Setelah menempuh waktu beberapa jam di perjalanan, akhirnya tepat pada pukul enam petang Hyera dan Jimin sudah tiba di Kota Seoul. Tanpa menunggu lebih lama lagi, keduanya-- di tambah dengan putra mereka berencana untuk langsung menuju kediaman Keluarga Park.Di sepanjang jalan Hyera sendiri lebih memilih untuk menatap kota yang sudah lama ia tinggalkan lewat kaca mobilnya, membuatnya mengercitkan dahinya saat merasa ada yang salah di sini.
"Tunggu dulu, kau mau membawaku ke mana, Jim?" tanyanya bingung.
Yah, meskipun kurang lebih satu tahun Hyera sudah meninggalkan Seoul dan rumah suaminya, ia tentu tidak sepikun itu untuk tidak mengingat jalan menuju rumah keluarga suaminya sendiri.
Dan Hyera yakin, jika ini bukanlah jalan menuju kediaman keluarga Park.
"Kau akan tahu nanti," jawab Jimin.
Pria itu lantas tersenyum-senyum sendiri setelah memberikan jawaban yang tak pasti pada sang istri. Jimin hanya terus fokus menyetir mobil miliknya, sebelum akhirnya menghentikan mobil itu setelah sampai di tempat tujuannya.
"Keluarlah," ujarnya seraya membukakan pintu mobil Hyera.
Hyera sendiri hanya mengangguk, perlahan tapi pasti wanita itu mulai keluar dari mobilnya, dan berdiri di samping sang suami dengan Young Jae yang sekarang ini tengah berada digendongannya.
"J-jim, ini--"
"Rumah baru kita," potong Jimin.
Pria itu kembali tersenyum seraya menatap rumah cukup besar berlantai dua, yang beli dari hasil jerih payahnya sendiri.
"Mulai hari ini kita akan memulai lembaran baru. Aku tidak ingin, kenangan buruk di masa lalu mempengaruhi hubungan kita yang sekarang, Hye," ujarnya kemudian.
Sedangkan Hyera? Sejauh ini wanita itu hanya terdiam dan membiarkan suaminya terus berbicara.
"Aku tahu ini tak sebesar rumah kita yang dulu. Tapi, kurasa rumah ini sudah cukup besar untuk kita bertiga, kan? Dan lagi--"
"Kau membeli rumah ini dengan uang-mu sendiri kan, Jim?" potong Hyera, yang langsung dibalas dengan anggukan kepala oleh suaminya.
"Itu sudah cukup," lanjutnya.
Lagi pula, jika boleh jujur Hyera juga tidak akan keberatan apabila suaminya itu membawanya ke rumah yang lama. Hyera bukanlah tipe orang yang akan merasa tidak nyaman, apa lagi trauma hanya karena sebuah rumah saja.
Pun, bukan hanya kenangan buruk. Tapi, banyak kenangan manis juga di rumah mereka yang sebelumnya seperti ....
"Kau ... menyukainya?" tanya Jimin, membuat Hyera tersadar dari lamunannya.
Wanita itu lantas mengangguk, dan tersenyum simpul setelahnya.
"Baiklah. Sekarang masuk dan istirahatlah. Kau pasti lelah, kan?"
Jimin kembali bertanya seraya menyerahkan kunci rumahnya pada Hyera.
"Ah, ya. Kamar kita ada di lantai atas. Aku akan mengambil koper kita dan menyusul kalian setelahnya, oke?"
Anggukan kepala kembali diberikan Hyera sebagai jawaban. Wanita itu lantas beranjak dari tempatnya. Melangkah maju menuju rumah baru, yang mulai sekarang akan menjadi tempat tinggal untuknya dan keluarga kecilnya itu.
*****
Membangun sesuatu yang sudah hancur memang mustahil, meskipun bisa, pasti tetap saja tidak akan sama seperti sebelumnya.
Yah, kira-kira itulah yang mungkin tengah Hyera pikirkan sekarang. Meski ia sendiri sudah memutuskan untuk kembali membina rumah tangga dengan Jimin demi sang putra. Tapi, tidak bisa dipungkiri. Kekhawatiran, juga ketidakpercayaannya pada sang suami masih melekat di dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract (End)
FanfictionHanya sekelumit kisah, tentang gadis bernama Song Hyera, yang harus rela menjadi istri kontrak dari seorang Park Jimin.