Part. 1

4.3K 263 10
                                    


Hyera Pov.

"Apa anda setuju menjadi suami dari Nona Song Hyera, Park Jimin?"

"Setuju."

Riuh tepuk tangan terdengar, setelah aku dan Jimin selesai mengucapkan janji suci.

Aku tersenyum haru, saat prosesi akad nikah akhirnya selesai, dan semuanya pun berjalan dengan lancar. Tanpa sadar, air mataku menetes saat aku tengah mencium bibir tebal Jimin.

Semuanya masih terasa mimpi bagiku, sampai saat ini aku masih tidak menyangka, jika pria yang telah menjalin kasih denganku selama lima bulan terakhir, kini sudah resmi menjadi suamiku.

"Epmma doakan, semoga rumah tangga kalian berdua menjadi keluarga yang bahagia, yah, Nak."

Aku tersenyum mendengar perkataan ibu, memeluknya dengan erat, dan tanpa sadar mulai menangis di balik punggungnya.

"Jadilah isteri yang berbakti, turuti apa pun kemauan suamimu, dan jangan sekali-kali menentang perintahnya."

Itu ayahku, beliau memang cukup tegas. Jadi, aku sudah tidak kaget lagi mendengar omongannya yang terkesan dingin itu.

"Nde, Appa," jawabku.

"Terima kasih karena sudah merawat Hyera sampai sebesar ini, Hyera sangat beruntung memiliki orang tua seperti kalian. Maafin Hyera jika Hyera punya salah sama Appa dan Eomma," lanjutku seraya tersenyum manis.

Sekali lagi aku menangis, aku memang terlahir dari keluarga yang kurang mampu. Namun, ayah dan ibu selalu mencoba memberikan yang terbaik untukku, dan bahkan membiayaiku kuliah sampai lulus S1.

"Sudah waktunya kami pergi."

Itu Jimin, suamiku. Sepertinya ia sudah selesai menyapa semua tamu-tamunya.

"Jaga kesehatan, Appa, Eomma. Kalau ada apa-apa kabari Hyera saja."

Aku kembali memeluk ibuku, sebelum akhirnya pergi, setelah Jimin berpamitan pada kedua orang tuaku.

Kami pergi menggunakan mobil mewah milik Jimin, menuju rumah baruku, dan juga lembaran baru di hidupku.

*****
Tak sampai setengah jam, hanya membutuhkan waktu kurang lebih lima belas menit, kini aku dan Jimin sudah sampai di Mansion Park.

Jangan pikir aku akan tinggal di rumah mertuaku. Karena kedua orang tua Jimin sendiri tengah berada di luar negeri untuk urusan bisnis, hingga membuat keduanya tidak bisa menghadiri acara pernikahan putranya sendiri.

Lupakan itu. Kini aku dan Jimin sudah berada di depan pintu rumah besarnya. Beberapakali Jimin menekan bel rumah, hingga akhirnya terlihat seseorang yang membuka pintu itu.

Aku tersenyum manis, melihat seorang wanita yang kini tengah berada di ambang pintu. 'Mungkin saja itu Kakaknya yang pernah ia ceritakan padaku' itulah pikirku.

Aku berinisiatif hendak menyapanya. Namun, justru wanita itu sudah lebih dulu memeluk suamiku, memanggilnya dengan sebutan yeobo, yang sukses melunturkan senyum di bibirku.

"Aku mencintaimu, Jimin-ah,"

Belum hilang keterkejutanku karena hal itu, tiba-tiba saja wanita di hadapanku ini menyatakan cinta pada Jimin, dan membuatku mematung saat itu juga.

"J-jim," lirihku dengan mata berkaca-kaca. Sedangkan Jimin? Ia sama sekali tidak menjawab, Jimin justru menarik paksa tanganku, dan menyeretku masuk ke dalam rumah besarnya.

"A-apa yang sebenarnya terjadi? Aku ... aku benar-benar tidak mengerti."

Aku masih berusaha mencoba menahan emosiku, aku tidak ingin berpikiran buruk dulu pada Jimin. "Dan siapa wanita ini, Jim?" lanjutku, melirik wanita yang tadi menyatakan cinta padanya.

Wanita itu tersenyum, beranjak dari tempatnya, kemudian berdiri di sebelah Jimin seraya memegang tangannya.

"Park Soojung, istri pertama dari Park Jimin."

Air mataku mengalir begitu saja mendengar perkataan wanita di hadapanku. Hatiku sakit, seperti ada benda tak kasat mata yang tengah menusuknya.

"J-jim, i-ini, ini tidak benar, kan? Dia berbohong, kan? Ini tidak mungkin, kau--"

"Soojung tidak berbohong," potong Jimin.

"Dia istriku, dan menantu di keluarga Park."

Aku membungkan mulutku sendiri, merasa tak percaya mendengar perkataannya. Aku benar-benar merasa bingung dengan keadaan yang tengah terjadi ini.

"Kau hanyalah isteri keduaku, yang akan menjadi Ibu dari putraku. Maaf, tapi aku sama sekali tidak mencintaimu, Hyera. Kita akan langsung bercerai setelah kau hamil, dan melahirkan pewaris dari keluarga ini."

Hatiku hancur! Tidak pernah sekali pun aku berpikir jika Jimin akan melakukan ini semua padaku. Seketika aku merasa menjadi wanita paling bodoh di dunia, yang buta akan cinta, hingga tak menyadari jika selama ini aku telah ditipu olehnya.

"Pernikahan kita hanyalah pernikahan kontrak, aku hanya ingin anak darimu yang tidak bisa Soojung berikan padaku. Sebelumnya aku juga sudah membicarakan ini dengan Ayahmu. Beliau setuju, dan membiarkanku menikahimu setelah aku membayar lunas semua hutang-hutangnya."

Tubuhku lemas, jiwaku seakan menghilang mendengar perkataan Jimin.

Apa lagi ini? Jadi, secara tidak langsung ayahku sendiri sudah menjualku?








Tbc ....

Marriage Contract (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang