17. Adam Jovan

251 40 5
                                    

"Lagian gue juga nggak tahu kak Rey suka sama gue atau nggak, mungkin aja gue cuma berharap sama sesuatu yang nggak pasti," - Rafirdha Grizella Pranadipa

17. Adam Jovan

"Danitaaa!! balikin nggak pulpen gue!!" teriak Clarisa sambil mengejar Danita keliling kelas.

"Pinjem! pelit banget sih lo!" jawab Danita yang masih sibuk menghindar dari kejaran Clarisa.

"Nggak mau! lo nggak liat isinya udah tinggal dikit, pulpen gue cuma itu satu-satunya! balikin nggak!" omel Clarisa kepada sahabatnya itu, "gue timpuk lo pake tas!" ancamnya dengan tas entah tas milik siapa yang sudah ia angkat di atas kepalanya.

Bruk!

"WOI!!!"

Yup, tas yang Clarisa lempar salah sasaran, membuat Adam yang saat itu baru akan masuk kelas menjadi korbannya.

"Kok lo ngelempar gue pake tas sih? tas gue lagi! wah cari masalah nih lo berdua, berantakan nih woii!" omel Adam semakin menjadi saat mengetahui tas yang dilemparkan Clarisa kepadanya adalah tas milik Adam sendiri.

"Sorry Dam, gue nggak sengaja. DANITAAA AWAS LO YA!" ucap Clarisa kepada Adam, setelahnya ia berlari keluar kelas untuk mencari keberadaan Danita yang sudah membawa lari pulpennya.

Rara hanya tertawa dari tempat duduknya. Kelakuan sahabatnya yang konyol dan selalu heboh itu mampu membuatnya tertawa bahagia. Ia tidak bisa membayangkan jika dirinya tidak bertemu dengan Danita dan Clarisa saat pertama masuk sekolah, mungkin dirinya tidak akan memiliki teman yang membuatnya senyaman ini. Mungkin.

Bagi Rara, memiliki seorang sahabat lebih berharga dibandingkan dengan memiliki kekasih. Karena saat orang-orang pergi dan membiarkan dirinya sendiri, sahabatlah yang paling tepat dijadikan tempat untuk berbagi.

"Bener-bener dah tuh anak berdua, ngerusuh mulu," gerutu Adam sambil merapikan kembali tas nya yang berantakan tadi.

"Haha, sabar," ucap Rara sambil mentertawai sahabatnya itu.

"Eh Ra, nggak ke kantin lo? gue perhatiin, lo jadi sering mendem di kelas kayak ayam lagi ngeram aja," tanya Adam kepada Rara sambil mendudukkan dirinya di hadapan perempuan itu.

"Haha, nggak. Males jalan gue, capek," jawab Rara.

"Males jalan apa males ketemu Reyga?" ejek Adam sambil mengeluarkan beberapa makanan dari kantong plastik yang ia bawa.

Gue bukan males ketemu kak Rey, malahan gue pengen banget ketemu sama dia.

"Apaan sih lo, nggak lah. Kalo ngomong suka ngaco," jawab Rara dengan kekehan nya.

"Bisa jadi aja, haha," jawab Adam, "tuh makan, gue sengaja beli banyak, biar bisa bagi-bagi sama lo," lanjutnya sambil menawarkan makanan kepada Rara.

"Ngerepotin banget, hehe," jawab Rara singkat.

"Gue nggak ngerasa direpotin apa-apa tuh," jawab Adam sambil menggigit kuaci yang ada di tangannya.

Mendengar jawaban Adam, membuat Rara teringat dengan reyga saat laki-laki itu mengantarkan dirinya pulang.

Gue nggak pernah ngerasa kerepotan, selagi gue senang ngelakuinnya.

Reyga, dia apa kabar?

"Woii Ra, malah ngelamun, makan," tegur Adam menyadarkan Rara.

"Iya, ngagetin aja lo!" jawab Rara lalu mengambil makanan yang ada di meja nya.

Adam memperhatikan Rara yang memakan makanan yang ia bawa. Tanpa sadar, Adam tersenyum ke arah nya.

Relove [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang