Ini bukan pertama kalinya Jimin jatuh cinta, ini juga bukan pertama kalinya ia membina rumah tangga. Di usianya yang hendak menginjak kepala tiga, bisa dibilang Jimin sudah cukup banyak berhubungan dengan para wanita.Namun, benar. Harus Jimin akui, di antara kebanyakan wanita yang pernah ia suka, baru kali ini Jimin berhasil dibuat pusing oleh wanita yang sekarang ini menjadi satu-satunya wanita yang menyandang status sebagai istri sah-nya.
Yah, siapa lagi kalau bukan Hyera.
Sungguh, sekeras apa pun Jimin mencoba, tetap saja ia tidak bisa mengerti dengan jalan pikiran istrinya sendiri. Jika dulu Jimin hanya perlu memberikan Soojung sebuah perhiasan atau barang-barang mahal saat wanita itu tengah marah, maka sepertinya seluruh kekayaan di dunia pun tidak akan cukup untuk membuat Hyera bisa memaafkannya.
Bukannya Jimin ingin membandingkan Hyera dengan Soojung, itu tidak mungkin karena keduanya memang jauh berbeda. Namun, ia hanya tidak habis pikir. Apa kesalahannya? Apa yang telah Jimin perbuat hingga bukannya memaafkannya, istrinya itu justru malah seakan mendiaminya setelah malam di mana ia memeluknya.
Tunggu dulu, tidak mungkin kan hal itu adalah alasan di balik diamnya Hyera? Jimin suaminya. Jadi, rasanya tidak ada alasan untuk Hyera marah hanya karena dipeluk oleh suaminya sendiri.
"Tunggu sebentar, aku ingin bicara denganmu, Hye," ujar Jimin, saat melihat Hyera mulai berdiri dari duduknya setelah selesai makan malam.
Hyera sendiri menghentikan langkahnya. Wanita itu berbalik, kemudian berkata,
"Besok saja, Jim. Young Jae--"
"Tolong, jangan jadikan Young Jae alasan untuk-mu terus menghindariku, Hye. Dia sudah tidur, aku tahu itu."
Jimin kembali berkata dengan nada sedikit tak suka. Karena jujur saja, ia juga lelah terus dibuat bingung oleh sikap dingin dan cuek sang istri selama tiga hari belakangan ini.
"Apa yang ingin kau bicarakan, Jim?" tanya Hyera pada akhirnya.
Sekarang ini keduanya tengah berada di taman belakang rumah mereka ngomong-ngomong.
"Kali ini apa lagi kesalahanku, Hye?" jawab Jimin, membuat Hyera mengercitkan dahinya.
"Apa maksudmu, Jim?"
Jawaban dari Hyera membuat Jimin menghela napas panjang. Sebisa mungkin pria itu mencoba untuk menahan diri agar tak kembali dikuasai oleh emosi, yang mungkin akan kembali membuatnya menyesal di kemudian hari.
"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu. Mendiamiku, terus menghindar saat aku coba untuk mendekatimu. Katakan, apa maksud dari semua itu?"
Hyera terlihat menggigit bibir bawahnya mendengar perkataan suaminya. Sungguh, sebenarnya ia juga tidak bermaksud seperti itu. Hanya saja, kejadian malam itu membuatnya merasa tak nyaman saat berbicara, atau pun hanya sekedar berada di dekat suaminya.
"Aku tidak tahu apa kesalahanku, dan sepertinya kau juga tidak mau memberitahuku. Namun, bisakah kau berhenti bersikap kekanakan seperti ini?"
Sepertinya ucapan Jimin kali ini berhasil membuat Hyera tersinggung. Wanita itu langsung bangkit dari duduknya sesaat setelah Jimin menyelesaikan perkataannya, dan menatap pria itu dengan tatapan tak suka.
"Kekanakan?" ulangnya tak terima.
Jimin mengangguk, pria itu ikut bangkit dari duduknya sebelum akhirnya kembali berkata,
"Maaf, bukannya aku ingin membuatmu tersinggung atau apa. Tapi, aku hanya merasa jika sikapmu sekarang memang sedikit kekanakan, Hye."
"Apa yang membuatmu berhak mengatakan hal itu padaku, Jim?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract (End)
FanfictionHanya sekelumit kisah, tentang gadis bernama Song Hyera, yang harus rela menjadi istri kontrak dari seorang Park Jimin.