Bab 21 - Keluarga

129 12 0
                                        

Happy Reading ✨

Jika tentang keluarga, jangan harap luka itu akan sembuh.
~PohonBeringin123

...............................🖤🖤🖤............................
Indah bangun dari tidur malamnya. Rasanya sangat bersemangat sekali untuk memulai pagi hari ini daripada hari-hari sebelumnya.

Indah tak tahu harus memulai hari dari mana. Dia ingin sekali seperti tokoh-tokoh dalam novel yang dia baca. Dijemput saat pergi sekolah, berpegangan tangan di lorong sekolah yang membuat seluruh murid bersorak ingin sepertinya. Lalu sorenya, pacarnya itu akan membawanya ke taman yang sudah dihiasi gemerlap lampu kelap-kelip. Sangat romantis!

Tapi apakah Abi akan berbuat seperti itu padanya? Indah menghela. Dia terlalu sering membaca novel, hingga selalu menghayalkan hal-hal romantis.

Indah pun bersiap-siap, dia tak ingin terlambat kali ini. Apalagi absen melihat Abi. Walaupun sifat Abi yang sering menyebalkan. Tapi itulah yang dia inginkan sejak tadi malam, dia sangat rindu bertemu dengan Abi. Padahal tadi malam mereka menghabiskan waktu dengan chattingan.

Dia menuruni anak tangga lalu menyapa Mamanya. Entah kenapa dia sangat ingin. Padahal sejak beberapa tahun yang lalu, ia sangat cuek kepada kedua orangtuanya.

"Pagi Ma."

Melihat gerak gerik anaknya yang tidak biasa. Amalia pun bertanya, "tumben senyum-senyum gitu?"

"Tebak Mah, tebak!" Seru Indah bersemangat.

Amalia menepuk-nepukan ujung jari telunjuknya ke pipi sebelah kirinya sembari berpikir. "Emm ... pasti abis jadian ya kan? Sama siapa tuh, yang nyebut kamu calon pacar itu loh."

Indah tersenyum. "100 buat Mama."

"Ya kali Mama gak tau karakter anak Mama."

"Udah lama loh kamu gak ajak Mama ngobrol kayak gini." Ujarnya yang membuat sang anak menunduk, merasa bersalah.

"Maaf, Mah."

"Enggak apa-apa. Mamah ngerti kok. Harusnya Mama yang minta maaf, gak pernah punya waktu buat kamu." Jelas Amalia sembari menjatuhkan bokongnya di kursi, di sebelah Indah.

"Enggak kok, Mah. Indah ngerti kok keadaan Mama." Balas Indah seraya memeluk sang Mama. Dengan setia Amalia mengelus rambut putri semata wayangnya itu.

"Pokonya kalo Mama pisah sama Papa kamu jangan pernah benci sama Mama ya." Ungkap Amalia tiba-tiba. Jelas sekali perbedaan wajah Indah saat Mamanya berkata seperti itu.

Indah melepaskan pelukannya. "Mah, jangan mulai deh."

"Yaudah, kamu makan ya. Mama mau ke dapur dulu." Kemudia Amalia bangkit dan kembali ke dapur.

Indah berpikir, mengapa mudah sekali orangtuanya berkata seperti itu? Apakah dia tak tahu anaknya kini sedih melihat mereka? Cobaan itu memang harus ada setiap hubungan. Hanya bagaimana kita saja membuat itu baik seperti semula.

🖤🖤🖤

Abi sudah siap menggunakan baju sekolah, lalu menyisir rambutnya agar rapi. Tak lupa dia menyemprotkan parfum di seragamnya.

"Selesai!"

Abi menyambar tas dan kunci mobilnya. Kini dia telah siap menjemput sang kekasih. Abi menuruni anak tangga, lalu menyapa kedua orangtuanya.

"Pagi Ma, Pagi Pa."

"Pagi juga."

"Tumben wangi banget?" Tanya Papanya yang terheran, sebab tak ia tau anaknya jarang memakai pafrum jika tidak ada acara yang penting.

"Paling juga ketemu pacarnya, Om." Ledek Dirga.

"Halah. Lo anak kecil tau apa sih?"

"Eh ... bang jangan gitu, walaupun aku masih SMP, aku udah ngerti cinta-cintaan yee!"

"Iya, tapi gaada yang mau sama lo!"

"Eh gimana-gimana? Gak kebalik?"

"Mantan aku ada 5 bang. Mantan abang? 1 kan? Ngaku aja." Skakmat. Bahkan dia terkalahkan oleh bocah SMP. Tapi apa perdulinya. Punya mantan 1 atau seribu sama saja. Sama-sama menyakitkan.

"Bodoamat!"

"Lo kapan sih balik ke Jakarta! Bosen gue!"

"Dan!" Tegur Papanya.

"Danish, kamu gak boleh gitu. Dirga ini sepupu kamu loh. Mulai besok sampai Dirga tamat SMP dia tinggal sama kita. Jadi, jangan suka bertengkar ya." Jelas Mamanya.

"Biar kamu juga ada temennya juga. Ya hitung-hitung, Dirga sebagai pengganti Diza yang udah balik sama Tuhan." Ungkap Revi ----- Mamanya Abi.

Memori tentang kesalahannya dulu kembali terulang. Rasa sakit dan menyesal itu kembali lagi. "Gak ada yang bisa gantiin Diza mah."

Abi langsung meninggalkan meja makan. Tak perduli lagi dengan panggilan Papa dan Mamanya. Dia hanya ingin menenangkan diri dan bertemu dengan Indah.

Abi adalah sosok rapuh, namun mempunyai sifat yang keras diluar. Ada rasa dalam dirinya ingin melindungi seluruh keluarganya. Tidak ada yang boleh mengambil salah satu dari mereka. Jika itu terjadi, dia pasti akan menyalahkan dirinya sendiri karena teledor menjaganya.

Abi itu kejam. Namun selalu tertutupi dengan sifat humorisnya kepada Indah. Jangan tanyakan apa yang dia telah lakukan kepada orang yang berani melukai salah satu orang terdekatnya dulu.

Jangan salahkan Abi yang sering bercanda tiba-tiba berubah segalak macan. Pikirkan apa yang telah kalian perbuat padanya, dan membuat dia berubah seperti itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Assalamualaikum Warahmatullahi WabarakatuhSelamat pagi, siang, sore, malamHayhay temen-temen 👋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Selamat pagi, siang, sore, malam
Hayhay temen-temen 👋

Apa kabar kalian?

Seperti biasa jangan lupa untuk vote dan komen yakk!
Aku tunggu loh-,-

Jangan lupa juga untuk follow Ig wattpad aku yang followersnya tak seberapa ini yakk!Follback? Dm aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa juga untuk follow Ig wattpad aku yang followersnya tak seberapa ini yakk!
Follback? Dm aja

Salam dari Pohon👽
Wattpad : PohonBeringin123

Indah [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang