Pandangan matanya tak pernah ia palingkan dari wanita cantik, yang sekarang ini tengah asik menyapu lantai rumahnya. Senyuman terukir di bibir tebalnya, kala sekali-kali kedua netranya melihat wanita cantik itu mencoba berinteraksi dengan cara mengobrol pada bayi di dalam perutnya."Konyol sekali," gumamnya sendiri.
Sudah sejak setengah jam yang lalu, pria itu berdiri di balik pohon besar yang kebetulan berada di depan rumah istrinya hanya sekedar untuk memastikan keadaannya, sekaligus melepas rasa rindunya pada sang istri yang tidak bisa ia tahan lagi.
Bukannya Jimin takut, atau bahkan pengecut karena tidak berani muncul di hadapan istrinya sendiri. Namun, ia hanya mencoba untuk lebih memahami Hyera saja. Pria itu berpikir, jika Hyera masih butuh waktu untuk menyembuhkan luka hatinya. Masih butuh waktu, untuk untuk bisa memaafkan semua kesalahannya.
Karena itulah, sejak beberapa hari yang lalu, tepatnya setelah Jimin tak sengaja mendengar percakapan Hyera dan Yoongi, ia hanya berani melihat istrinya dari kejauhan saja. Memantaunya, dan menjaganya tanpa sepengetahuan dari Hyera sendiri.
"Apa yang dia lakukan?!"
Jimin sedikit berteriak, saat melihat Hyera hendak mengepel lantainya juga. Tidak cukupkah hanya dengan menyapunya saja? Ayolah, Hyera itu sedang hamil tua, bagaimana jika ia sampai kelelahan? Bukankah itu tak baik untuk bayi di kandungannya? Itulah pikirnya.
"Wanita ini benar-benar."
Pria itu hanya bisa menggerutu tidak jelas, dan menahan gemas melihat tingkah laku istrinya. Jika tidak ingat mereka sedang bersitegang, sudah pasti Jimin akan langsung memarahinya karena masih saja bekerja dalam keadaan hamil tua.
'Tidak bisakah Hyera menyewa pembantu saja?' Setidaknya itulah yang mungkin tengah ada dalam pikirannya.
Pria itu tak tahu, jangankan untuk menyewa asisten rumah tangga, untuk sekedar memenuhi kebutuhan sehari-harinya saja masih terbilang kurang. Meskipun hanya sendiri, kebutuhan Hyera juga tidak bisa dibilang sedikit. Ia perlu membayar kontrakan, listrik, menyisakan uang untuk periksa kandungan, dan menabung untuk calon buah hatinya di masa depan.
Dan yah, itu pun belum termasuk dalam biaya hidupnya selama sehari-hari. Tidak bisa dipungkiri, hidup Hyera memang cukup sulit sesaat setelah perpisahannya dengan sang suami.
Pun, dengan prinsipnya yang selalu menjungjung tinggi harga diri. Membuat Hyera lebih sulit lagi karena selalu menolak apa pun pemberian dari Yoongi, yang memang selalu menawarkannya bantuan.
"Astaga!" Jimin kembali berteriak, saat melihat Hyera yang tampaknya tidak melihat ada ember di belakangnya.
Pria itu kelabakan sendiri, takut jika sampai terjadi sesuatu yang tidak-tidak pada sang istri. Karena itulah, tanpa pikir panjang lagi Jimin langsung berlari, dan menangkap tubuh istrinya yang hampir saja jatuh akibat tersandung ember yang ia gunakan untuk mengepel lantai rumahnya itu.
Tuh, kan! Apa Jimin bilang! Untung saja ia cepat tanggap, jika tidak, apa yang akan terjadi pada Hyera dan calon anaknya?!
"Gwaenchana?" tanya Jimin.
Sedangkan Hyera? Wanita itu hanya terdiam dengan deru nafasnya yang semakin tidak beraturan, sepertinya Hyera benar-benar merasa terkejut, sekaligus shock dengan apa yang baru saja terjadi.
"Hye?" ucap Jimin, berhasil membuat Hyera tersadar dari lamunannya.
"J-jim ...," lirihnya.
"Gwaenchana?" ulang Jimin.
Hyera sendiri kembali terdiam. Untuk sesaat mereka saling beradu pandang, sebelum akhirnya Hyera mulai tersadar dan berusaha melepaskan tubuhnya dari cengkraman tangan Jimin yang masih setia memeluk erat pinggangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract (End)
FanfictionHanya sekelumit kisah, tentang gadis bernama Song Hyera, yang harus rela menjadi istri kontrak dari seorang Park Jimin.