Part. 19

2.1K 179 8
                                    


Melupakan sesuatu yang membuat kita terluka itu tidaklah mudah. Apa lagi, alasan dari luka tersebut berasal dari orang yang pernah kita cintai, akan semakin sulit bagi kita untuk melupakannya begitu saja.

Luka fisik mungkin saja masih bisa disembuhkan. Namun,
bagaimana dengan luka di hati?

Luka itu akan terus membekas, tak peduli berapa lama pun waktu berlalu, tidak akan ada yang bisa mengobati luka yang telah orang itu torehkan di hati kita.

Yah, setidaknya itulah yang dipikirkan Hyera untuk saat ini.

Jadi, bolehkah Hyera mengeluh sekarang? Bolehkah Hyera bertanya, kenapa? Kenapa saat dengan susah payah ia mencoba untuk bangkit, dan menata kembali hati serta masa depannya demi sang calon buah hati, kenapa masa lalunya justru kembali, dan membuat Hyera merasakan sakit itu lagi?

"M-maafkan aku, Hye. Hiks, maafkan aku," ucap Jimin, yang sama sekali tidak ditanggapi oleh wanita yang saat ini masih setia berada dipelukannya.

Hyera sendiri hanya bisa mematung di tempatnya. Rasanya wanita itu masih belum percaya, jika pria yang sekarang ini tengah memeluknya adalah pria yang sama, dengan pria yang telah menjadi alasannya sampai harus pergi meninggalkan kota, juga orang kedua tuanya sendiri. Pria, yang sayangnya masih berstatus sebagai suami sah-nya hingga saat ini.

"Lepas," ujar Hyera pada akhirnya.

"T-tidak, Hye. Aku--"

"Lepaskan dia, brengsek!"

Bisa ditebak, teriakan penuh amarah itu keluar dari mulut siapa.

Yah, Yoongi. Orang yang sedari tadi hanya terdiam karena terkejut, kini mulai sadar dan langsung menatap tajam pria yang ia ketahui adalah suami sah Hyera.

"Apa kau tuli, hah? Kau--" Perkataan Yoongi terhenti, saat Hyera mengangkat sebelah tangannya, dan mengisyaratkannya untuk tidak ikut campur dalam masalahnya.

"Ck!" Yoongi hanya bisa berdecak sebal.  Memilih untuk masuk kembali ke dalam mobilnya, dan memantau Hyera dari sana.

"Aku bilang lepaskan aku, Jim," pinta Hyera untuk yang kedua kalinya.

Kali ini Jimi menurut, perlahan tapi pasti ia mulai melepaskan pelukan mereka, dan beralih menatap Hyera dengan tatapan sayunya. "M-maafkan aku, Hye. A-aku--"

"Untuk apa kau ke sini?" potong Hyera.

Sebisa mungkin ia mencoba menahan gejolak dalam hatinya, agar cairan bening bernama air mata itu tak lagi keluar, dan kembali mengalir membasahi pipi mulusnya.

Sedangkan Jimin? Pria itu tersenyum simpul mendengar pertanyaan sang istri. Jimin menghapus kasar air mata di pipinya, lalu menatap Hyera penuh harap.

"Aku ... aku mencarimu, Hye."

Ucapan yang keluar dari mulut Jimin bagaikan sebuah lelucon untuk Hyera. Wanita itu tertawa, dan membuat Jimin bingung sendiri melihat tingkah anehnya.

"Maaf. Tapi, apakah dugaanku ini benar, Jim? Soojung Eonni pasti sudah meninggalkanmu, yah? Karena itulah kau datang ke sini, dan mencari istri yang telah kau buang ini?"

Perkataan Hyera bagaikan sebuah tamparan untuk Jimin. Meskipun nyatanya Jimin-lah yang meninggalkan Soojung, tetap saja itu tidak bisa mengubah fakta jika ia juga telah berhasil ditipu olehnya.

"Yah, kau benar. Aku dan Soojung memang sudah berpisah, Hye," jawab Jimin, yang entah kenapa lagi-lagi ditanggapi dengan sebuah kekehan pelan dari sang istri.

"Aku turut prihatin," ucap Hyera.

Wanita itu menghela nafas cukup panjang, tersenyum kecil, kemudian berkata,

Marriage Contract (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang