Part. 8

2.2K 197 4
                                    


Hyera sama sekali tidak pernah membayangkan, jika hidupnya akan menjadi seberantakan ini hanya karena satu orang. Harapan, impian, bahkan masa depannya seakan sudah hancur sekarang. Semuanya telah musnah, sesaat setelah pernikahannya dengan Jimin.

Awalnya wanita itu berpikir, jika masih ada sesuatu yang bisa ia perbaiki. Namun, setelah hari itu sepertinya ia sudah tidak bisa berharap apa pun lagi. Nyatanya Jimin benar-benar tidak pernah menganggapnya ada, pria itu hanya menjadikannya objek, sebagai ibu dari calon anaknya saja.

"Aku akan tunggu di luar," ucap Hyera, kemudian pergi meninggalkan sang suami dan istri pertamanya yang tengah bicara.

Yah, ngomong-ngomong mereka sudah kembali ke Seoul. Rencananya untuk menghabiskan waktu tujuh hari bersama sang suami, pada akhirnya harus gagal karena pertengkaran mereka berdua.

Jujur saja, Hyera sama sekali tidak menyesal tentang hal tersebut. Ia hanya menyesal, karena tidak bisa menolak saat Jimin memintanya untuk melayaninya, dan itu pun selama tiga hari berturut-turut sebelum mereka kembali ke Seoul.

"Ceraikan saja istri keduamu itu, Jim."

Ucapan Soojung sontak berhasil membuat Jimin membulatkan matanya tak percaya. Apa ia tak salah dengar?
Kenapa tiba-tiba saja Soojung mengatakan hal konyol itu padanya?

"Apa maksudmu, Jung? Aku benar-benar tidak paham dengan maksud dari kata-katamu itu," bingung Jimin.

Tentu saja, dari awal Soojung lah yang mengusulkan ide gila itu padanya. Dan saat ia sudah menurutinya, bahkan mungkin hampir berhasil dengan rencananya, kenapa Ia malah menyuruhnya mundur dan menceraikan Hyera?

"Kau masih bertanya apa maksudku?" balas Soojung. Wanita itu berdecih pelan melihat respon dari Jimin dan berkata,

"Hyera hanya akan jadi duri untuk hubungan kita, Jim. Apa kau tidak sadar, seberapa kerasnya ia berusaha merebutmu dariku?" Jimin masih setia dalam diamnya, pria itu hanya membiarkan sang istri bicara tanpa berniat untuk mencelanya.

Sedangkan Soojung? Ia beralih menatap Jimin dengan penuh harap, kedua tangannya terulur untuk memegang erat bahu sang suami, mencoba membuatnya yakin dengan ucapan yang akan ia lontarkan.

"Sepertinya Hyera tidak cocok menjadi Ibu dari calon anak kita, Jim. Ceraikan saja dia, dan kita sewa wanita lain untuk--"

"Apa kau gila?!" potong Jimin seraya menepis kasar tangan Soojung dari bahunya.

Rahangnya mengeras. Deru napasnya semakin tidak beraturan, irish kelamnya menatap tajam sang istri, yang sekarang ini masih setia berada di hadapannya.

"Cobalah mengerti apa yang berusaha aku katakan padamu, Jim. Aku--"

"Kaulah yang seharusnya mengerti, Jung! Kau anggap aku ini apa? Aku suamimu, kenapa sepertinya mudah sekali bagimu memintaku untuk menikahi wanita lain lagi? Sungguh, sebenarnya kau ini mencintaiku atau tidak, hah?!"

Setiap kata yang terlontar dari mulut Jimin terdengar begitu menakutkan. Amarahnya meledak mendengar perkataan Soojung yang terkesan tak peduli, dan bahkan menyepelekan perasaannya.

"Jika kau mengatakan ini karena takut akan presensi Hyera. Maka, jangan khawatir. Sekali lagi aku tegaskan, sampai saat ini aku hanya mencintaimu. Jadi, jangan membuatku meragukan cintamu padaku, yang justru akan mengancam posisimu sebagai istriku, Jung."

Jimin pergi begitu saja dari hadapan Soojung setelah puas meluapkan seluruh emosinya. Meninggalkan Soojung, yang hanya bisa menatap miris punggung sang suami, yang perlahan-lahan mulai hilang di telan pintu.

"Kau tidak mengerti, Jim. Sekarang mungkin kau masih bisa mengatakan itu, tetapi tidak ada yang tahu, apa yang akan terjadi kedepannya, kan?" gumamnya.

Marriage Contract (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang