"Sudahku bilang aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya, Jim. Mana aku tahu jika Jaehyun juga makan di Restaurant yang sama dengan kita," jelas Hyera.Bukan tanpa alasan Hyera berkata seperti itu, pasalnya suaminya ini menuduhnya yang tidak-tidak. Seperti ia menjalin hubungan khusus dengan pria, yang kemarin malam bertabrakan dengannya hanya karena mereka tidak sengaja bertemu di Restaurant yang sama, dengan Restaurant yang ia dan Jimin kunjungi untuk makan siang tadi. Gila, bukan?
Hubungan khusus bagaimana? Hyera saja baru tahu namanya, karena pria itu yang memberitahunya saat ia meminta maaf atas kejadian kemarin malam.
"Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini, Hye," balas Jimin. Membuat Hyera semakin naik pitam.
"Apa maksudmu, Jim? Apa itu artinya kau, mencurigaiku? Begitu?" ucapnya tak trima.
"Kenapa tidak? Banyak sekali alasan untukmu berselingkuh, kan? Kau tidak mendapat apa pun dariku setelah pernikahan kita, bisa saja kau mencari perhatian dari pria lain untuk melampiaskan hasratmu itu."
Hyera menggertakan gigi-giginya mendengar perkataan sang suami. Atas dasar apa Jimin berani mengatakan hal itu? Berapakali Hyera harus mengatakan, jika ia bukanlah wanita murahan seperti yang suaminya pikirkan?
"Lancang sekali kau berpikir seperti itu tentangku, Jim," ujar Hyera penuh penekanan di setiap katanya.
Perlahan tapi pasti Hyera mulai maju, menatap tajam kedua mata sang suami yang saat ini sudah berada di hadapannya.
"Kenapa? Kau tak terima?" balas Jimin, balik menatap sang istri tak kalah tajam.
"Tentu, jika tentang hal lain aku tidak masalah. Namun, ini tentang harga diriku, Jim. Kau tidak berhak meragukan harga diriku, hanya karena rasa cemburumu itu."
Ucapan Hyera sontak membuat Jimin berdecih tak suka. Dia bilang apa? Cemburu? Cih! Yang benar saja!
"Apa aku tidak salah dengar?" ucapnya terkesan meremehkan.
Hyera tersenyum, sepertinya dugaannya tidaklah meleset. Setuju atau tidak, suaminya ini memang tengah cemburu padanya!
"Tentu, apa lagi namanya kalau bukan cemburu? Aku bahkan tidak melakukan apa pun dengannya, Jim. Kami hanya bicara sebentar, dan saling memberitahu nama saja. Kami tidak tukar nomor telfon, apa lagi sampai saling berhubungan seperti yang kau pikirkan. Tapi, kenapa reaksimu seperti seorang suami yang sudah menangkap basah istrinya tengah berselingkuh dengan pria lain? Reaksimu terlalu berlebihan, untuk seorang suami yang hanya menganggap istrinya sebagai mesin pencetak anak saja!"
Hyera berkata dengan lantangnya, tak peduli dengan Jimin yang semakin manatap tajam dirinya, dan bahkan mulai mencekram erat kedua bahunya.
"Dengar ini baik-baik, Hye. Sepertinya kau salah mengartikan ucapanku. Aku tidak cemburu, hanya tidak setuju jika melihat milikku, dimiliki oleh orang lain."
"Aku bukanlah barang, Jim!"
Hyera berteriak tidak terima, sungguh, ia tidak menyangka jika kata-kata itu akan keluar dari mulut suaminya. Karena benar, ia bukanlah barang, hingga Jimin bisa meng-klaim bahwa dia itu miliknya.
"Entah apa pun bahasanya, aku tetap tak terima jika sesuatu yang sudah menjadi milikku direbut oleh orang lain. Lagi pula, aku sudah membelimu dari Ayah-mu itu. Jadi, apa bedanya kau dengan barang, hm?"
Lagi, air mata Hyera mengalir begitu saja membasahi pipi mulusnya. Ia menatap sang suami dengan tatapan tidak percaya. Hatinya sakit, seperti ada benda tak kasat mata tengah menusuknya.
"Kau benar-benar berengsek, Jim!" tukas Hyera seraya menepis tangan Jimin dari bahunya. Menghapus kasar air matanya, kemudian pergi begitu saja dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract (End)
FanficHanya sekelumit kisah, tentang gadis bernama Song Hyera, yang harus rela menjadi istri kontrak dari seorang Park Jimin.