"Gue nggak pendendam, Gue diajarin buat memaafkan sebelum orang meminta maaf," —Reyga Aldhino Syahreza.
35. Hampir Selesai
Reyga memutuskan untuk mendatangi Meliza di rumahnya. Berniat untuk berbicara empat mata dengan perempuan itu tentang masalah dengan Rara selama ini. Mungkin bukan pilihan yang tepat untuk menemui Meliza saat malam hari. Karena bisa saja perempuan itu merasa geer karena tiba-tiba Reyga mendatanginya.
Reyga turun dari motor sport miliknya dan melepaskan helm. Rumah yang ditinggali Meliza terlihat sepi. Lampu yang menyala pun hanya bagian depan dan lampu garasi. Reyga berjalan mendekati pintu rumahnya. Baru saja Reyga akan mengetuk pintu, tapi pintu itu sudah terbuka. Lebih tepatnya tidak di kunci dan sedikit terbuka. Reyga mendekatkan pendengarannya saat mendengar suara tawa yang berasa dari dalam.
"Haha, Reyga? aku sebenarnya nggak sayang sama dia. Dari awal pun udah nggak sayang. Cuma seneng aja kalau lihat dia sakit hati waktu ceweknya aku isengin, haha."
Mata Reyga terbelak saat mendengar percakapan dua orang di dalam. Siapa lagi kalau bukan Meliza. Reyga memutar otak apa kesalahan yang pernah ia lakukan kepada Meliza hingga perempuan itu sangat ingin melihatnya terluka. Perempuan itu tidak sendiri melainkan dengan seorang laki-laki.
"Baguslah kalau nggak sayang sama dia, kamu harusnya sayang sama aku doang. Lagian aku nggak suka sama Reyga karena dia tahu semua kelakuan aku kalau di luar sekolah. Untungnya aku ketemu sama kamu, jadinya kita bisa kerja sama buat bikin dia kapok dan nggak ngebongkar rahasia yang selama ini aku simpan dari guru-guru di sekolah. Aku suka balapan liar, main di club, banyak lah. Kalau ketahuan kan bisa bahaya popularitas aku sebagai ketua OSIS yang pintar," ucap laki-laki itu.
"Haha, kamu tuh ya, majang nama aja di OSIS," jawab Meliza.
"Belajar tuh capek, apalagi jadi ketos, melelahkan," ucap laki-laki itu dengan sedikit mendramatisir.
Reyga mendengarnya dengan jelas. Laki-laki itu adalah Adelio, si ketua OSIS penuh kebohongan. Tangan Reyga dikepalnya kencang hingga urat-urat tangannya pun terlihat dengan jelas. Dia benar-benar marah.
Dua orang yang selama ini membuat Rara menderita ternyata juga berniat ingin menjatuhkan dirinya.
Brak!
Meliza dan Adelio terkejut bukan main saat Reyga tiba-tiba datang dan memergokinya sedang berduaan. Reyga benar-benar marah karena melihat keduanya sedang berangkulan mesra sedangkan ia dan Rara merasakan sakitnya berpisah.
Bugh!
Reyga menghujani wajah Adelio dengan pukulannya.
"BANGSAT LO!" umpat Reyga dengan kasarnya, "ternyata selama ini kalian lebih busuk dari yang gue kira!" lanjutnya.
Bugh! Bugh!
Reyga kembali menghajar Adelio dengan brutal. Untung saja rumah Meliza tidak ada orang. Jadi dia bisa dengan sepuasnya memukuli Adelio.
Sebenarnya bukan Adelio yang ingin ia hajar. Melainkan Meliza. Perempuan yang pernah mengkhianatinya dan sekarang ingin melukainya lebih dalam lagi. Tapi karena Meliza seorang perempuan, dan Reyga bukanlah laki-laki pengecut yang berani bermain tangan dengan perempuan akhirnya Reyga melampiaskan kemarahannya kepada Adelio. Laki-laki yang juga ikut terlibat dalam rencana busuk Meliza.
Bugh!
Reyga kembali memukuli Adelio.
"Dhino! cukup!" jerit Meliza sambil berusaha menghentikan Reyga.
"DHINO! STOP!" teriaknya dengan suara tangisan membuat Reyga berhenti memukuli Adelio.
Reyga menoleh ke arah Meliza dengan tatapan benci dan penuh amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relove [COMPLETED]
Teen Fiction[COMPLETED] WELCOME BACK IN MY STORY!! --- Ketidaksengajaan menjadi awal pertemuan Rara dan Reyga. Sepasang manusia yang sedang belajar tentang cinta sedangkan yang satunya sedang belajar melupakan masa lalu. Sebuah cerita yang membuat sesuatu yang...