Part. 27

1.6K 151 2
                                    


Melepaskan orang yang kita cintai itu tidaklah mudah. Butuh keberanian, juga hati yang besar untuk melakukan itu. Dan, yah. Meskipun sulit, pada akhirnya Yoongi berhasil melakukannya.

Yoongi bisa saja egois, ia bisa saja terus menahan Hyera dan membuat wanita itu perlahan mencintainya. Namun, tidak. Yoongi tidak melakukan itu. Ia justru memilih untuk membujuk Hyera agar mau kembali pada suaminya. Karena ia tahu, sesungguhnnya Jimin lah letak kebahagiaan temannya itu.

Mungkin hari ini Hyera memang belum menyadarinya. Tapi, Yoongi yakin. Saat jarak di antara mereka semakin menipis, saat keduanya mulai bisa berpikir dewasa dan tidak terlalu mementingkan ego mereka. Yoongi yakin, saat itu lah Hyera akan menyadari itu semua.

"Terima kasih untuk semuanya, Yoon," ujar Hyera, membuat Yoongi menyunggingkan senyumnya.

Pria itu mulai mendekat, menatap lekat wajah wanita yang kurang lebih satu tahun ini sudah menjadi temannya, sekaligus membuatnya merasakan cinta yang tidak akan pernah bisa terbalas.

"Terima kasih juga telah membuatku merasakan indahnya cinta ... meskipun hanya sesaat, Hye."

Pria itu kembali tersenyum. Bohong jika Yoongi mengatakan bahwa ia sudah melupakan Hyera, tak semudah itu melupakan, juga menghapus rasa cinta kita pada seseorang. Yoongi masih mencintai Hyera, dan ia sendiri pun tak tau akan sampai kapan perasaan itu tumbuh di dalam hatinya.

Namun, satu hal yang pasti. Yoongi tidak akan membiarkan perasaannya itu menghancurkan hubungan persahabatannya dan Hyera.

Yoongi sadar, cinta memang tidak harus memiliki. Kita tidak bisa memaksakan cinta kita pada seseorang, atau pun memaksa orang untuk membalas perasaan cinta yang kita miliki.

"Hey, kenapa?" tanya Yoongi, membuat Hyera tersadar dari lamunannya.

"T-tidak, aku--"

"Tidak perlu memasang tampang sedih begitu. Aku memang mencintaimu. Tapi,  bukan berarti aku tidak bisa melupakanmu kan, Hye?" potong Yoongi.

"Lagi pula, kau pun tahu aku bukanlah orang yang suka menunggu. Aku ini tampan, masih banyak wanita di luar sana yang mengantri untuk bisa kujadikan istri."

Yoongi berkata dengan nada kelewat percaya dirinya, membuat Hyera sedikit tertawa melihat sisi lain dari temannya yang belum pernah ia tunjukan sebelumnya.

"Ah, yang pastinya jauh lebih cantik darimu juga. Iya, kan, Baby?" lanjutnya seraya sedikit membungkukkan tubuhnya, untuk melihat dan mengecup pelan wajah bayi Hyera yang sekarang ini tengah berada di gendongannya.

"Jika putraku sudah bisa bicara, dia pasti akan menjawab, "Tidak. Tidak ada yang lebih cantik dari Ibu Young Jae, Ahjussi," ujar pria yang tidak lain adalah Jimin itu.

Hyera dan Yoongi sontak menoleh ke arah sumber suara. Sedangkan pemilik suara itu mulai mendekat, kemudian berdiri tepat di hadapan teman sang istri.

(Ngomong-ngomong soal Young Jae, keduanya memang sudah setuju untuk menamai putra mereka dengan nama 'Park Young Jae'. Nama itu sendiri diambil dari kata 'Young Jae' yang berarti 'Sejahtera'.)

"Benar, kan, Baby?" tanyanya kemudian.

Hyera sendiri hanya tersenyum simpul melihat tingkah suaminya, sebelum akhirnya memilih untuk memasuki mobilnya, dan membiarkan sang suami serta temannya berbicara.

"Begitukah?" gumam Yoongi yang hanya ditanggapi dengan anggukan kepala oleh Jimin.

Setelahnya kedua pria itu hanya terdiam, terlihat sekali kecanggungan yang ada di antara mereka, sebelum akhirnya Jimin mulai berkata dan mencoba untuk menghilangkan kecanggungan itu.

Marriage Contract (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang