Tuan Muda Gila 01

13.3K 453 18
                                    

   Malam ini adalah malam terakhir ku di kampung, karna besok aku akan berangkat ke Ibukota untuk melakukan pekerjaan. Ini semua ku lakukan atas dasar kedua orang tua ku dan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi kami di kampung walau pun aku hanya bekerja menjadi pembantu tapi tak masalah yang penting itu semua halal.

Sepertinya aku sudah tak sabar bertemu dengan majikan baru dan lingkungan yang baru.

•••

"Nak bangun!" Terdengar suara teriakan Ibu ku membuat diriku terbangun dengan nyawa yang belum terkumpul.

Aku mulai membuka pintu kamar ku, kulihat Ibu sudah ada didepan kamar ku sembari terus tersenyum.

"Ibu kenapa pagi pagi gini udah senyum senyum?" Aku mengucek-ngucek mata ku.

"Lah kan ini hari pertama mu kerja di ibukota kan? " tanya Ibuku.

"Yah nggak usah senyum-senyum kali bu, kayak ibu bahagia amat kalau Dina pergi!" cibirku.

"Kamu jangan kayak gitu nak," ku lihat mata Ibu ku mulai berkaca kaca apakah aku salah mengucapkan kata.

"Lah kok ibu nangis sih tadi senyum sekarang nangis," aku menarik Ibu ku dalam pelukan ku mencoba menenangkan nya.

"Kan Dina hanya becanda bu," Aku mengusap air mata ibuku dengan kedua tanganku.

"Sudahlah bu nanti Dina berdosa karna buat Ibu menangis!" Ibu ku tersenyum melihat tingkah ku.

"Nah gitu dong kan senyum lagi!"

"Sana gih mandi takutnya kamu nya terlambat ke terminal," pintah Ibuku.

Aku pun segera masuk ke dalam kamar mandi membersihkan diri ku. Setelah itu aku keluar dengan sudah memakai baju.

Aku sejenak masuk ke dalam kamar ku mengambil barang yang sudah ku kemas kemarin malam. Namun hati ini terasa pedih saat akan meninggalkan kamar dan rumah yang sudah menyimpan banyak kenangan bersama kedua orang tua ku.

"Nak ayo makan dulu," lamunan ku buyar mendengar teriakan Ibuku.

"Iya bu!" Aku langsung berlari keluar kamar .

"Wah tumben bu masaknya ikan biasanya kan tahu atau tempe," ucap ku yang langsung menarik kursi dan menjatuhkan bobot tubuhku.

"Yah kan ini hari terakhir kamu dirumah jadi ibu masak masakan yang enak buat kamu!" memang dalam keluarga kami makan ikan saja sudah susah didapat dan terkadang kami juga tidak makan akibat tidak adanya uang.

"Iya nak, nanti kamu disana bekerja lah dengan giat!" Sambung Bapak ku.

"Iya pak Dina pasti ngeluarin ajaran ibu sama bapak disana!" ucap ku sembari tersenyum.

Kami pun segera makan setelah itu kami bergegas pergi ke terminal karna kedua orang tua ku mendesak ingin ikut mengantar ku.

•••

"Nak kamu jaga diri yah disana!" ibu ku mengelus ngelus kepala ku dengan air mata yang sudah tak terbendung.

"Iya bu, ibu juga yah jaga diri sama bapak dan nanti gaji Dina akan Dina kirim tiap bulan!" ucap ku dengan air mata.

"Dan juga kamu jangan lupa kan kewajibanmu kepada Allah nak," Bapak langsung mengelus perlahan puncak kepalaku. Aku menyambut dengan dengan anggukan cepat.

Aku segera naik ke dalam bus karna bus sudah ingin berangkat ke Ibukota. Terlihat Ibu dan Bapak ku melambaikan tangan ya dengan raut wajah begitu sedih pasalnya aku yang anak satu satunya ibu dan bapak ku.

"Selamat tinggal bu, pak" batin ku terus melambai hingga mereka sudah tak terlihat oleh mataku.

Aku terus berdoa mengingat Allah agar dalam perjalanan ku aku bisa selamat sampai tujuan ku. Tak sadar mata ini mulai berat ingin sekali menutup karna perjalanan yang ditempuh begitu jauh aku pun tidur larut dalam mimpi.

Tuan Muda Gila [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang