Bab 27 - Mall

128 10 0
                                        

Happy Reading ✨

Aku berharap kau tak membenci diriku, hanya karena keadaan keluargaku sekarang.
~Indah Aurelia

...............................🖤🖤🖤............................
I

ndah bangun dari tidurnya. Dia masuk ke kamar mandi kemudian membersihkan dirinya. Setelah itu berpakaian, dia melihat kearah cermin. Wajah yang pucat, mata yang sembab. Indah tampak hancur. Dia berusaha tersenyum, namun gagal. Dia tak bisa.

Indah keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga, lalu berjalan tanpa arah. Kaki-kakinya membawa dirinya berhenti di pinggir kolam renang.

Kata-kata yang terlontar dari mulut kedua orangtuanya kembali terngiang di otaknya. Dia menutup telinganya, dan kembali menangis. Tangisannya semakin histeris, sampai-sampai Rara yang tengah berada di dapur pun terkejut. Dengan cepat dia mematikan kompor lalu datang kepada Indah.

"Indah ... hey, Ndah. Lo gak apa-apa kan?" Tanya Rara sembari mendekap tubuh Indah yang meringkuk, berharap-harap agar dia tenang.

"Kenapa sih, harus aku yang dikasih ujian seperti ini? Apa dosa yang pernah aku lakuin?" Tanya Indah seraya terus menangis. Badannya bergetar hebat, pikiran kalut kemana-mana. Keluarganya hancur.

Rara mengelus punggung Indah agar dia sedikit lebih tenang. "Hey, lo gak boleh ngomong gitu. Tuhan ngasih lo ujian, bukan semata-mata karena lo punya dosa. Tapi, Tuhan mau menaikkan derajat hamba-Nya 1 tingkat. Dia juga ngasih ujian seperti ini, karena dia tau lo pasti bisa ngelewati nya. Tuhan gak akan ngasih ujian diluar kemampuan batas hamba-Nya."

"Tapi aku gak sanggup. Aku gak mau mereka pisah." Ujar Indah.

"Lo juga gak boleh egois, Ndah. Mungkin ini jalan yang terbaik buat mereka. Lo tega ngelihat mereka berantem terus, hah? Perpisahan mungkin adalah jalan yang terbaik, mereka ingin hidup masing-masing tanpa adanya ikatan. Udah ya, lo harus sabar. Semua ini pasti ada hikmahnya kok." Sahut Rara.

Rara pun melepas pelukannya. Dia melihat Indah yang sudah lebih tenang dari pada sebelumnya. "Yaudah, sekarang kita makan yuk!" Indah pun mengangguk.

Rara bangkit, lalu membantu Indah berdiri. Rara membopong Indah menuju meja makan. Dia menarik satu kursi, lalu mempersilahkan Indah untuk duduk.

"Bentar ya, gue ambil makanan dulu di belakang." Indah mengangguk.

Rara pun pergi ke dapur untuk mengambil makanan yang telah dia masak sebelumnya. Kali ini Rara hanya memasak nasi goreng dengan telur dadar dan juga ayam goreng.

Setelah itu, Rara kembali ke meja makan dengan membawa serta makanan yang telah dia masak.

Di meja makan tersebut, sudah ada piring dan sendok serta gelas yang sudah disiapkan sebelumnya.

"Ayo makan, Ndah. Atau mau aku ambilin?" Tanya Rara.

"Gak usah, Ra. Aku bisa sendiri kok." Rara mengangguk. Indah pun menyiapkan sarapannya. Rara yang sedari tadi memperhatikan Indah pun heran. Pasalnya ini adalah makanan kesukaan Indah. Tapi, mengapa dia mengambil nasi serta yang lainnya sangat sedikit.

"Cukup segitu, Ndah? Diet kamu? Kayaknya Abi juga biasa aja kok. Ngapain diet-diet, gak sehat tau." Celutuk Rara sembari bercanda.

Indah tersenyum, "enggak kok, udah cukup segini."

"Iya deh."

Mereka pun makan dengan hikmat. Tak ada percakapan didalamnya. Hanya ada suara dentingan suara dari sendok dan piring. Setelah selesai makan, Indah pun membawa piringnya ke dapur menuju wastafel. Indah membasuh piring-piring serta alat masak yang telah di gunakan tadi.

Indah [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang