Happy Reading ✨
Percayalah semua penderitaan ini akan berakhir bahagia. Walaupun sebelumnya terlalu menyakitkan.
~PohonBeringin123
..............................🖤🖤🖤.............................
Indah berlari tak tentu arah, dia tak tahu kakinya akan membawanya kemana. Yang dia inginkan, hanya pergi menjauhi Abi. Jauh, sejauh-jauhnya sampai-sampai Abi melupakannya dan begitu pun juga dirinya.
Abi mengejar Indah. Dia tak akan mungkin merima keputusan Indah, tanpa tahu alasannya. Abi tak terima, jika Indah meminta, permintaan itu tanpa berpikir panjang, tanpa memberitahunya permasalah yang sesungguhnya.
"Indah!" Jerit Abi. Entah mengapa langkah Indah terhenti, kala mendengar suara itu.
"Kita bisa bicarain ini baik-baik."
Indah menyeka air matanya yang lolos tanpa komando sejak tadi. Dia harus terlihat biasa saja di depan Abi. Dia tak mau memperlihatkan kepedihan yang dia tanggung seorang diri. Mereka kini tengah berada di tengah lapangan basket, bertepatan di belakang gedung sekolah. Suasananya sepi, tidak ada seorangpun yang berlalu lalang. Yang lain tengah fokus dengan Event Hari Guru di lapangan utama. Seakan semesta mendukung pembicaraan mereka agar tiada yang mengetahui permasalahan yang tengah mereka hadapi.
Abi berjalan mendekat, dan Indah berjalan mundur. Dia tetap pada keinginannya. "Ndah, apa sih salahnya aku? Kita juga bisa ulang ini semua dari awal. Aku gak mau pisah dari kamu."
"Stop!" Abi berhenti di tempatnya.
"Aku gak bisa, aku gak pantas untuk kamu!"
Abi terbelalak, kenapa Indah bisa berkata seperti itu? Dia sama sekali tak mempersalahkan apa pun tentang dirinya.
"Jelasin maksud kamu!" Perintah Abi. Namun Indah tetap diam, dia malah berjalan mundur.
"JELASIN, INDAH!" Indah tersentak, Abi membentaknya. Air mata itu kembali lolos dan menggenangi pipi mulus Indah.
Abi yang sadar akan perbuatannya pun langsung mendekat. Namun Indah malah berbalik dan pergi meninggalkannya. Abi berteriak frustasi dan ikut berlari mengejar Indah. Tak butuh waktu lama bagi Abi untuk mendapatkan tubuh Indah. Dengan cepat dia menarik tangan Indah, sehingga dia terhuyung membentur tubuh Abi.
Abi tak menyia-nyiakan waktunya. Dia terus mendekap tubuh Indah agar dia tenang. Tubuh Indah bergetar hebat, dia berusaha melepaskan diri. Namun, tenaga yang dia punya tak sebanding dengan tenaga Abi.
"Maafin aku, Ndah. Maaf ...."
"Kamu nge-bentak aku."
"Maaf, Ndah. Maaf."
Ketika Indah sudah lebih tenang dari sebelumnya, Abi mengendurkan pelukannya. Dia menangkup pipi Indah dan menghapus jejak-jejak air mata di sana. Abi tak mau air mata itu jatuh hanya karena kelakuannya.
"Aku gak mau putus, Ndah. Aku sayang sama kamu. Apa pun yang telah terjadi sama kamu, bagaimana bentuk kamu, atau apa pun itu. Aku gak peduli. Jangan pernah kamu ngerasa, kamu gak pantes untuk aku."
"Bi, tolong dengarin aku. Kamu punya keluarga yang sempurna. Sedangkan aku, orang tua aku aja pisah."
"Aku gak peduli, Ndah. Aku tetep cinta sama kamu."
"Sekali pun aku ini anak haram?" Sahut Indah. Abi terdiam, dia menatap mata Indah bergantian mencari celah kebohongan di sana.
"Udah jelas, kamu bahkan diam saat aku ngomong yang sebenarnya." Indah pun kembali pergi. Namun, sudah terlebih dahulu di cekal oleh Abi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Indah [SELESAI]
Teen Fiction-Kehidupan Dirinya Tak Seindah Namanya- Kehidupan yang dijalani Indah berbanding terbalik dengan namanya. Keluarga harmonis tidak ada pertengkaran, itu lah yang didambakannya. Disekolah dibully, di rumah menyaksikan pertengkaran kedua orang tua past...