26. Fakta

202 22 0
                                    

"Lo cewek tergila dan terlicik yang pernah gue kenal! lo udah dibutain sama cinta!"  - Rafirdha Grizella Pranadipa untuk Auristela Meliza.

26. Fakta

Entah ini sudah hari ke berapa Rara tidak bertegur sapa dengan Reyga, pun dengan teman-temannya, kecuali Ardhan. Abangnya itu selalu mencoba menghibur Rara agar adiknya itu tidak mendiaminya.

Semua yang ia rasakan terlalu random. Ia bahkan tidak mampu menelaah dan mencerna apa yang ia rasakan. Terlebih lagi saat Reyga menyatakan perasaannya kepada Rara. Rara masih tidak mengira jika semua itu hanya Reyga lakukan untuk menyenangkan Rara saja, bukan atas dasar sayang seperti yang dikatakannya hari itu.

Baginya ini terlalu cepat untuk dia rasakan. Ia bahkan tidak pernah mengira bahwa cinta pertamanya tidak seindah yang ada di pikirannya. Semuanya bertolak belakang seolah tidak membiarkan satu pun yang ada di bayangan Rara menjadi nyata. Ia membenci dirinya yang sekarang. Penuh luka dan penyesalan. Satu-satunya cara yang dapat dilakukan adalah melupakan dan bersikap seolah-olah semuanya baik-baik saja. Meski sejujurnya sulit untuk bersikap biasa saja sedangkan hatinya sedang tidak baik-baik saja.

Persetan tentang kata-kata manis yang pernah Reyga ucapkan coba ia lupakan. Rara lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Danita dan Clarisa, meski keduanya sering membuat Rara kesal, tapi setidaknya saat bersama mereka Rara bisa melupakan Reyga meski hanya sementara. Pun dengan Adam, laki-laki itu selalu ada di saat Rara membutuhkan tempat untuk membagi beban yang ia pikul sendiri di pundaknya. Saat bersama Adam, Rara lebih berbesar hati untuk tertawa bersama atau bahkan jalan-jalan berdua. Rasanya dibandingkan dengan Reyga, Adam lebih mengerti isi hati Rara. Namun sayang, hati perempuan itu masih terjebak dengan perasaannya kepada Reyga. Membuat Adam yang ingin masuk ke hatinya terhambat oleh tembok yang Rara bangung terlalu kuat atas dasar perasaan sayangnya kepada Reyga yang sudah menyakitinya.

Rara sedang melamun di salah satu bangku taman yang berada tidak jauh dari kelasnya. Seperti biasa, ia hanya memperhatikan lalu-lalang siswa berseragam SMA Libra di hadapannya.

"Hai Ra," sapaan seseorang yang berasal dari sebelahnya membuat Rara menoleh.

"Kak Meliza?" tanya Rara saat tiba-tiba Meliza berada di sampingnya, "ada apa ya?" lanjutnya.

"Gue mau ngobrol sama lo, tapi bukan di sini, boleh?" tanya Meliza sambil melempar senyumnya ke arah Rara.

"Oh, boleh kak di mana?"

"Ikut gue yuk," ajak Meliza membuat Rara berjalan mengikuti gadis itu.

Rara mengedarkan pandangan di sekelilingnya, ia merasa asing dengan tempat ini. Tumpukan meja dan kursi yang rusak, dan sepi. Tidak ada satupun orang yang melewatinya. Sepertinya ini gudang, tapi entahlah ia tidak pernah mendatangi tempat ini.

"Kak kita mau ke mana?" tanya Rara.

Kali ini ia merasa takut saat Meliza tidak juga berbicara kepadanya.

"Kak, ini udah mau bel, Rara ke kelas aja ya,," Rara mencari-cari alasan agar dirinya bisa pergi dari tempat sepi itu.

Saat ia ingin berbalik, tiba-tiba tangan Rara di cengkeram oleh tangan Meliza yang berkuku panjang itu.

"Nggak usah cari-cari alasan lo!" bentak Meliza yang semula berwajah bak malaikat sekarang sudah berubah menjadi mengerikan seperti iblis, "Masuk!" bentak nya lagi sambil mendorong tubuh Rara dengan kasar ke dalam gudang.

Rara terjatuh karena dorongan yang cukup keras dari Meliza. Ia meringis sambil membersihkan lututnya yang sedikit memar karena terbentur lantai. Ia merasakan seseorang berjalan dan berjongkok di hadapannya.

Relove [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang