Part. 16

2.1K 187 17
                                    


"Pergi dan bawa semua barang-barangmu dari sini!" bentaknya, seraya melempar sebuah koper tepat di hadapan sang wanita.

Membuat Soojung, yang baru saja sampai di rumahnya begitu terkejut, sekaligus bingung melihat sikap Jimin terhadapnya.

"A-ada apa, Jim?" tanya Soojung, merasa tidak paham dengan keadaan yang ada.

"Kau tuli? Aku bilang pergi dari rumahku sekarang juga, Park Soojung!"

Nada bicara Jimin semakin meninggi, rahangnya mengeras, gigi-giginya pun saling bergemeletuk menandakan jika ia benar-benar tengah marah sekarang ini.

Sedangkan Soojung? Wanita itu mulai melangkah maju, hendak menenangkan sang suami dengan cara mengelus pelan bahunya. Namun, sebelum itu terjadi Jimin sudah lebih dulu menepis kasar tangannya.

"Cukup! Kau tidak perlu berpura-pura lagi di hadapanku, Jung!" tukas Jimin, membuat Soojung semakin tak mengerti ke mana arah pembicaraan sang suami.

"A-aku tidak mengerti apa maksud dari perkataanmu, Jim. Apa salahku? Kenapa ... kenapa kau kasar sekali padaku, eoh?"

Entah kenapa, Jimin langsung tertawa sesaat setelah mendengar ucapan Soojung. Tawa hambar, yang mampu membuat Soojung semakin ketakutan melihat tingkah anehnya.

"Apa salahmu?" ujar Jimin, mengulangi pertanyaan sang istri padanya.

Pria itu melangkah maju, kemudian mencengkram erat kedua bahu istrinya.

"Kau masih bisa bertanya 'apa salahmu', setelah dengan tidak tahu malunya kau mengatakan aku bodoh, dan bahkan mengakui sendiri kebusukanmu dengan pria itu hingga membuatku sampai mengusir Hyera dari sini, hah?!!"

Soojung sontak terdiam mendengar ucapan Jimin, otak cerdasnya belum bisa mencerna arti dari setiap kata yang telah keluar dari mulut suaminya.

"Aku sama sekali tidak pernah menyangka jika kau bisa selicik ini, Jung. Tega sekali kau melakukan semua ini padaku, eoh?"

Soojung meneguk susah salivanya, saat menyadari jika Jimin benar-benar sudah mengetahui tentang semua tipu dayanya.

"D-dengarkan aku dulu, Jim. A-aku--"

"Kau yang seharusnya mendengarkanku!"

Jimin memotong omongan Soojung, semakin mencekram erat bahunya, dan membuatnya meringis kesakitan karnanya.

"Aku mencintaimu,Jung. Dan kau juga tahu itu. Aku tetap menerimamu, meskipun dokter telah menyatakan jika kau tidak akan pernah bisa memberikan keturunan padaku. Aku bahkan rela, jika pada akhirnya aku akan dicoret dari daftar warisan karena kau yang tidak bisa memberikan orang tuaku cucu. Tapi kau?!"

Jimin menjeda ucapannya, mencoba mengatur emosinya dan kembali berkata,

"Tanpa peduli akan perasaanku, dengan seenaknya kau menyuruhku menikah dengan wanita lain. Saat itu aku tidak tahu, apa yang sebenarnya ada dalam otakmu itu. Aku hanya berpikir, jika kau ingin membuatku bahagia dengan membiarkanku menjadi seorang ayah, meskipun hatimu sendiri harus terluka. Membuatku seketika berpikir, 'sebesar inikah cinta Soojung untukku? Sampai ia rela dimadu hanya demi kebahagiaanku?"

"J-jim ...."

"DIAM!" Jimin melepas kasar cengkramannya, menghela nafas cukup panjang, dan kembali menatap Soojung dengan tatapan sarat akan kekecewaaan.

"Hhh, aku bodoh sekali, kan?
Jangankan cinta, nyatanya kau hanya memanfaatkanku untuk sekedar mendapatkan semua hartaku saja!"

Kali ini Jimin berbicara dengan nada cukup gemetar, tidak bisa dipungkiri, hatinya sakit mengetahui kenyataan pahit ini.

Marriage Contract (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang