Part. 6

2.3K 205 2
                                    


"Kesempatan ini tidak akan datang dua kali, Jim. Kau sendiri yang mengatakan, jika istri keduamu hanya ingin kau jadikan sebagai alatmu mendapatkan anak saja, kan? Jadi, manfaatkan saja tujuh hari ini untuk mendapatkan keinginanmu itu."

Perkataan temannya yang tidak lain adalah Taehyung terus saja berputar di otak Jimin, bukan tanpa alasan Taehyung berkata seperti itu. Pasalnya Jimin berniat untuk pulang, setelah mengetahui jika masalah di perusahaannya sudah selesai.

Jangan heran kenapa Taehyung berkata seperti itu, dari awal memang tidak ada masalah apa pun di perusahaannya. Itu semua hanya akal-akalan Hyera saja, untuk membuat Jimin jauh dari sang istri pertama.

"Sekarang kutanya, sejak kalian menikah, sudah berapakali kau dan dia melakukan hubungan suami istri?"

Entah kenapa, Jimin langsung merasa emosi saat kembali mengingat pertanyaan konyol dari temannya. Apa hak Taehyung menanyakan hal itu padanya, huh?

"Hanya satu kali," gumam Jimin sendiri.

Yah, ia dan Hyera memang hanya pernah melakukan hubungan intim itu sekali saja. Selain karena Hyera yang terus mencari alasan untuk menghindarinya, sebenarnya Jimin juga tak enak hati pada Soojung. Pria itu terlalu takut, jika harus menyakiti perasaan sang istri pertama.

"Mungkin saran Taehyung ada benarnya juga, lebih sering aku melakukan hal itu dengan Hyera, lebih besar juga peluangku untuk segera mendapatkan anak darinya."

Sepertinya Jimin mulai terpengaruh dengan perkataan Taehyung. Lagi pula di rumah ia tidak bisa melakukan hal itu secara rutin dengan Hyera karena Soojung. Namun, tidak dengan di sini. Jimin bebas melakukan itu, tanpa takut menyakiti perasaan istri pertamanya.

"Aku sudah selesai bersih-bersih, Jim. Jadi, jam berapa kita akan pulang?" tanya Hyera, membuat Jimin tersadar dari lamunannya.

Jimin tampak berpikir, sebelum akhirnya berkata, "batalkan tiket penerbangannya, seperti rencana awal. Kita akan pulang setelah tujuh hari berada di sini."

"Tapi, Jim. Apa yang--"

"Taehyung baru saja ijin pulang karena masalah keluarga. Jadi, kita tetap akan di sini sampai ia kembali dan mengurus perusahaanku lagi," ucap Jimin, yang tentunya hanya karangannya semata.

"Sudahlah, jangan banyak tanya lagi. Aku lelah, kita istirahat untuk hari ini, dan mulai bekerja esok hari," lanjutnya. Kemudian meninggalkan Hyera yang saat ini tengah tersenyum menatap punggung suaminya.

"Terima kasih, Tae. Dan maaf, sepertinya kau benar-benar akan dipulangkan untuk seminggu ini," gumam Hyera. Merasa bangga karena usahanya tak sia-sia.

Hyera tahu, cepat atau lambat suaminya itu pasti akan sadar jika keberangkatan mereka ke luar kota hanyalah tipuannya saja. Karena itulah, ia meminta bantuan Taehyung untuk mengatakan jika masalah perusahaannya sudah selesai, sekaligus mempengaruhi Jimin untuk tetap tinggal di sana seperti rencana awalnya.

"Oke, Hyera. Satu masalah sudah selesai. Sekarang pikirkan, bagaimana caramu mengalihkan perhatian Jimin dari Soojung Eonni, atau pun alasan pekerjaannya."

*****
20. 15 KST.

Tak terasa hari sudah menjelang malam, waktu seharian ini Jimin dan Hyera habiskan hanya untuk beristirahat dan berjalan-jalan sebentar di daerah sekitar.

Saat ini, kedua orang itu sendiri sudah berada di kamar apartement yang Jimin sewa untuk seminggu. Keduanya tampak saling terdiam, sebelum akhirnya Jimin mulai berbicara dan memecah keheningan.

"Hye," ucapnya. Membuat Hyera menoleh ke arah suaminya.

"Waeyo, Jim?" balas Hyera.

Jimin sendiri mulai mendekat, membuat jantung Hyera berdetak tidak karuan saat wajah sang suami sudah berada tepat di hadapannya.

"J-jim," gumamnya. Sungguh,Hyera benar-benar gugup sekarang!

Namun, sepertinya Jimin tidak peduli. Pria itu justru semakin mendekat, menyingkirkan helaian rambut yang berada di dahi sang istri dan berkata,

"Penuhi kewajibanmu sebagai seorang istri, Hye." Ucapan Jimin sontak berhasil membuat Hyera membulatkan matanya.

Saking terkejutnya, wanita itu sampai  mendorong tubuh Jimin, hingga membuatnya jatuh dari ranjang.

"Yaa! Apa yang kau lakukan, hah?!"

Jimin berteriak, lalu berdiri sambil mengelus-elus bokongnya yang terasa nyeri.

"Astaga, m-maaf, Jim. Aku sungguh tidak sengaja," jawab Hyera tanpa dosa.

"Ck, baiklah. Tapi kau tetap harus melayaniku malam ini."

Jimin kembali maju, dan membuat Hyera mau tidak mau harus mendorong suaminya hingga terjatuh ke lantai lagi.

"Apa kau sudah gila, Hye?! Kenapa kau terus mendorongku, hah? Aku kan hanya--"

"Aku tidak mau!" tegas Hyera.

"Maaf, tapi ... tapi aku sedang datang bulan, Jim," lanjutnya, membuat Jimin hanya bisa mematung di tempatnya.

Sedangkan Hyera? Wanita itu langsung saja membungkus tubuhnya dengan selimut. Sebisa mungkin Hyera berusaha menahan tawanya, karena lagi-lagi ia bisa membodohi Jimin dengan tipuannya.

'Tidak semudah itu, Jim. Kau harus berusaha lebih keras lagi, untuk bisa mendapatkan keinnginanmu itu, kkk,' batinnya tertawa sendiri.






Tbc ....

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Marriage Contract (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang