Part. 20

2.2K 172 10
                                    


"Min Yoongi. Salah satu pengusaha muda ternama di Korea, dan juga pemilik resmi dari Min Company," lirihnya, seraya tersenyum simpul melihat artikel-artikel yang tengah ia baca di ponsel pintar miliknya.

"Woah, dia dua tahun lebih tua dariku ternyata," gumamnya, lagi.

Jika kalian pikir Jimin ingin menjadi mata-mata, apa lagi merasa penasaran dengan kehidupan Min Yoongi, maka akanku katakan jika kalian salah.

Jimin sama sekali tidak tertarik dengan kehidupan pria, yang dengan tidak tahu malunya telah ikut campur dalam urusan rumah tangganya dan Hyera. Ia hanya ingin mencari informasi lebih banyak tentang sang istri, lewat informasi yang ia dapat dari pria bernama Min Yoongi ini.

"Cari tahu di mana tempat tinggal wanita, yang beberapa bulan belakangan ini menjabat sebagai Sekretaris pribadi Direktur utama Min Company," perintah Jimin. Pada orang yang sama, dengan orang yang telah membantunya mendapatkan semua informasi tentang Hyera.

"Yah, terima kasih," tutupnya.

Pria itu beralih duduk santai, sembari menatap luasnya kota Daegu dari balkon apartement-nya. Sedikit tertawa, saat mengingat dirinya yang dulunya begitu angkuh, dan menjunjung tinggi harga dirinya di atas segalanya, kini harus bersedia tunduk hanya demi mengejar satu wanita saja.

"Bahkan Soojung tidak pernah membuatku melakukan hal seperti ini, Hye," ujarnya, kemudian terkekeh pelan setelahnya.

"Bodoh sekali. Kenapa aku baru sadar jika aku begitu sangat mencintaimu, saat kau sudah semakin jauh dari jangkauanku, hm?"

Yah, apa lagi namanya jika bukan cinta? Seberapa kerasnya pun Jimin mencoba menolak fakta yang ada, tetapi hatinya justru mengatakan hal yang sebaliknya.

Mungkin Jimin memang terlambat dalam menyadari perasaannya terhadap Hyera. Terlambat, menyadari jika istrinya itu benar-benar berarti untuknya.

Namun, tidak lagi. Sekarang Jimin sadar, jika kehidupannya benar-benar berubah setelah kepergian Hyera. Harus ia akui, bahwa ia memang sangat takut jika harus kehilangan sang istri, dan calon anaknya yang sebentar lagi akan lahir ke dunia ini.

Drrrtt ....

Lamunan Jimin buyar begitu saja, saat merasa ponsel di sakunya bergetar. Pria itu merogoh ponsel miliknya, dan tersenyum simpul melihat pesan dari orang yang ia perintah untuk mencaritahu alamat Hyera.

"Kau memang sudah banyak membantu istriku, dan aku ucapkan terima kasih untuk itu. Namun, benar. Bukan berarti jika aku akan menyerahkan ia begitu saja padamu. Hyera milikku, dan selamanya akan tetap seperti itu." Jimin kembali berkata, sebelum akhirnya mulai melangkah pergi meninggalkan apartement miliknya.

*****
Hanya helaan nafas kasar, yang bisa dilakukan oleh pria yang tidak lain adalah Yoongi, setelah mendengar perkataan dari wanita di hadapannya. 

Sungguh, ia benar-benar tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Kesal? Marah? Atau bahkan ... kecewa? Entahlah, rasanya semua itu juga tidak bisa menggambarkan, bagaimana keadaan hatinya sekarang.

"Haah." Lagi, ia menghela nafas lelah, lalu beralih menatap Hyera penuh tanda tanya.

"Jadi ... apa itu artinya kau menolakku, Hye?" tanya Yoongi, yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Hyera.

Jika dengan mengatakan bahwa Hyera belum siap untuk menikah lagi, berarti ia telah menolak Yoongi. Maka ... ya. Hari ini Hyera memang telah menolak Yoongi.

Hyera bahkan mengatakan, jika Yoongi tidak perlu mengemis restu untuk hubungan mereka pada Ibunya lagi. Membuat Yoongi semakin merasa bingung, dengan jalan pikiran wanita di hadapannya ini.

Marriage Contract (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang