Part 38

275 29 2
                                    

Hyera sempat mengatakan, jika lebih baik jujur dari pada terus menyimpan kebenaran. Namun, sungguh. Sekalipun ia tidak pernah membayangkan, jika sebuah kejujuran akan terasa begitu menyakitkan.

"Jadi, Riri-sekretaris pribadimu-adalah mantan kekasihmu sendiri, Jim?"

Wanita itu berkata, seraya menatap tak percaya sang suami yang kini tengah duduk di sampingnya.

Beberapa saat yang lalu Jimin memang sudah pulang, pria itu menyempatkan diri untuk mandi, sebelum akhirnya menarik sang istri ke dalam kamar setelah menyerahkan Yoonjae pada Baby sitternya. Setelah itu, barulah Jimin langsung mengatakan fakta yang selama ini ia simpan dari Hyera.

Jimin mengangguk, sebisa mungkin menghindari tatapan sang istri dengan terus mengalihkan pandangannya.

"Kita bertemu saat aku masih berada di SMA tingkat akhir. Saat, di mana remaja sepertiku masih belum bisa menemukan jati diriku sendiri," ujarnya, kembali bersuara. Membayangkan betapa nakalnya ia waktu SMA sambil sesekali terkekeh pelan ketika mengingat berapa banyak hukuman, bahkan skors yang gurunya berikan karena tingkah nakalnya yang memang sudah tingkat dewa.

Hyera sendiri hanya mendengar, terlalu bingung harus menyikapi masalah ini dengan cara seperti apa. Mungkin memang tidak ada salahnya jika Riri adalah mantan pacar suaminya. Namun, yang menjadi masalah untuk Hyera adalah ketidakjujuran yang telah dilakukannya.

Jika memang sudah tidak ada hubungan apa pun antara Jimin dan Riri, lantas; apa yang sebenarnya Jimin takutkan? Apa, yang membuatnya sampai terus berbohong padanya sampai sekarang?

"Aku tahu, kau pasti kecewa karena aku menyembunyikan hal ini darimu kan, 'Hye?" Seolah tahu apa yang ada dalam pikiran Hyera, Jimin berkata hal yang sontak langsung membuat Hyera menganggukkan kepala.

Pria itu tampak menghela napas. Masih merasa ragu, apa keputusannya benar dengan mengatakan yang sejujurnya.

***
Sebelumnya, Jimin sudah merasa cukup siap untuk menerima segala konsekuensi atas kesalahannya du masa lalu atau kebohongannya pada sang istri selama ini. Akan tetapi, melihat sikap Hyera yang nampak kembali dingin pagi ini nyatanya tetap saja membuat hati Jimin ketar-ketir sendiri.

"Apa kau marah padaku?" Jimin berucap seraya memegang punggung tangan Hyera yang tengah menyiapkan sarapan. Sejak semalam, Hyera memang tidak berkomentar apa-apa. Istrinya hanya diam usai ia mengatakan jika Riri adalah mantan kekasihnya, maupun fakta lain yang pasti semakin menyakiti hatinya.

Kendati demikian, Jimin tetap tidak bisa tenang. Sebaliknya, diamnya sang istri justru membuat ketakutannya semakin besar.

"Kau ada meeting hari ini 'kan, Jim?"

Menyingkirkan tangan Jimin dari punggungnya, Hyera lantas beranjak duduk di kursi seberang sang suami usai selesai menyiapkan berbagai hidangan di meja. "Makanlah, atau kau akan telat ke kantor nanti," ujarnya kemudian.

Setelahnya, hanya dentingan sendok dan garpu beradu dengan piring yang menemani sarapan mereka pagi ini. Baik Hyera maupun Jimin tak lagi bersuara, keduanya sibuk dengan pikirannya sendiri sembari menikmati masakan Hyera yang entah mengapa kini juga terasa hambar.

"Yoonjae belum bangun?"

Sama seperti sebelumnya, Jimin adalah orang pertama yang memulai pembicaraan usai selesai dengan sarapannya.

Hyera menggeleng. "Sudah. Lagi mandi sama susternya," jawab Hyera.

Jimin mengangguk. Beranjak dari meja makan untuk kemudian mengambil tas kantor serta kunci mobilnya di kamar, sebelum kembali keluar dan melirik Hyera yang kini tengah sibuk memindahkan piring kotor bekas sarapan mereka ke belakang.

"Aku berangkat ya, Hye?" pamitnya, sedikit berteriak.

"Eoh, hati-hati," balas Hyera tanpa beranjak dari posisinya. Wanita itu hanya menoleh sebentar sebelum kembali fokus pada pekerjaannya.

"Jangan pulang terlalu larut," lanjutnya lagi.

Jimin sendiri hanya tersenyum. Melangkah keluar dengan hati yang tidak sepenuhnya tenang.

Tidak seperti biasanya, Hyera bahkan tidak membiarkan ia menciumnya atau sekadar mengantarnya keluar.

***

[Berhenti mengangguku dengan mengirimiku gambar-gambar tidak berarti itu. Aku sama sekali tidak peduli, dan kuharap kau bisa mengerti.]

Hembusan napas kasar keluar dari mulut Hyera usai mengirim pesan pada mantan istri suaminya. Wanita itu meletakkan asal ponselnya, memilih untuk membersihkan diri setelah menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya.

Akhir-akhir ini Soojung memang sering kali mengganggu Hyera. Jika dulu wanita itu hanya mengiriminya gambar sang suami tengah berdua atau makan bersama Riri, sekarang ia tak segan untuk mengiriminya gambar mesra mereka berdua.

Hyera tahu benar apa alasan Soojung melakukan itu. Akan tetapi, tetap saja ia merasa tergganggu dengan semua gambar-gambar yang wanita itu kirimkan.

Ponsel Hyera kembali bergetar, membuatnya yang hendak keluar dari kamarnya setelah selesai mandi kembali emosi saat membuka notifikasi, dan melihat gambar sang suami tengah bercumbu mesra dengan Riri.

[Sebenarnya apa maumu, ha?!]

Buru-buru Hyera membalas, rasanya ia sudah tidak tahan lagi menghadapi tingkah laku mantan istri sang suami.

[Santai saja, Hye. Aku tidak bermaksud buruk. Hanya ingin membuatmu sadar, jika suamimu itu tidak lebih dari seorang pria buaya yang pandai mempermainkan hati wanita.]

Balasan dari Soojung kembali Hyera terima, yang mana hal tersebut justru membuatnya semakin naik darah saja.

[Sudah cukup. Aku sudah benar-benar muak dengan segala permainanmu. Katakan apa yang ingin kau katakan secara langsung padaku. Setelah ini, tolong berhenti mengganggu keluarga kami. Demi Tuhan, biarkan aku dan Jimin hidup dengan tenang, Eonni!]

Hyera mematikan ponselnya usai membalas pesan Soojung. Jika memang wanita itu begitu ingin membuktikan jika Jimin memang sebejat yang ia katakan, maka baiklah, Hyera tidak akan menutup telinganya untuk mendengarkan. Sudah cukup salah paham yang selama ini Soojung ciptakan, sekarang Hyera tidak akan membiarkan masa lalu kembali terulang.

Soojung yang lebih dulu memulai permainan. Tetapi Hyera lah yang akan mengakhirinya sekarang.






___________

Halo, apa kabarrrr?

Setelah tiga tahun lebih menghilang, dengan tidak tau malu aku kembali lagi sekarang. Sok, aku persilakan kalian buat maki² aku, kok.

Tapi ngomong² nih, sebelum lanjut ke bab berikutnya; masih ada gak sih yang nungguin kelanjutan rumah tangga Jimin dan Hyeraaa?
___________________

Marriage Contract (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang