-Kehidupan Dirinya Tak Seindah Namanya-
Kehidupan yang dijalani Indah berbanding terbalik dengan namanya. Keluarga harmonis tidak ada pertengkaran, itu lah yang didambakannya.
Disekolah dibully, di rumah menyaksikan pertengkaran kedua orang tua past...
Mencintai itu sulit, karena harus rela melihatnya dengan orang lain. ~Bayu Erlangga ...............................🖤🖤🖤............................
Mereka, Abi dan Indah masuk ke dalam kelas 12 IPA 1 dengan tangan yang masih bertautan . Sejak turun dari mobil milik Abi, pandangan seluruh warga sekolah tak lepas dari genggaman tangan itu.
Seperti biasa cibiran dan tatapan iri selalu jatuh kepada Indah. Tapi seakan buta dan tuli dia tetap berjalan dan merasa senang berada didekat Abi. Saat jatuh cinta semuanya jadi berbeda. Seakan semesta terfokus pada mereka. Tak peduli dengan orang lain, yang penting tatapan tetap jatuh pada orang yang dicintai.
"Ndah, aku nyusulin temen-temen aku dulu ya." Setelah mereka duduk di kursi mereka masing-masing, Abi memutuskan untuk pergi menemui teman-temannya itu. Indah mengangguk. Abi pun bangkit dari tempat duduknya.
Abi berjalan di koridor dengan wajah datarnya. Mood nya sedang turun hari ini. Tapi aneh, jika berada di sisi Indah, pasti kembali seperti semula.
Abi berjalan masuk ke dalam kelas Fandi dan Bayu yang berselang 3 kelas saja dari kelasnya. Dia masuk dan melihat Fandi yang sedang menggenggam tangan seorang perempuan. Dan hebatnya perempuan itu adalah perempuan ke-7 yang berdekatan dengan dirinya dan yang Abi ketahui. Bisa saja Fandi berdekatan lebih dari itu, tanpa diketahui. Dasar Playboy!
Abi langsung duduk di hadapan Bayu. Fandi yang sadar akan kedatangan Abi pun langsung menyelesaikan aktivitasnya. Apalagi, selain meng-gombali salah satu siswi Cempaka Putih.
"Tumben ke sini, bro?" Tanya Fandi.
"Terserah gua dong."
"Whoah santuy cuy!"
"Gua mau ngasih tau sesuatu sama kalian." Bayu yang awalnya tetap fokus membaca buku yang ada ditangannya pun beralih menatap Abi yang dengan serius ingin mengatakan sesuatu.
"Sesuatu apa?" Tanya Fandi.
"Gua sama Indah, udah resmi." Balas Abi.
"Resmi apa? Lo sama dia, nikah gitu? Atau Indah udah ... astaghfirullah Abi. MasyaAllah, siapa yang ngajarin teh?" Semua orang pun akhirnya terfokus melihat mereka. Abi pun menepuk jidatnya keras. Heran memang, kenapa dia bisa mempunyai sahabat yang lola-nya gak ketulungan.
"Fandi sayang, cinta," ucap Abi dengan wajah gemas berpadu dengan wajah emosi miliknya.
"Selain ngehamilin anak orang, lo juga gay ya!" Abi melotot, ingin saja dia mencabik-cabik mulut temannya itu.
"Bangsat lo! Maksud gua, Indah sama gua resmi pacaran! Pikiran lo ... tolong deh, cuci." Sinis Abi.
"Loh, makanya ngomong tuh yang jelas."
"Otak kotor, ya kotor aja. Gak usah ngelak." Sahut Bayu yang sedari tadi menyimak.
Fandi terkejut. Pasalnya yang dia tau, Bayu dan Abo bertengkar. Tapi mengapa Bayu kini membela Abi. "Njirr, udah baikan ya? Kok gue gak tau?"
Bayu menaikkan alisnya sebelah, "Sejak kapan kita berantem?"
"Itu yang di kamar Abi, tentang si Indah."
"Lupain aja." Celutuk Abi.
"Nah, gitu dong. Kita sahabatan udah lama, ya kali pecah gara-gara 1 cewe doang. Cewe banyak cuy di dunia ini. Mau yang cantik? ada, sexy? Wih banyak, manis? Gak usah ditanya itu mah. Berserakan dari sabang sampai Merauke. Atau, mau gua kenalin?" Tawar Fandi.
Fandi Rainer Handoko, putra pertama di keluarga Handoko ini memiliki paras yang tak kalah dari kedua temannya itu. Selain itu, dia juga terlahir dari keluarga kaya raya. Maka dari itu, semua siswi Cempaka Putih tak bisa menolak pesona dirinya. Apalagi karakter Fandi saat mencari mangsa, dengan cara memberi gombalan receh, semakin membuat para kaum hawa meleleh. Fandi adalah seorang playboy kelas kakap. Tak cukup punya satu pacar saja. Bahkan dia berniat ingin mempunyai istri 10.
"Cewe lo semua, pada gak beres." Hardik Abi.
"Dihh, sok tau!"
"Ya tau lah. Kalo beres, pasti dia tau mana yang ganteng dan mana yang pura-pura ganteng." Sinis Abi.
Fandi terbelalak. "Jadi lo pikir gue jelek gitu?"
"Gue gak ada bilang gitu." Elak Abi. Fandi menghela, dia bangkit dari tempat duduknya, lalu pergi. Namun dia berbalik, dan berseru dengan nada yang sedikit berlebihan, serta wajah yang memelas. Pen di tampol emang!
"Emang ya, kalian semua jahat sama gua! Tega lo semua!" Bayu hanya menghela dan Abi memutar bola matanya malas. Salah satu sifat Fandi, tukang drama!
Setelah mengatakan itu, Fandi pun benar-benar pergi dari kelas. "Yaudah, gua balik." Bayu hanya mengangguk, dan kembali membaca bukunya.
Sebenarnya, hati Bayu berdenyut kala tau Indah telah resmi menjadi pacar Abi. Namun, memang ini kan yang dia inginkan, sampai-sampai memberi tahu Indah bahwa jangan pernah menyakiti hati sahabatnya itu. . . . . . . . . . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.