Part. 24

1.8K 150 2
                                    


"Apa masih lama?" tanyanya, pada sang sopir pribadi yang tengah fokus menyetir mobil miliknya.

"Sebentar lagi, Tuan," jawab sang sopir. Membuat pria, yang tidak lain adalah Yoongi itu menyunggingkan senyumnya.

Setelah kurang lebih tiga minggu Yoongi pergi ke luar kota karena urusan bisnis, rasanya ia sudah tidak sabar ingin cepat-cepat sampai di tempat tujuannya dan menemui seseorang yang menjadi alasan dari kepulangannya.

Yah, sebenarnya pekerjaan yang ia terima dari sang Ibu untuk mengurus perusahaan mereka yang berada di luar kota belumlah selesai. Masih ada beberapa masalah, juga kontrak dengan perusahaan lain yang belum sempat ia tandatangani,

Yang sayangnya harus ia tinggal setelah mendengar kabar dari salah satu orang kepercayaannya yang berada di Daegu-- yang memang Yoongi tugaskan untuk memberinya segala informasi tentang Hyera selama ia berada di luar kota mengatakan jika wanita itu sudah melahirkan.

Biarlah masalah Ibu-nya akan ia urus nanti. Yang penting sekarang ia harus segera bertemu dengan Hyera, serta sang bayi yang juga selama ini ia nanti-nanti.

"Terima kasih, tinggalkan saja mobilnya di sini. Anda bisa pulang naik taksi," ujar Yoongi seraya memberikan dua lembar uang pada sang sopir.

Yoongi pun mulai beranjak dari tempatnya. Pria itu melangkah dengan tergesa menuju rumah sakit yang kini sudah berada di hadapannya, dengan senyuman manis yang masih terukir di bibir tipisnya.

*****

Sementara itu, di sisi lain ada Jimin yang merasa jika Tuhan benar-benar sedang berbaik hati padanya.
Bagaimana tidak?

Setelah kemarin Tuhan memberikannya kebahagiaan tak terkira dengan lahirnya sang buah hati ke dunia, sekarang Tuhan seakan ingin memberikannya kebahagiaan berlipat ganda karena setelah sekian lama, kedua orang tuanya kembali menghubunginya setelah ia mengirimkan pesan pada mereka bahwa Hyera-- wanita yang tidak lain adalah menantu kedua mereka telah melahirkan cucu yang selama ini mereka idam-idamkan ke dunia.

Bahagia? Tentu saja. Dari awal, atau lebih tepatnya setelah ia resmi menikah dengan Soojung, hubungan Jimin dengan kedua orang tuanya memang berjalan kurang baik karena tidak adanya restu dari mereka berdua.

Jimin tidak tahu apa alasannya, yang pasti kedua orang tuanya memang tidak pernah menyukai mantan istri pertamanya itu sejak pertama kali ia memperkenalkannya pada mereka. Pun, fakta jika Soojung tidak bisa memberikan pewaris pada keluarga Park, membuat hubungannya dengan sang orang tua semakin memburuk di setiap harinya.

"Anggap saja ini sebagai kesempatan terakhirmu. Jika kau gagal membawa menantu dan cucu Eomma kembali, maka lupakan saja maaf dari kedua orang tuamu ini."

Jimin hanya bisa tersenyum simpul mendengar ucapan dari sang Ibu. Lebih dari keputusannya untuk menikah dengan Soojung, orang tuanya jauh lebih kecewa padanya setelah ia mengatakan bahwa ia telah mengusir istri keduanya, yang saat itu tengah mengandung pewaris dari keluarga Park.

"Pasti, Jimin berjanji akan mendapatkan, dan segera membawa pulang menantu dan cucu Eomma lagi," jawab Jimin penuh keyakinan.

"Kami pegang janjimu, Nak. Buktikan pada Ibu-mu jika putra Appa ini bukanlah seorang pengecut."

Jimin kembali tersenyum simpul saat mendengar ucapan dari sang Ayah. Dari pada dengan Ibu-nya, sejak kecil Jimin memang lebih dekat dengan Ayah-nya. Bukan berarti Jimin tidak menyayangi Ibu-nya, tetapi sikap Ayah-nya yang tidak terlalu tegas padanya, membuat Jimin menjadi lebih nyaman jika berada dengan sang Ayah.

"Jim? Jimin?!" sentak Ayah-nya di seberang sana, berhasil membuat Jimin tersadar dari lamunannya.

"A-ah, oke, Pa," jawab Jimin.

Marriage Contract (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang