Part. 12

2K 180 4
                                    


Menunggu dan menunggu, hanya itu yang bisa dilakukan oleh Hyera sekarang. Kurang lebih lima belas menit sudah, sejak ia sampai di hotel yang Jimin katakan. Namun, sampai saat ini suaminya itu tak kunjung datang dan membuatnya cukup kesal. 

"Jimin tidak sedang mempermainkanku, kan?" tanya Hyera entah pada siapa.

Wanita itu mulai bangkit dari duduknya, melangkah pergi menuju tempat resepsionis, yang mungkin saja bisa membantunya.

"Maaf, apa ada kamar yang di pesan atas nama Park Jimin, Nona?" ucapnya.

"Boleh saya tahu, apa hubungan anda dengan Tuan Jimin, Nyonya?"

"Saya istrinya," jawab Hyera.

Sang resepsionis hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Hyera, memintanya untuk menunggu selama ia memeriksa data para tamunya, kemudian berkata,

"Satu kosong lima, kamar itu di pesan atas nama Park Jimin, Nyonya."

"Baiklah, terima kasih," balas Hyera, memilih untuk menunggu sang suami lagi, kemudian kembali ke tempat duduknya.

Wanita itu memainkan ponsel di tangannya guna mengusir rasa bosannya, dan terus menggerutu tidak jelas, sampai tiba-tiba saja seseorang duduk tepat di hadapannya.

"Jim--" Perkataan Hyera terpotong, saat ia mulai mendongak, dan melihat justru pria lain lah yang berada di sana.

"Jaehyun?" lanjutnya, seraya menatap Jaehyun penuh tanda tanya.

"Hay," ujar Jaehyun. "Tidak masalah kan, aku duduk di sini?" Hyera mengangguk ragu menanggapi pertanyaan Jaehyun.

Wanita itu masih bingung, kenapa Jaehyun bisa ada di sini? Jika satu atau dua kali, mungkin Hyera masih bisa menganggapnya sebagai sebuah kebetulan saja. Tapi ini?

"Sendirian saja?" tanyanya, lagi.

"A-ah, tidak. Aku ada janji dengan Jimin. Kau sendiri?" jawab Hyera, kemudian balik bertanya.

"Aku juga ada janji dengan seseorang," balas Jaehyun, "Mau coffe?" lanjutnya.

Hyera tampak berpikir, sebelum akhirnya mengangguk dan berkata, "Air putih saja."

"Baiklah." Jaehyun hanya menurut, lalu memesan satu gelas coffe dan air putih. Tak lama kemudian, terlihat seorang gadis yang mengantar pesanan mereka berdua.

"Terima kasih," ucap Hyera. Gadis itu hanya tersenyum, dan pergi setelahnya.

"Minumlah, kau pasti haus, kan?"

Lagi dan lagi Hyera hanya mengangguk menanggapi ucapan Jaehyun. Yah, Hyera memang haus, karena itulah tanpa pikir panjang ia langsung meneguk habis segelas air putih yang berada di genggaman tangannya.

Keduanya kembali berbincang-bincang, hingga entah kenapa, tiba-tiba saja Hyera merasa sangat mengantuk. Wanita itu tetap berusaha menjaga kesadarannya. Namun, tetap saja tidak bisa. Pada akhirnya Hyera mulai memejamkan kedua matanya, yang entah justru kenapa membuat Jaehyun tersenyum bahagia.

"Ck, ternyata kau tidaklah secerdik yang aku pikirkan, Hye," gumam Jaehyun.

Pria itu beralih dari duduknya, menggendong Hyera ala bridal style, dan membawanya ke kamar atas, setelah mengatakan pada resepsionis jika ialah suaminya.

*****
"Kau sudah sampai mana, Jim?"

Jimin berdecak sebal mendengar pertanyaan dari Soojung. Bagaimana tidak? Pertama ia menyuruhnya ke hotel tanpa alasan yang jelas, dan membuatnya harus menunda meeting bersama klien yang cukup penting. Dan sekarang? Wanita itu terus saja menelfonnya, seakan ia tidak tahu seperti apa macetnya jalan kota Seoul.

Marriage Contract (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang