Part. 15

2.2K 187 5
                                    


"Menikahlah denganku, Hye."

Ucapan dari pria di hadapannya, sontak berhasil membuat Hyera membulatkan matanya tak percaya. Bukan hanya itu, pernyataan dari pria, yang sekarang ini berstatus sebagai bos dan temannya, cukup membuatnya terjebak dalam dilema.

"Tapi, Yoon. A-aku ...."

Perkataan Hyera terpotong, saat tiba-tiba saja pria yang diketahui bernama lengkap Min Yoongi itu menggenggam erat kedua telapak tangannya.

"Mungkin ini terlalu cepat untukmu. Tapi, sungguh. Aku tidak bisa menahan perasaanku lagi, Hye. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu, Hyera."

Hyera masih terdiam, bukan karena terkejut, tetapi ia tengah sibuk berpikir jawaban apa yang harus ia berikan pada Yoongi. Dari awal Hyera sudah tahu, jika diam-diam teman, sekaligus bos besarnya ini memang tengah menyimpan perasaan lebih padanya. Bukannya Hyera terlalu percaya diri, tetapi sikap Yoongi, juga perhatian lebih yang ia tunjukan padanya membuat Hyera menyadari itu semua.

"Jika kau memikirkan nasib calon bayimu, maka ... jangan khawatir. Bukan hanya menjadi suamimu, tapi aku juga siap menjadi ayah dari anakmu nanti, Hye."

Tidak ada kebohongan, dengan jelas Hyera dapat melihat kesungguhan di mata Yoongi saat mengucapkan kalimat itu. Hyera pun percaya, percaya sepenuhnya dengan setiap kata, yang keluar dari mulut pria di hadapannya. Pria yang sama, yang telah menolongnya saat pertama kali ia tiba di kota barunya. Pria, yang dengan segala kebaikan hatinya, mau mempekerjakan Hyera sebagai sekretaris pribadinya, dan membuatnya bisa bertahan sampai saat ini.

Jadi, katakan. Atas dasar apa Hyera bisa meragukan perkataannya? Yah, meskipun memang terkesan dingin, angkuh, dan tidak peduli pada orang lain. Namun, nyatanya Yoongi memiliki hati yang lembut.

Walaupun tidak bisa dipungkiri, pada awalnya Hyera juga berpikir Yoongi itu pria yang menyeramkan. Ketegasannya dalam mengurus perusahaan, membuat para karyawan, dan tentunya Hyera sendiri cukup takut padanya. Namun, seiring berjalannya waktu Hyera tahu, bukannya Yoongi itu jahat atau menyeramkan seperti yang ia pikirkan. Sikap dingin dan datarnya itu sepertinya memang sudah turunan.

Yah, mungkin waktu tujuh bulan sudah cukup membuat Hyera mengetahui, seperti apa luar dalam seorang Min Yoongi ini. Pria itu memang cukup unik, ia hanya akan memperlihatkan rasa peduli, dan kebaikannya pada orang yang benar-benar disayanginya saja.

"Kau mendengarkanku kan, Hye?"

Perkataan Yoongi sontak berhasil membuat Hyera tersadar dari lamunannya. Wanita itu beralih menatap dalam kedua mata Yoongi, sebelum akhirnya berkata,

"Aku menghargai perasaanmu, Yoon. Tapi, kau sendiri tahu seperti apa masa laluku, kan? Aku bisa saja egois, dan menerima lamaranmu untuk bisa menjamin masa depanku. Namun, tidak. Aku tidak ingin merepotkanmu, dan membuatmu terlibat dalam masalahku lebih jauh lagi. Aku--"

"Jangan katakan apa pun lagi, Hye," potong Yoongi. Kemudian balas menatap kedua mata wanita di hadapannya.

"Pertama, tidak ada yang pernah merasa direpotkan, arraseo? Kau tentu ingat, bagaimana kerasnya aku saat sekali-kali kau salah melakukan pekerjaanmu, kan? Aku bahkan tak segan memarahimu di depan para kolega bisnisku, jika kau salah dalam melakukan presentasimu."

Hyera hanya mengangguk menanggapi ucapan Yoongi, merasa belum mengerti ke mana arah pembicaraannya ini.

"Di sini aku hanya ingin menegaskan. Jika kau tidak perlu merasa merepotkan, apa lagi sampai berpikir jika semua yang telah aku berikan padamu sebagai hutang budi. Tidak sama sekali, Hye," ujar Yoongi. Semakin menggenggam erat tangan Hyera.

"Dari awal kau sudah berjuang sendiri, berbagai tantangan telah kau lewati untuk bisa bertahan sampai saat ini. Kau bahkan tidak peduli, pada orang-orang yang diam-diam, ataupun secara terang-terangan mencibirmu karena mereka berpikir jika kau hamil tanpa suami. Kau tetap kuat, dan menghadapi semua masalahmu dengan percaya diri. Jadi, berhentilah berpikir bahwa selama ini aku telah direpotkan olehmu, oke? Justru akulah yang sering merepotkanmu, dengan memberimu banyak pekerjaan di kantorku."

Marriage Contract (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang