dan cintanya. Impas, bukan?
"Eh, kau mau ke mana, Jim?"
Hyera kembali bertanya, saat melihat Jimin mulai bangkit dari duduknya, dan hendak melangkah pergi keluar dari rumah dengan Young Jae yang masih berada digendongannya.
"Orang bilang matahari pagi bagus untuk kesehatan bayi, kan? Karena itulah, aku mau mengajak Young Jae keluar dan menjemurnya di bawah sinar matahari," jawab Jimin.
"Hanya di sekitar sini saja. Boleh, kan, Hye?" tanyanya kemudian.
Hyera sendiri menganggukkan kepalanya. Wanita itu menutup kembali makanan yang baru saja disiapkannya di meja, hendak menuju sang suami jika saja Jimin tidak lebih dulu berkata,
"Kau tidak perlu ikut, Hye." Dan membuat Hyera menghentikan langkahnya.
"Tapi, Jim. Aku--"
"Sebentar lagi akan ada tamu yang datang, kau di rumah saja dan sambut tamunya dengan baik. Oke?" potong Jimin.
Namun, belum sempat Hyera menjawab. Pria itu sudah lebih dulu pergi dari rumahnya, dan membuat Hyera hanya bisa menghela napas saja.
"Sudahlah," gumam Hyera.
Wanita itu hendak kembali ke meja makan. Namun, sebelum itu bel rumahnya sudah lebih dulu berbunyi. Membuat Hyera berdecak sebal, dan segera membukakan pintu rumahnya.
"Apa lagi, Ji--"
Perkataan Hyera terpotong, wanita itu terdiam dengan mata yang mulai berkaca-kaca seraya menatap tak percaya wanita paruh baya yang kini tengah berada tepat di hadapannya.
"Apa kabar ... Nak?" ujar wanita tersebut, membuat Hyera tersadar dari lamunannya.
"E-eomma?" jawabnya tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract (End)
Fiksi PenggemarHanya sekelumit kisah, tentang gadis bernama Song Hyera, yang harus rela menjadi istri kontrak dari seorang Park Jimin.