-Kehidupan Dirinya Tak Seindah Namanya-
Kehidupan yang dijalani Indah berbanding terbalik dengan namanya. Keluarga harmonis tidak ada pertengkaran, itu lah yang didambakannya.
Disekolah dibully, di rumah menyaksikan pertengkaran kedua orang tua past...
Kenapa kamu memilihku, jikalau hanya kasian mending kamu mundur.
~Indah Aurelia
..................................🖤🖤🖤................................. "Assalamualaikum anak-anak. Selamat pagi!" Seruan dari wali kelas yang baru saja memasuki kelas dengan seorang pria tampan nan tinggi, wajahnya tidak asing dipenglihatan Indah.
"Jadi, kalian akan mempunyai teman baru nih, dia berasal dari Jakarta." Jelas Bu Ranti.
Semua mata tertuju padanya. Sosok pria yang tampan, membuat seluruh mata terpanah. Seluruh siswi kelas ini menatap kagum ciptaan Tuhan yang satu itu.
"Silahkan kamu memperkenalkan diri" bisiknya kepada pria itu, lalu dia mengangguk.
Indah tertegun, dia ingat dengan jelas. Abi adalah pria angkot, pria yang meminjamkan Hoodie yang dia kenakan sekarang, yang menolongnya di UKS dan toilet.
"Gua mau tanya, dong!" Jeritan itu berasal dari Wildan, sang preman kelas.
"Kok lo datangnya siang sih? Kenapa gak tadi pagi? Sekolah ini milik lo ya? Kok suka-suka ati lo," Cerca Wildan.
"Habis nolongin cewek, gua, di toilet." jawabnya sembari melirik kearah Indah. Indah hanya diam, bahkan dia berusaha untuk mencari kesibukan agar dapat menyembunyikan wajahnya yang kini memerah, dia sangat malu sekarang.
"Wah gak bener nih, ngapain di toilet? Sama cewe pula." tanya Wildan lagi.
"Kan udah gua bilang, gua nolongin cewek." balasnya sembari menekan kata cewek dan melirik kearah Indah.
"Sudah-sudah, kenapa kalian berdebat! Kamu Abi, silahkan duduk ditempat yang kosong." Abi melirik kursi di samping Indah seraya tersenyum.
"Bu, saya duduk di samping cewek itu ya?" Pintanya. Indah tertegun, mengapa harus di samping dirinya. Bukankah Wildan duduk sendirian?
Abi pun berjalan mendekati Indah yang sedang gugup, dia menunduk memposisi kan diri seperti sedang membaca buku yang ada di atas meja. Rasa malu dan khawatir, campur aduk rasanya. Tapi, mengapa dia harus khawatir? Belum tentu sifat Abi sama seperti lainnya.
Abi duduk di kursi, disebelah Indah. "Hay ..." Sapanya.
Indah mendongak sembari tersenyum, "Hay juga."
"Bertemu untuk yang ke-4 kalinya dan ini bukan sebuah kebetulan, tapi takdir." ujarnya.
Bertemu 4 kali itu bisa dikatakan sebuah kebetulan. Tapi dipertemuan ke-4 ini mungkin bisa dikatakan awal dari takdir. Karena mulai dari sekarang sampai 8 bulan ke depan, Indah pasti selalu bertemu dengan dirinya.
"Wishh bro, kenalan dong sama si cupu itu." Sahut Angga dan membuat semua orang bergelak tawa. Abi mengernyit heran, dia berbalik menatap Indah yang tetap menunduk.
Ingin saja Indah menangis saat ini, tapi dia harus kuat. Untuk apa dia menangis, itu hanya akan semakin memperburuk keadaan. Indah memiliki hati yang besar. Dia tidak pernah menaruh dendam kepada orang yang membully dirinya. Dia hanya berdoa kepada Tuhan, agar memberikan seorang pelindung untuknya, tempat berbagi kisah pedihnya. Tapi sepertinya Tuhan masih enggan memberikannya.
"Kalian bisa diam tidak! Harusnya kalian menjadi contoh yang baik karena bisa masuk dikelas favorit ini! Harusnya kalian contoh Indah, anaknya pintar, pendiam, penurut, tidak banyak tingkah seperti kalian!" Omel Bu Ranti.
Indah memang masuk dikelas favorit, kelas 12 IPA 1. Kelas yang memiliki murid dengan tingkat kecerdasan tertinggi diantara kelas lain. Indah termasuk siswa yang pintar, dia selalu masuk 3 besar. Indah terkadang heran, apa salahnya? Kenapa dia selalu dibully? Indah tidak bodoh, Indah juga tidak terlalu jelek. Malah Rara bilang dia sangat cantik, sehingga sepupunya itu iri. Kaya? Walaupun ayahnya memiliki sifat yang tidak patut dicontoh, tapi ibunya memiliki harta warisan dari kakeknya sebuah perusahaan yang mempunyai kantor cabang di seluruh Indonesia.
"Yaelah Bu, wajar dong dia penurut, kan dia babu." celutuk Anjani, semua orang kembali tertawa kecuali Indah dan Abi.
Sepertinya Abi mengerti situasi ini. Abi adalah orang yang cuek, tapi entah kenapa dia tidak bisa menahan diri untuk berbicara kepada Indah dan berinteraksi kepada Indah. Abi menggenggam tangan Indah. Perlakuan itu sontak membuat Indah tertegun. Dia menatap lekat wajah Abi.
"Gak usah didengerin omongan mereka, gua tau lo kuat." ujarnya pelan.
Indah tersentak mendengar penuturan yang keluar dari mulutnya. Apakah penantiannya akan berakhir? Apakah pelindungnya telah datang? Tidak, Indah menggeleng pelan.
🖤🖤🖤
Seluruh kantin penuh dengan orang-orang yang ingin menuntaskan rasa laparnya, termasuk Abi. Tidak butuh waktu lama, dengan wajah tampan, cool, terkenal di Instagram. Dia sudah cukup menjadi bahan gosip di SMA Cempaka Putih ini. Padahal dipa baru pertama kali menginjakkan kaki di sini. Abi memiliki 2 orang sahabat yang sudah terlebih dahulu sekolah disini. Mereka adalah sahabat Abi saat SD sampai SMP. Namun ketika memasuki jenjang SMA, keluarga Abi harus pindah ke Jakarta, dikarenakan perusahaan ayahnya sedang bermasalah dipusat, maka dari itu keluarga Thana pindah. Mereka Fandi dan Bayu, siapa yang tidak kenal mereka berdua disekolah ini, mereka adalah most wanted sekolah. Mungkin posisi mereka telah bergeser setelah kedatangan sahabat mereka, Abi.
"Jadi juga lo pindah disini ma bro!" Seru Fandi seraya ber-tos ria bersama Abi.
"Iya dong, kangen gua sama Bandung."
"Kangen sama Bandung apa kangen sama Vita?" Goda Bayu.
Abi berdecak, "Lo mau mati?"
"Eh tapi keknya si Vita belum move on deh dari lo, soalnya nih ya, denger-denger dari temen gue yang sekolah di SMA Nusantara, si Vita ngikutin lo, dia juga bakal pindah kesini!" Jelas Fandi.
Vita adalah mantan Abi. M.A.N.T.A.N! Sejak masalah 2 tahun yang lalu, Abi sangat membencinya. Karena dia, adiknya meninggal. . . . . . . . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.